TIGA PULUH DUA

6.2K 506 11
                                    

Saat ini Axcel sedang berada di kamar Aska dan tidak menemukan keberadaannya, lalu beranjak keluar dan menanyakan kepada maid tentang keberadaan Aska.

"Dimana Aska?" Tanya Axcel.

"Tuan muda Aska sekarang berada dikamar tuan muda Arlan. Tuan" Jawab maid tersebut.

Setelah mendengar jawaban maid tersebut, Axcel lalu berjalan menuju ke kamar Arlan.

Tok

Tok

Tok

Arlan yang sedang tertidur merasa terganggu dengan suara ketukan pintu dan terbangun dengan Aska dalam dekapannya. Setelah melepaskan diri dari Aska dan menghadiahkan ciuman di kening Aska, Arlan pun turun beranjak menuju ke arah pintu.

"Axcel. Ada apa?" Tanya Arlan melihat Axcel yang mengetuk pintu kamarnya.

"Baby di dalam?" Tanya Axcel tanpa menjawab pertanyaan Arlan.

"Iya. Dia tertidur." Jawab Arlan lalu masuk kembali ke dalam kamar dan diikuti oleh Axcel. Arlan yang berjalan kearah sofa tapi Axcel menuju kearah Aska lalu mencium pipi Aska.

"Sini, ada yang mau aku bicarakan." Suruh Arlan.

"Seharusnya Abang mengantarkan Aska ke rumah sakit untuk pemeriksaan kan?" Tanya Axcel.

"Iya, itulah yang mau abang bicarakan." Ucap Arlan.

Kemudian Arlan pun menceritakan apa yang terjadi dengan Aska bermula dari Aska yang bermimpi hingga Aska takut ke rumah sakit dan Aska yang takut ditinggalkan.

"Menurut kamu apa yang sebenarnya terjadi dengan baby?" Tanya Arlan dengan raut serius

"Aku pikir ada semacam trauma yang dialami oleh baby. Kejadian matanya ditutup tadi pagi mungkin membuat traumanya kembali." Jawab Axcel yang menarik kesimpulan dari cerita Arlan.

"Sebenarnya abang mau membawa Aska ke rumah sakit sekalian untuk mengecek psikologisnya." Ucap Arlan.

"Abang pikir baby gila." Marah Axcel

"Bukan, abang hanya ingin..."

"Abang." Teriak Aska memotong perkataan Arlan.

Mendengar teriakan Aska, membuat Arlan dan Axcel berlari ke arah ranjang dan menampakkan Aska yang duduk terbangun dengan berkeringat.

"Abang disini baby." Ucap Arlan yang langsung memeluk Aska diranjang.

"Hiks abang hiks" Tangis Aska memeluk Arlan dengan meremas baju yang dipakai Arlan.
Axcel yang melihat Aska seperti itu merasakan sesak.  Kejadian apa yang dialami oleh Aska hingga membuat dia trauma.

"Abang disini, jangan nangis lagi ya." Ucap Arlan menenangkan Aska dan bertatapan dengan Axcel. Arlan yang seakan memberitahu kan kepada Axcel seperti ini keadaan Aska.

Setelah merasa tenang, Arlan pun melepaskan pelukannya dan Aska yang juga sudah berhenti menangis pun seketika langsung menundukkan kepalanya setelah melihat keberadaan Axcel.

"Hai baby." Sapa Axcel yang tidak ingin membahas apa yang terjadi tadi.

"Iya abang." Jawab Aska yang masih menundukkan kepalanya.

"Abang tadi beli es krim. Baby mau?" Tanya Axcel yang memang tadi sengaja membelikan Aska berbagai cemilan hingga es krim.

"Mau bang." Jawab Aska antusias memperlihatkan senyumannya.

"Eh ga bisa. Baby harus mandi dulu, baru boleh makan es krim." Ucap Arlan pura pura tegas di depan Aska.

"Tapi bang, nanti es krimnya habis lalu Aska ga kebagian." Ucap Aska dengan raut sedih.
Melihat raut wajah Aska sebenarnya membuat mereka tidak tega, tapi mereka ingin membuat Aska melupakan kejadian tadi.

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang