SEMBILAN

12.3K 630 4
                                    

Matahari belum terbenam seutuhnya, tapi satu persatu anggota keluarga AVIER telah kembali dari jadwal masing-masing. Biasanya mereka pulang malam atau malah lembur tapi karena ada sesuatu mereka ingin cepat-cepat pulang.
Arlan yang telah kembali duluan bergegas ke kamarnya dilantai 3 untuk membersihkan diri karena ingin bertemu dengan Aska. Begitupun juga Arvan, yang merasa gerah membersihkan diri terlebih dahulu. Alex pun yang sudah kembali lebih memilih merebahkan badannya disofa ruang keluarga. Dan terakhir Axcel dan Arsen memasuki rumah berbarengan. Arsen yang langsung duduk disofa, lain dengan Axcel yang berjalan menuju lift tanpa menyapa Alex. Axcel langsung kelantai 3 menuju kamar Aska, membuka pintu kamar Aska dengan sidik jari yang sudah diperbarui. Terkejut itulah yang pertama kali dirasakan oleh Axcel saat melihat diatas ranjang ada Altair yang sedang tidur memeluk Aska, tapi tertutupi dengan raut dinginnya berjalan mendekati ranjang Aska.

"Ta, bangun!" Ucap Axcel sambil memukul pelan Altair untuk nembangunkannya.

"Eeuughh, bang." Bangun Altair seketika dan langsung duduk.

"Kamu udah mandi? Badan bau kayak gitu jangan pernah deketin baby." Tegur axcel dengan jutek.

"Wangi kayak gini dibilang bau. Aku pakai parfum mahal tau." Sungut Altair.

"Udah keluar, aku mau membersihkan badan baby." Usir Axcel dengan ketus.

"Iya iya" Kesal Altair sambil melangkah keluar kamar Aska.

Setelah Altair keluar, Axcel langsung mendekati Aska dan memperhatikan infusnya yang hampir habis langsung menghubungi Edwar.

"Paman, infus baby mau habis." Langsung mematikan sambungan teleponnya

Singkat, jelas, dan tanpa basa-basi itulah Axcel. ACXELLIO ARSENA AVIER anak kedua Alex pemegang salah satu perusahaan AVIER CORP yang bergerak dibidang entertainment. Axcel mempunyai hobi menulis lagu di lantai 4 mansion dia mempunyai studio sendiri. Walaupun keluarga Avier terkenal sebagai penguasa terkenal, tetapi banyak yang tidak tau kalo keluarga Avier juga salah satu mafia yang ditakuti. Menjadi pengusaha hanya sebagai kedok bagi keluarga Avier, walapun tidak semua anak Alex yang mengikuti jejaknya. Sedangkan Axcel dia menjadi pengusaha tetapi juga mengikuti Alex sebagai mafia  walaupun Axcel hanya bekerja dibelakang layar, semuanya dilakukan oleh tangan kanannya, Axcel hanya memberikan eksekusi.
Setelah puas memperhatikan Aska, Axcel pun lalu mengambil semua perlengkapan Aska dari baju,popok, minyak telon, bedak cream luka hingga cream anti ruam. Lalu Axcel mengambil air hangat dan handuk kecil untuk membersihkan badan Aska. Setelah membuka popok Aska yang sudah berwarna kuning dan membuka pakaian Aska tanpa menyisakan satu kainpun menempel dibadan Aska. Dengan lembut dan penuh hati-hati Axcel mulai membersihkan badan Aska, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bahkan disela-sela jaripun dibersihkan oleh Axcel hingga Axcel menyentuh tangan Aska yang terkena pecahan kaca.

"Apa yang telah mereka lakukan sama kamu baby? Mereka akan mendapatkan yang lebih daripada ini atau mungkin lebih parah baby." Ucap Axcel sambil mengelus luka-luka yang ada ditubuh Aska, setelah itu mengoleskan cream anti ruam diselangkangannya, membalurkan minyak telon ke seluruh tubuh Aska lalu mulai memakaikan sebuah piyama untuk Aska.

Ceklek,

Terdengar pintu terbuka, ternyata yang baru memasuki kamar Aska adalah Arlan. Arlan yang datang langsung menuju ranjang dan melihat Axcel yang sedang memakaikan Aska pakaian.

"Kamu yang melakukan ini Cel? Tanya Arlan sambil memeriksa bagian celana Aska yang ternyata telah dipakaikan popok oleh Axcel.

"Emang abang lihat ada orang lain selain Aku." Ketus Axcel sambol membubuhkan bedak diarea leher Aska.

"Iya, akukan cuma nanya. Emang kamu bisa? Belajar darimana?" Tanya Arlan lagi dengan cemberut mendengar jawaban Axcel tadi.

"Youtube." Singkat Axcel sambil berjalan kearah tong sampah dan membuang tisu dan bekas popok yang sudah terpakai. Lalu kembali berjalan kearah ranjang dan langsung menciumi pipi Aska  dan mengganti pacifier yang lama dengan yang baru. Diikuti oleh Arlan yang juga ikut menciumi pipi Aska.

"Hmhm baby siapa ini udah wangi." Ucap Arlan.

"Paman Edwar udah aku telepon untuk mengganti infus baby, nanti suruh langsung kesini aja. Aku mau mandi dulu." Jelas Axcel yang langsung menuju ke pintu.

"Eh, kamu langsung kesini? Seharusnya kamu bersih-bersih dulu, kamu itu dari luar banyak kuman-kuman yang mengikuti kamu. Nanti kalo baby terkena kuman- kuman kamu itu gimana. Seenaknya aja." Cerewet Arlan sambil memakaikan selimut untuk Aska.

"Cerewet." Ucap Axcel lalu keluar kamar Aska.

Arlan yang mendengarkan perkataan Axcel hanya bisa menghela nafas melihat sifat Axcel yang dingin. Setelah itu Arlan merebahkan badannya ke samping Aska.
ARLANDO DIRGANTARA AVIER sulung dari ALEXANDER ASTARO AVIER pemegang beberapa perusahaan dari AVIER CORP dan juga memimpin beberapa organisasi mafia-mafia kecil yang bekerja untuk AVIER CORP. Arlan sendiri mempunyai sifat cerewet, lembut,perhatian tetapi sejak kejadian 15 tahun yang lalu sifatnya menjadi dingin, kasar, dan egois walaupun terkadang sifatnya yang lama masih ada.
Tidak berapa lama Arlan memperhatikan Aska, tiba-tiba pintu terbuka yang ternyata Alex dan Edwar yang sudah datang.

"Oh, ada kamu disini." Ucap Edwar yang terkejut melihat Arlan. Dan Arlanpun hanya mengangguk. Dan Edwarpun langsung memeriksa infus Aska dan menggantinya.

"Oh iya kak, ini surat tes dna nya. Aku paksa karyawan aku untuk segera menyelesaikannya." Ucap Edwar sambil menyerahkan sebuah amplop. Dan Alex pun langsung menbuka amplop tersebut dan membaca isi surat tersebut seketika membuat Alex terkejut dan menangis. Arlan yang melihat hal tersebut langsung beranjak dari samping Aska dan menghampiri Alex.

"Dad, apa yang tertulis disana?" Tanya Arlan penasaran. Tanpa sadar Arlan langsung merebut surat tersebut dan disana tertulis Bahwa probabilitas terduga ayah sebagai ayah biologis dari anak adalah 99,99% oleh karena itu terduga ayah tidak dapat disingkirkan dari kemungkinan sebagai ayah biologis anak. Setelah membaca surat tersebut Arlan langsung menghampiri Aska dan mencium  seluruh wajah Aska  dengan persaan gembira. Alex pun turut menghampiri, dan mencium kening Aska dengan lembut. Edwar yang melihat hal tersebut merasa terharu.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan masuklah Arvan dan Arsen. Mereka berdua seketika heran dengan apa yang dilakukan oleh Arlan dan Alex.

"Ada apa paman?" Tanya Arsen dengan bingung kepada Edwar.

"Ini" Beritahu Edwar sambil menyerahkan surat yang dijatuhkan oleh Arlan tadi. Arsen yang bingungpun langsung menerima surat tersebut dan langsung membacanya diikuti oleh Arvan. Seketika mereka terharu, karena adik mereka yang dulu hilang telah kembali pulang dan berkumpul bersama kembali. Arvan dengan mata berkaca-kaca menghampiri. Arlan yang melihat Arvan mendekat langsung menyingkir, dengan lembut Arvan mengelus pipi Aska dan menggenggam tangan Aska lalu mengecupnya.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang