DUA PULUH ENAM

6.7K 589 16
                                    

Setelah memastikan keadaan Aska baik-baik saja. Alex pun mengendong Aska ke kamarnya, setelah sampai di kamar Alex lalu membuka seragam yang dipakai Aska dan melihat kalau seragam Aska agak kotor.

"Kok seragam baby bisa kotor?" Tanya Alex.

"Aska tadi jatuh dad." Jawab Aska yang menundukkan kepalanya takut ketahuan berbohong.

"Ini apa? Kenapa bisa lebam?" Tanya Alex dengan nada sedikit keras yang melihat diperut Aska terdapat lebam-lebam.

"Tadi Aska jatuh dad". Jawab Aska yang ingin menutupi kejadian tadi di sekolah.

"Baby, daddy ga suka dibohongi." Ucap Alex dengan lembut tapi penuh ketegasan dan melanjutkan kegiatannya membuka pakaian Aska.

"Hiks hiks maafin Aska, dad" Tangis Aska pecah.

"Hey baby, kenapa menangis hm?" Tanya Alex yang membelai kepala Aska.

"Aska hiks udah bohong hiks sama daddy hiks." Ucap Aska yang ketakutan Alex marah dan memukulnya.

"Baby bohong kenapa?" Tanya Alex yang melupakan emosinya melihat Aska yang menangis.

"Aska ga hiks jatuh dad tapi hiks perut Aska hiks ditendang." Jawab Aska yang masih menangis.

Seketika darah Alex serasa mendidih mendengar ada yang berani melukai permatanya.

"Siapa yang menendang perut baby?" Tanya Alex yang berusaha menahan emosinya di depan Aska. Alex hanya tidak ingin Aska ketakutan melihatnya.

"Kak Jessica hiks" Jawab Aska yang meremas tangannya.

Alex yang mendengar orang yang sudah menyakiti Aska hanya bisa mengepalkan tangannya saat ini berusaha menahan emosi, sekarang ini waktu yang harus dimanfaatkan oleh Alex untuk bersama Aska karena nanti jika anak-anaknya lain pulang pasti akan memonopoli Aska.

"Ya udah, nanti kita bahas lagi. Yang jelas sekarang baby membersihkan badannya dulu dengan daddy ya." Ucap Alex yang menggendong Aska ke kamar mandi.

🐰

Saat ini di rumah sakit seorang perempuan berjalan dengan tertatih-tatih menahan sakit di perutnya. Jessica yang akan pulang ke rumah untuk mengobati perutnya mendapat telepon dari ibunya jika Rafael mengalami musibah. Dengan menahan sakit Jessica pun akhirnya sampai di kamar rawat Rafael.

Ceklek

"Ibu." Panggil Jessica yamg melihat Yuna duduk disamping ranjang Rafael.

"Sayang, kamu udah sampai?" Tanya Yuna yang menyadari kehadiran Jessica.

"Iya bu. Gimana kejadiannya bu?" Tanya Jessica langsung.

"Ibu pun juga ga tau, polisi mengabari ibu jika mereka menemukan kakak kamu pingsan dengan keadaan babak belur. Saat ini Ayah sedang berusaha mencari pelakunya." Jelas Yuna yang merasa sedih dengan keadaan Rafael.

"Ssshh" Desis Jessica menahan sakit saat mencoba duduk di sofa.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Yuna yang mendengar desisan Jessica.

"Ibu tau, anak pungut itu kembali ke sekolah. Bukannya dia sudah mati karena organnya sudah diambil." Adu Jessica dengan kesal.

"Kamu serius? Kok bisa?" Tanya Yuna yang masih tidak percaya tapi saat kejadian di mal waktu itu dia yakin ada sesuatu yang terjadi.

"Iya bu. Saat aku membully anak pungut itu seseorang menolong dia dan malah aku yang dibully oleh orang itu." Ucap Jessica

"Kamu dibully? Apa yang dilakukan orang itu?" Tanya Yuna yang memeriksa seluruh tubuh Jessica hingga tanpa sengaja Yuna menyentuh perut Jessica.

"Ssshh, sakit bu. Perut aku ditendang sama orang itu." Adu Jessica dengan kesakitan.

"Perut kamu? Coba ibu lihat." Perintah Yuna yang langsung diikuti Jessica dengan menyingkapkan bajunya.

"Astaga, ini parah Jes. Banya0k sekali lebam-lebamnya" Histeris Yuna saat melihat lebam yang memenuhi perut Jessica.

"Ayo kita periksa ke dokter mumpung sekarang kita dirumah sakit. Ibu akan bilang ayah biar orang yang melakukan ini sama kamu dihukum" Sambung Yuna merapikan seragam Jessica dan membawanya untuk melakukan pemeriksaan.

🐰

Setelah memakaikan semua perlengkapan untuk Aska dari membalurkan minyak telon, memasang popok hingga memakaikan pakaian dan terakhir Alex memberikan Aska botol susu yang sudah dimintanya kepada maid.

"Baby tunggu disini dulu ya, Daddy kebawah sebentar." Ucap Alex memasangkan selimut kepada Aska lalu mengusap kepalanya, yang langsung diangguki oleh Aska.

Alex pun segera menuju ke bawah dan menelepon Edwar untuk datang ke mansion nya. Hingga terdengar teriakan Alex memanggil Ren.

"Ren!" Teriak Alex diruang keluarga yang kebetulan Agra masih disana sedang memainkan handphonenya.

"Iya tuan." Jawab Ren.

"Perkembangan apa yang kamu dapatkan mengenai keluarga Wijaya?" Tanya Alex.

"Saat ini saya mendapat kabar kalau anak buah dari tuan Axcel melakukan penyerangan kepada Rafael anak laki-laki mereka." Beritahu Ren.

"Terus apa lagi?" Tanya Alex yang belum puas mendengar kabar tersebut.

"Dan juga beberapa investor di perusahaan Wijaya juga telah menjual saham-sahamnya kepada kita. Dan saya juga sudah memasukkan mata-mata ke perusahaan tersebut." Jelas Ren.

"Itu belum cukup Ren, pengawalan Aska di sekolah bagaimana? Kenapa kalian masih kecolongan hah?" Tanya Alex murka kepada Ren.

"Sudah saya lakukan tuan." Ucap Ren.

"Apanya yang telah dilakukan? Jika telah dilakukan kenapa Aska masih tersakiti hah?" Emosi Alex ketika mengingat lebam diperut Aska.

"Maafkan saya tuan, saya tidak tau." Ucap Ren yang menundukkan kepalanya.

"Maksud Daddy tersakiti bagaimana?" Tanya Agra yang memang mendengar semuanya.

"Iya, perut Aska lebam karena ditendang oleh Jessica, anak dari Aditya Wijaya." Jawab Alex.

"Ditendang maksud daddy?" Tanya Altair yang baru saja pulang dan diikuti oleh Arvan dibelakangnya.

Lalu diceritakan lah oleh Alex apa yang terjadi tadi saat Alex memandikan Aska. Mereka semua marah saat mendengar cerita dari Alex.

"Dad, siapa yang sakit?" Axcel yang baru pulang bertanya karena didepan rumah dia bertemu dengan Edwar yang baru datang.

"Aska" Jawab Arvan.

"Gimana bisa sakit? Tadi kan ga apa-apa?" Tanya Axcel.

"Ada apa kak?" Tanya Edwar kepada Alex.

"Lebih jelasnya lagi lebih baik kita ke kamar baby." Ucap Alex beranjak pergi ke lift menuju ke kamar Aska.

Mereka semua pun mengikuti Alex ke kamar Aska kecuali Ren yang tetap berada disana.

Ceklek

Alex yang membuka pintu melihat ke arah Ranjang dan ternyata pemeran utama yang dibicarakan tadi telah tertidur dengan botol susu yang telah habis di sampingnya.

Mereka melihat Aska yang seperti itu melupakan sejenak kemarahan mereka tentang yang terjadi tadi.

"War, coba periksa perutnya baby." Suruh Alex kepada Edwar.

Edwar yang disuruh oleh Alex langsung membuka selimut Aska, hingga membuat Aska bergerak karena merasa ga nyaman membuatnya melenguh.

"Eeuugghh"

Altair yang berada dekat meja nakas langsung mencari pacifier di dalam lacinya. Setelah menemukannya Altair langsung memasangkannya ke mulut Aska membuat Aska kembali diam.

Setelah Aska terlihat nyaman,Edwar pun langsung menyingkap baju Aska ke atas. Hingga membuat orang-orang disana terkejut.

"Astaga" Ucap Arvan

"Ya tuhan" Kaget Altair

"Siapa yang melakukan ini kepada baby?" Geram Axcel melihat perut Aska terdapat lebam-lebam biru.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang