DELAPAN

13.2K 658 5
                                    

Edwar yang dari tadi diam langsung mengobati luka memar dibibir Aska dan juga dipunggungnya. Mengoleskan salep dengan hati-hati dipunggung Aska dan juga bekas-bekas lebam dibadan Aska, serta membalut tangan Aska yang luka tadi dengan perban yang baru.
Mereka yang melihat meringis padahal luka yang lebih parah dari itu sudah mereka lihat. Bahkan mereka yang melakukannya sendiri. Tapi entah kenapa ketika melihat luka yang dialami Aska membuat mereka terluka.

"Udah, nanti kalo infusnya mau habis hubungi aja paman. Paman mau kembali kerumah sakit untuk melakukan pengecekan tes dna ini." Ucap Edwar sekaligus pamit setelah merapikan peralatannya. Mereka hanya menganggukkan kepala saja karena mereka fokus melihat Aska.
Alex yang melihat Edwar mau pergi langsung membukakan pintu.

"Dad, aku juga ingin pakai sidik jari sendiri." Minta Altair ke Alex setelah melihat Alex membuka pintu tersebut.

"Iya nanti daddy kasih passwordnya, kalian atur aja sendiri nanti." Jawab Alex tanpa membiarkan pintu kamar tertutup.

"Ayo keluar, kita sarapan." Ajak Alex, mengingatkan kalo kita semua belum sarapan. Mereka yang mendengarkan ajakan Alex baru tersadar kalo mereka belum sarapan dan melupakan jadwal mereka. Satu persatu keluar setelah mengelus kepala Aska dan mencium kening dan pipi Aska kecuali Agra yang memang hanya memperhatikan mereka semua.

🐰

Disekolah terlihat seorang pemuda yang gelisah dan beberapa kali mengecek jam dipergelangan tangannya.

"Kenapa Aska belum datang? Pelajaran sudah dimulai. Ga biasanya Aska terlambat hampir 1 jam." Khawatir Vano sambil terus melihat kearah luar kelas. Kekhawatiran Vano bertambah karena ga bisa menghubungi Aska karena dia tidak mempunyai handphone.
Dan setelah menunggu hingga bel istirahat berbunyi, Vano pun buru-buru membereskan perlengkapan sekolahnya dan langsung menarik tangan Darren yang duduk dihadapannya.

"Kamu kenapa sih, main tarik tangan orang segala?" Tanya Darren dengan kesal.

"Sorry, aku mau cari Jessica. Mau tau keadaannya Aska." Jawab Vano dengan berjalan agak cepat sekaligus melihat kesekeliling mencari keberadaan Jessica.

"Aku kira karena kamu lapar, makanya kamu tarik aku. Akupun juga khawatir dengan Aska ga biasanya dia ga masuk sekolah." Ucap Darren dengan membantu mencari keberadaan Jessica.
Akhirnya setelah sampai dikantin barulah mereka menemukan keberadaan Jessica.

"Sorry Jessica, boleh pinjam waktu nya sebentar. Aku mau ngomong?" Tanya Vano tiba-tiba yang membuat Jessica terkejut karena ini pertama kalinya Vano menghampirinya dan mengajak dia berbicara.

"Eh, hmm boleh mau ngomong apa?" Tanya Jessica dengan malu sambil menyelipkan rambutnya ketelinga. Kebetulan ada kesempatan, Jessica harus membuat kesan yang baik untuk Vano.

"Ayo ikut aku sebentar." Ajak Vano lalu melangkah pergi dan diikuti oleh Jessica gengan godaan teman-temannya. Setelah berjalan agak menjauh dari kantin. Tiba-tiba Vano menghentikan langkahnya dan menatap Vano, Darren yang mengikuti mereka sedaritadi hanya diam.

"Sorry Jes, aku mau nanya tentang Aska. Kenapa dia hari ini ga masuk sekolah? Tanya Vano tanpa basa-basi. Jessica yang ditanyai tentang Aska merasa kesal dan muak. Padahal dia udah pergi dari kehidupannya kenapa masih menyusahkan juga.

" Aku ga tau Van, soalnya semalam dia berantam sama ayah. Soalnya Aska ga jujur sama ayah siapa yang membullynya terus tiba-tiba Aska langsung pergi dari rumah. Aku kira dia akan kembali tapi sampai tadi pagi dia belum juga kembali. Aku pun khawatir, rencananya juga aku mau tanya sama kamu, kamu tau ga keberadaannya Aska." Bohong Jessica dengan memasang wajah sedih. Vano pun yang mendengar perkataan bohongnya Jessica, malah semakin khawatir. Selama ini disekolah yang membully Aska adalah suruhannya Jessica, Jessica tidak mau dicap buruk oleh Vano makanya saat Aska dibully oleh teman-temannya, Jessica pura-pura menolongnya.

"Kamu ga usah khawatir, biar nanti aku coba bantu cari Aska ya. Makasih infonya ya Jessica." Ucap Vano sambil menepuk bahu Jessica menenangkan. Jessica yang diperlakukan seperti itu merasa senang, walaupun harus membicarakan tentang Aska.

"Iya sama-sama Vano, nanti kabari Aku ya kalo ada perkembangan tentang Aska." Ucap Jessica dengan tersenyum manis.

"Ok, nanti aku akan kabari kamu. Kalo begitu aku pergi dulu ya." Pamit Vano sambil menarik tangan Darren kembali.

"Kamu punya hobi narik tangan orang sembarangan ya." Ucap Darren sambil melepas tarikan Vano. Vano yang mendengarkan itu hanya terkekeh.

"Tapi, emang kamu percaya apa yang dikatakannya?" Tanya Darren memastikan.

"Percayalah, ga mungkin dia bohong. Kan selama ini Jessica kadang menolong Aska kalau dibully. Jessica itu kan termasuk perempuan baik-baik." Jelas Vano.

"Baik-baik dalam artian apa dulu ni?" Tanya Darren kembali.

"Iya baik, bersikap baik sama Aska. Dan suka nolongin Aska juga." Ujar Vano dengan menatap Darren karena bingung dengan apa yang ditanyainya.

"Owh, jangan terlalu menilai orang dari luarnya aja. Kenali juga didalamnya." Ucap Darren sambil melangkah pergi dengan tepukan dibahu Vano.

"Apa sih yang dia katakan. Ga jelas." Gumam Vano lalu mengikuti Darren. Tidak jelas yang dikatakan Vano tadilah yang akan menjadi boomerang buat dia suatu saat nanti.

🐰

Sebuah mobil memasuki sebuah mansion dan keluarlah seorang pemuda dengan membawa beberapa paperbag, lalu menyerahkan kunci mobil kesalah satu pengawal yang ada disana untuk membawanya kedalam garasi. Pemuda itu adalah ALTAIR NARENDRA AVIER anak kelima Alex. Dulu Altair adalah anak yang ceria dan humoris tapi sejak kejadian 15 tahun yang lalu berubah menjadi pendiam, dingin dan cuek. Tapi sejak dia melihat Aska dan Apa yang dialaminya membuat perasaan Altair sakit dan terluka. Karena saat Aska lahir, Altair tidak sempat melihat Aska sama sekali, itu yang membuat Altair merasa terpukul. Tapi karena sekarang Aska sudah ditemukan dan sudah kembali pulang, Altair berjanji akan menjaga dan menyayanginya sepenuh hati dan tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun.
Sesampainya Altair didalam rumah, dia melihat ada Agra diruang keluarga yang sedang memainkan handphone tanpa mengubris keberadaannya Agra, Altair langsung menuju lift ke lantai 3. Dilantai 3, Altair langsung menuju kamar Aska dan membuka pintunya, Kebetulan tadi dia sudah meminta password untuk sandinya. Hal yang pertama dilihat oleh Altair adalah Aska yang masih tertidur. Setelah meletakkan tas dan paperbag yang dibawanya, Altair langsung naik keatas ranjang Aska dan mencium kening aska dan berbaring disampingnya sambil memeluk Aska.

"Baby, kamu sangat indah. Kenapa mereka menyakiti kamu dan membuat tubuh ini terluka. Abang merasa menyesal saat tau kamu diperlakukan seperti ini, abang ingin membalas perbuatan yang mereka lakukan kepada kamu. Kehidupan seperti apa yang kamu jalani selama ini baby? bagaimana kamu bisa bertahan selama ini? Abang janji tidak ada seorangpun yang bisa menyakiti kamu lagi, ga akan abang biarkan mereka menyentuh kamu sehelai rambutpun, abang menyayangi kamu baby." Monolog Altair sambil mengelus wajah Aska dengan sayang sembari menyamankan Aska dalam pelukannya.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang