SEPULUH

12.5K 655 1
                                    

Mereka semua merasa bahagia karena penantian mereka selama 15 tahun ini terbayar sudah. Anak dan adik mereka yang dulu hilang telah kembali pulang, padahal mereka sudah hampir menyerah tetapi memang takdir mempertemukan mereka kembali.

"Jadi, gimana kak? Kita tunggu biusnya abis atau kita bangunin baby sekarang aja?" Tanya Edwar. Alex yang ditanyapun menggelengkan kepala.

"Ga usah, mungkin besok pagi biusnya udah habis. Kita biarkan aja baby istirahat dulu." Ucap Alex.

"Ya udah, kalo gitu aku pulang." Pamit Edwar sambil menuju kearah pintu, kemudian diikuti oleh Alex yang akan membuka pintu.

"Kalian keluarlah, biarkan baby istirahat dulu." Suruh Alex yang langsung keluar dari kamar Aska. Mereka yang mendengar perintah Alex lalu keluar tidak lupa mencium kening Aska.

🐰

Disebuah rumah terdapat sebuah keluarga sedang berkumpul, mereka keluarga Aditya Wijaya. Mereka terlihat seperti keluarga harmonis dan bahagia tidak ingin tau bagaimana keadaan anak yang telah mereka korbankan.

"Bu, emang anak pungut itu kemana sih?" Tanya jessica yang sedang bersandar di bahu Yuna.

"Kenapa sih mau tau?" Tanya balik Yuna sambil menjepit hidung Jessica.

"Aduh, sakit ibu. Ya aku penasaran aja, soalnya Vano nyariin aku tadi cuma mau nanyain si anak pungut itu." Ucap Jessica sambil mengusap-usap hidungnya.

"Sekarang kamu ga usah mikirin dia, yang jelas sekarang apapun yang kamu mau akan ayah dan ibu kabulkan." Jelas Yuna dengan mengusap-usap tangan Jessica.

"Iya, sekarang kamu mau apa biar ayah belikan." Sambung aditya.

"Ayah beneran? Bukankah keuangan kita sedang menipis?" Tanya Jessica dengan lesu.

"Kamu tenang aja, sekarang kita ga perlu memikirkan tentang uang lagi. Karena ayah sekarang sudah punya uang lagi." Jelas Aditya.

"Kalo gitu, aku pengen punya mobil sendiri." Minta Jessica ke Aditya.

"Ok, besok kita beli." Setuju Aditya. Jessica yang mendengarkan itu langsung memeluk Aditya dan langsung mencium pipinya.

"Aku juga mau motor sport ayah" Sambung Rafael yang sedari tadi diam menyimak percakapan mereka.

"Iya iya besok kita beli." Setuju Aditya. Keluarga yang sangat harmonis tanpa tau bahwasanya kehidupan mereka sudah diawasi oleh keluarga Avier, sekarang kita biarkan mereka bersenang-senang dulu karena akan tiba waktunya mereka akan menangis meminta pengampunan dan mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka lakukan terhadap Aska

🐰

Euggh

Lenguh seorang pemuda yang tertidur selama hampir 2 hari dikarenakan bius. Aska yang sudah sadar merasa bingung, dan merasa ada sesuatu dimulutnya yaitu pacifier langsung melepaskannya. Lalu melihat ada infus ditangannya dan seketika langsung duduk karena merasakan perih dipunggungnya akibat cambukkan yang dia dapatkan kemaren.

"Aku dimana? Kenapa mereka membawa aku" Tanya Aska dengan bingung sambil memperhatikan keadaan disekeliling kamar. Kamar yang mewah, lebih mewah daripada yang ada dirumah Aditya.

"Sssshh" Ringis Aska yang mencabut infusnya dengan hati-hati. Lalu Aska turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu, dan mencoba membuka pintu yang ternyata tidak bisa dibuka.

"Kenapa ga bisa dibuka? Apa aku dikurung disini?" Tanya Aska sambil tetap membuka pintunya walaupun hasilnya nihil. Beberapa kali dicoba tetap ga ada hasil akhirnya Aska menyerah, lalu beranjak menuju sofa. Aska yang bingung dengan ini semua terus bertanya-tanya dalam hati.

"Apakah aku akan dibunuh lalu organku diambil? Atau aku akan disiksa dan dijadikan pelayan?" Monolog Aska dalam hati, hingga tanpa sadar Aska mulai merebahkan diri menyamping diatas sofa dan tertidur.

Ceklek

Terdengar pintu terbuka, seseorang masuk ke dalam dan melihat keadaan ranjang yang kosong langsung terkejut karena tidak ada Aska diatas ranjang dan ada bekas infusan yang dicopot. Melihat sekeliling tidak ada, lalu Altair orang tersebut mencari didalam kamar mandi juga tidak ada.

"Baby kamu kemana? Bagaimana bisa kamu keluar?" Gumam Altair tanpa tau orang yang dicari tidur disofa yang membelakangi pintu jadi kalo dari arah pintu memang tidak akan terlihat. Dengan ketakutannya Altair langsung menggedor pintu kamar Arlan yang memang berada di sepan kamar Aska.

Dug

Dug

Dug

"Bang, baby hilang bang!" Teriak Altair sambil mengedor pintu kamar Arlan. Mereka yang berada di lantai 3 semuanya keluar mendengar teriakkan Altair.

Ceklek

"Ada apa Al?" Tanya Arsen dengan penampilannya sudah rapi yang langsung keluar kamar ketika mendengar teriakan Altair

"Itu bang, baby ga ada dikamarnya" Beritahu Altair.

"Ga ada gimana?" Tanya Axcel terkejut dengan muka bantalnya.

"Iya bang, infusannya aja udah dicopot juga." Ucap Altair lagi dengan panik.

"Udah kamu cek semuanya, dikamar mandi mungkin?" Tanya Arlan yang cuma memakai bathrobe.

"Udah bang, ga ada juga." Ucap Altair.

"Ya udah kamu kebawah panggil daddy" Suruh Arvan yang menyimak percakapan mereka dan langsung saja mereka  memasuki kamar tersebut.

Sedangkan Aska yang terbangun karena mendengar pintu terbuka tadi langsung terkejut dan turun kebawah sofa dengan menekuk kedua kakinya dan memeluk lututnya dengan ketakutan.

Mereka semua memastikan ke dalam kamar Aska dan mencari keberadaan Aska dikamarnya. Hingga Agra melihat Aska yang memeluk lutut di bawah sofa. Memang sedari tadi Agra hanya memperhatikan saudara-saudaranya dengan diam

"Itu dia." Beritahu Agra ke semua orang.

Mereka yang mendengarkan perkataan Agra langsung menghampiri Agra dan terlihatlah Aska yang meringkukk dibawah sofa. Arlan pun mulai mendekati Aska.

"Baby, kamu kenapa disini?" Tanya Arlan dengan lembut.

"Hiks hiks am-puni a-ku hiks hiks a-ku mo-hon ja-ngan hiks bu-nuh a-ku" Tangis Aska dengan gemetar sambil tetap memeluk lutut. Mereka yang mendengar ucapan Aska langsung terkejut.

"Baby ini abang, jangan takut." ucap Arlan sambil menyentuh tangan Aska.

"Hiks hiks ja-ngan ja- ngan hiks hiks pu-kul a-ku hiks hiks a-ku mo-hon." Histeris Aska sambil mundur saat Arlan menyentuhnya. Mereka merasakan sakit saat mendengar ucapan Aska dan tangisan Aska. Axcel yang sudah tidak tahan mendengar tangisan Aska langsung mendekati Aska dan dengan paksa menggendongnya.

"Hiks hiks ga ma-u hiks hiks" Berontak Aska dalam gendongan Axcel. Axcel yang dengan erat memeluk Aska langsung mengelus punggung Aska. Aska tetap menangis sambil membenamkan wajahnya di leher Axcel. Axcel yang melihat Aska mulai tenang langsung membawa Aska duduk disofa sambil tetap memeluk Aska.
Tiba-tiba datang Alex dan Altair yang kelihatan panik.

"Gimana baby?" Tanya Alex dengan khawatir.

"Baby tadi sembunyi dad, dia meringkuk disudut sofa itu." Ucap Arsen sambil menunjuk tempat Aska ditemukan pertama kali. Dengan perasaan lega Alex dan Altair mendekati Aska.

"Jangan dulu dad Al, baby masih ketakutan. Tadi dia ga mau didekati malah menangis histeris  karena takut dibunuh sama dipukul." Jelas Arlan sambil menahan bahu Altair yang akan mendekati Aska.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang