Aska mendengar perkataan Darren merasa terharu dan bersalah karena gara-gara dirinya, mereka ikut-ikutan bolos. Tapi Aska ga bisa berucap apa-apa karena badannya masih lemas. Setelah beberapa saat terdiam, bel tanda pulang sekolah berbunyi.
"Kamu udah kuat? Biar aku antar kamu pulang." Tanya Vano sambil memegang tangan Aska.
"Udah mendingan kok, ga usah aku bisa pulang sendiri. Lagian aku bawa sepeda,lalu sepeda aku gimana." Jawab aska sembari duduk dan menatap polos Vano.
"sepeda kamu biar aku yang urus aku ga mau kamu pulang sendiri." Tegas Vano tak ingin dibantah.
"Iya." Aska menjawab dengan menundukkan kepalanya.
🐰
Dilain tempat Alex tiba disekolah dan menyuruh supir untuk parkir mengarah ke gerbang sekolah. Alex tidak turun tapi mengawasi sekitar karena ingin melihat Aska. Sekian lama menunggu, tiba-tiba Alex melihat Aska dibimbing oleh kedua temannya dan membawanya masuk ke dalam mobil.
"Dia kenapa? Wajahnya terlihat pucat. Apa dia sakit." Gumam Alex tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Aska. Dan setelah melihat Aska pergi, Alexpun pergi meninggalkan sekolah.
"Kita pulang." Perintah Alex.
🐰
Seseorang dikoridor yang mengarah kegerbang memperhatikan bagaimana mereka memperlakukan Aska, dan menatap sinis Aska.
"Lihat aja anak pungut, balasan apa yang akan kamu terima. Gara-gara kamu, aku tidak bisa mendekati Vano. Karena dia selalu mementingkan kamu." Gumam orang tersebut yang tidak lain adalah Jessica. Salah satu kakak angkat Aska, yang satu sekolah dengannya. Dia menyukai Vano, tapi karena Vano selalu bersama Aska jadi Jessica tidak bisa mendekatinya. Setelah melihat kepergian mereka, Jessica pun langsung beranjak pergi dengan wajah kesal.
🐰
Didalam mobil tidak ada yang mengeluarkan suara karena Vano membiarkan Aska untuk beristirahat sedangkan Darren sendiri pulang kerumahnya karena dia tidak perlu khawatir tentang Aska yang sudah pasti Vano akan menjaganya. Dan tiba-tiba mobil Vano berhenti disebuah cafe dan Vano keluar. Tidak lama kemudian Vano masuk kedalam mobil dan membawa beberapa kantong plastik dan menyimpannya didashboard. Lalu Vano mulai mengemudikan mobilnya setelah memperbaiki posisi Aska yang tertidur.
Setelah beberapa menit sampailah Vano disebuah rumah yang terbilang mewah."Aska, bangun. Kita udah sampai." Ucap Vano sambil menepuk lengan Aska dengan lembut.
"Eeughh, Vano." Ucap Aska sambil mengucek matanya.
"Jangan dikucek." Larang Vano dengan memegang tangan Aska.
Aska pun yang dilarang hanya tersenyum."Ini makanan untuk kamu dan ditas kamu ada obatnya, jangan lupa dimakan." Pesan Vano sambil memberikan makanan yang tadi dibelinya. Dan tadi Vano sempat meminta obat dari dokter untuk dibawa pulang oleh Aska.
"Iya, makasih banyak ya Vano." Ucap Aska lalu membuka pintu mobil dan membuka pintu gerbang dan berjalan memasuki rumah melalui pintu belakang. Vano yang melihat Aska memasuki rumah tersebut langsung mengemudikan mobilnya.
Aska yang memasuki rumah langsung menuju ke kamarnya yang terletak di dekat dapur. Setelah sampai dikamarnya Aska meletakkan makanannya di atas meja disamping kasur dan langsung merebahkan badannya di atas kasur karena badannya terasa lemas.🐰
Alex yang telah sampai dirumahnya langsung duduk lalu membuka jasnya dan melemparkannya ke sofa. Alex masih kepikiran tentang Aska tadi ada apa dengannya, Itu yang terus ada dibenak Alex. Tidak berapa lama kemudian, Ren datang setelah tadi dihubungi oleh Alex.
"Apa yang kamu dapatkan?" Tanya Alex tanpa basa basi.
"Keluarga Wijaya ternyata sudah 10 tahun ini menjadi salah satu kolega kita tuan. Tuan Aditya yang menjual dan menyediakan organ-organ ilegal untuk bagian anak-anak dan remaja tuan. Tapi beberapa tahun belakangan ini tuan Aditya tidak lagi menghubungi kami jika ada barang yang mau dijual karena salah satu anak buahnya tertangkap polisi. Salah satu anggota saya pernah menanyakan darimana dia mendapatkan organ-organ itu, dan dia bilang dari anak panti asuhan yang diadopsinya." Ucap Ren dengan penjelasannya yang lengkap.
"Brengsek, Aska bisa jadi korban dia selanjutnya." Maki Alex dengan emosi.
"Kamu atur bagaimana caranya si sialan itu menjual Aska kepada kita hidup-hidup. Dan usahakan jangan lecet sedikitpun. Sial!" Perintah Alex kepada Ren.
"Bagaimana bisa anak itu jatuh ketangan brengsek itu." Gumam Alex sambil mengusak kepalanya.
🐰
Tanpa sadar Aska ketiduran dan langsung mengingat bahwa dia belum makan dan minum obat. Aska pun langsung mengambil makanannya dan membuka makanannya, setelah melihat makanan yang dibelikan Vano sekali lagi Aska mengucapkan beribu terima kasih dan bersyukur memiliki mereka berdua yang menemani kisah hidupnya. Tiba-tiba Aska merasa haus dan kebetulan dikamarnya tidak ada air minum, dengan bergegas Aska keluar dari kamar menuju dapur. Didapur Aska yang tidak melihat satupun orang langsung mengambil air minum yang ada di atas pantry dan menuangkannya kedalam gelas.
Tanpa Aska sadari Jessica melihatnya sejak awal Aska memasuki dapur.Prang
Dengan sengaja Jessica menyenggol Aska dan menyebabkan gelas tersebut pecah.
"Hei anak pungut, kalo jalan tu yang benar. Lihat tu gelas kesayangan Ibu pecah, mata itu dipakai." Maki Jessica ke Aska. Aska yang dimaki langsung membungkukkan badannya.
"Maaf kak, aku ga sengaja." Maaf Aska dengan ketakutan. Jessica yang melihat Aska seketika ingat kejadian yang membuatnya kesal langsung mendorong Aska ke tempat pecahan gelas yang berserakkan di lantai. Dan entah disengaja atau ga tangan Aska tepat jatuh ke pecahan gelas tersebut. Jessica yang melihat langsung menginjak tangan aska.
"Ssshh sa-kit kak,ssshh am-pun kak." Mohon Aska yang kesakitan. Tanpa rasa kasihan Jessica menjambak rambut Aska.
"Ini karena kamu selalu menghalangi aku untuk mendekati Vano, kamu cuma anak pungut jangan banyak tingkah. Keberadaan kamu itu ga diharapkan, hanya sampah." Hina Jessica.
"Hiks hiks hiks." Tangis Aska menahan sakit. Tanpa mendengarkan tangisan Aska dan tangannya yang berlumuran darah, Jessica menyeret Aska ke kamar mandi dan menghidupkan air di wastafel.
"Kamu mau minum kan, ini minum!." Bentak Jessica dengan membenamkan kepala Aska ke wastafel.
"Hhmm ahh, am-pun hiks kak hiks." Mohon Aska sambil menarik nafas.
"Gimana enak? Kamu mau lagi?" Tanya Jessica. lalu tanpa mendengarkan Aska, Jessica kembali membenamkan kepala Aska ke wastafel sampai beberapa kali. Lalu tanpa kasihan Jessica mendorong Aska ke dinding.
"Dengar anak pungut, jauhi Vano atau kamu akan dapat lebih daripada ini. Paham!" Perintah Jessica dengan mencengkeram dagu Aska.
"Hiks hiks hiks hiks." Tangis Aska sambil mengangguk.
"Sekarang, bereskan kekacauan didapur sampah." Perintah Jessica lalu menendang kaki Aska dan langsung keluar kamar mandi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA KENZARO AVIER
FanfictionASKARA KENZARO AVIER pemuda polos yang besar dipanti asuhan diangkat anak oleh sebuah keluarga, tapi mereka memperlakukannya buruk. Hingga akhirnya keluarga kandungnya menemukannya. Bagaimana nasib askara? Apakah dia bisa mendapatkan kasih sayang d...