SEBELAS

11.8K 615 6
                                    

Hiks hiks hiks hiks

Suara tangisan masih terdengar walaupun pelan. Aska yang masih merasa ketakutan tetap membenamkan kepalanya keleher Axcel dan Axcelpun tetap mengelus punggung Aska supaya tenang. Tidak berapa lama Axcel memegang bahu Aska dan  memperlihatkan wajahnya. Mata yang memerah karena menangis, hidung dan pipi yang memerah membuat orang yang melihatnya merasa sakit dan terluka.

"Baby, ini abang, abang Axcel. Semua yang ada disini adalah keluarga kandung kamu. Maaf baru bisa menemukan kamu sekarang. Jadi jangan takut lagi ya." Ucap Axcel dengan mengusap air mata di pipi Aska dan mengelus rambutnya yang lepek karena keringat.

"Hiks hiks a-ku ga a-kan di-bu-nuh-kan hiks hiks?" Tanya Aska dengan mata bulatnya yang berair.

"Kamu adalah bungsu dikeluarga ini yang telah lama hilang dan sekarang kami sudah menemukan kamu jadi untuk apa kami membunuh kamu" Jelas Axcel dengan lembut.

"Hiks ta-pi a-ku ga punya keluarga. A-ku u-dah di-buang oleh keluarga-ku hiks." Ucap Aska dengan sesegukkan sambil meremas kedua tangannya.

"Baby, dengarkan abang baik-baik. Baby dulu saat lahir hilang diculik oleh orang jahat, beruntung terakhir abang ketemu baby, abang memasangkan kalung yang baby pakai sekarang ke leher baby. Itulah kenapa baby ditemukan walaupun udah hampir 15 tahun waktu terbuang sia-sia. Dan jika baby ga percaya, baby bisa lihat sendiri hasil tes dna yang sudah kita lakukan." Jelas Axcel dengan sabar. Mereka yang melihat percakapan ini merasa heran dengan sikap Axcel yang biasanya cuek, dingin dan temperamen berubah menjadi lembut dan sabar. Mereka hanya memperhatikan biar Axcel yang menjelaskan semuanya sama Aska.
Aska yang mendengar kan hal tersebut kembali menangis dan langsung memeluk Axcel.

"Hiks hiks a-bang ke-na-pa ba-ru se-ka-rang? Sa-kit a-bang hiks hiks ra-sanya sa-ngat sa-kit hiks hiks hiks. Ucap Aska dengan sesegukkan. Mereka yang mendengar ucapan Aska lebih sakit karena tidak bisa menolong Aska saat itu.

"Kita semua adalah keluarga kandung kamu baby dan itu adalah ayah kandung kamu." Tunjuk Axcel ke Alex sambil mengarahkan wajah Aska ke Alex.
Alex yang sudah tidak sabar mengendong Aska langsung mengambil Aska dari pangkuan Axcel dan mengendongnya lalu memangkunya kesofa.

"Iya baby, panggil daddy ya. Daddy sudah sangat lama menantikan momen ini nak, memeluk kamu yang dulu tidak pernah bisa daddy lakukan." Ucap Alex dengan mencium kedua mata bulat Aska yang memerah dan mengelus wajah Aska.
Aska yang diperlakukan seperti itu merasa terharu dan bahagia karena akhirnya dia punya keluarga, lalu memeluk Alex.

Hiks hiks hiks

"Coba panggil daddy nak." Suruh Alex sambil menatap wajah basah Aska yang masih menangis.

"Hiks da-ddy hiks hiks." Ucap Aska sambil menunduk. Alex yang melihat Aska menunduk langsung menegakkan wajahnya dan membalikkan badan Aska yang sedang dipangku jadi membelakangi Alex.

"Nah mereka semua adalah abang-abang Aska. Yang itu namanya Arlan abang pertama kamu." Tunjuk Alex ke Arlan, Aska yang tadi menunduk langsung menegakkan wajahnya dan melihat kearah yang ditunjuk Alex yaitu Arlan. Arlan yang ditatap oleh Aska langsung tersenyum.

"Hai baby, ini abang Arlan. Abang pertama kamu, senang melihat baby kembali pulang." Ucap Arlan sambil mendekat kearah Aska dan mengelus kepala Aska dengan lembut.

"Hai baby, nama abang Altair. Abang kelima kamu." Ucap Altair  sambil duduk disamping Alex dan memegang tangan Aska yang terpaut.

"Kalo abang, abang Arsen. Abang keempat kamu." Ucap Arsen yang hanya tersenyum.

"Abang Arvan, abang ketiga kamu baby dan terimakasih sudah kembali pulan" Ucap Arvan dengan tersenyum tulus.

"Agra, abang keenam." Dingin Agra

"Abang axcel, abang kedua kamu." Ucap Axcel dengan memandang Aska dan menghapus airmatanya.

"Sekarang kamu udah punya keluarga jadi kalo ada apa-apa kamu bilang sama daddy atau abang-abang kamu yang lain ya."  Jelas Alex dengan memeluk Aska yang membelakanginya. Aska yang mendapatkan perkataan tersebut merasa bahagia karena dia pikir keluarganya membuangnya dan tidak menyayanginya. Tapi sekarang dia mempunyai keluarga, keluarga yang diimpikannya.

"Makasih daddy hiks, tapi ibu kandung aku mana hiks?" Tanya Aska yang masih sesegukkan.
Mereka yang mendengarkan pertanyaan Aska kaget dan bingung karena mereka tidak tau harus mengatakan apa.

"Nanti akan abang jelasin, sekarang kita mandi dulu ya lalu sarapan. Baby pasti lapar kan?" Tanya Arlan mengalihkan pertanyaan Aska.

"Iya, Aku mau mandi dan juga mau sekolah." Jawab Aska dengan spontan.

"No baby, hari ini ga usah sekolah dulu kamu harus istirahat dirumah hari ini." Larang Alex.

"Tap.."

"Ga sayang, ayo mandi sama abang." Potong Axcel dan langsung mengambil Aska dari pangkuan Alex dan menggendongnya ke kamar mandi.

"Tapi aska mau mandi sendiri bang." Berontak Aska digendongan Axcel dan mulai menyamankan dirinya.

"Eh kok abang sih, aku juga mau mandikan baby bang." Teriak Altair ke Axcel yang telah memasuki kamar mandi menutup pintu kamar mandi dengan keras.

"Shit"

Mereka yang melihat hanya menghela nafas dengan kelakuan mereka berdua.

"Ga usah cemberut, nanti kan kamu bisa mandikan baby tapi kalau kamu beruntung." Ucap Arvan yang langsung keluar kamar dan diikuti oleh Agra.

"Cih," Decih Altair dengan cemberut.

"Ya udah kamu yang sabar. Lebih baik kamu juga mandi, biarkan Axcel yang mengurus Aska hari ini." Ucap Alex sambil mengelus punggung Altair yang kebetulan duduk disampingnya.

"Iya, padahal daddy cemburu tu karena bukan daddy yang mandiin Aska duluan." Cibir Arlan sambil beranjak pergi.

"Hah, Arlan benar. Ayo kita keluar, kalian juga harus bersiap siap kan?" Ajak Alex langsung berdiri dan berjalan keluar kamar diikuti oleh Arsen dan Altair.

🐰

Saat itu, disebuah kamar seseorang dari tadi menghela nafas.

"Apa benar aku membencinya? Disaat dia kesakitan mengapa dada aku sakit, seakan akan aku terluka." Gumam Agra sambil menghela nafas. Agra membenci Aska, karena dia pikir Askalah penyebab mommynya meninggal. Penyebab dia kehilangan kasih sayang karena semua orang sibuk mencari keberadaan Aska tanpa mempedulikan perasaannya.

Sebenarnya semua orang merasa terluka karena mengalami kejadian secara beruntun. Mommy kandung mereka mengalami kecelakaan yg menyebabkan Aska lahir prematur dan mommy mereka tidak bisa diselamatkan. Dan disaat mereka mengurus jenazah mommy mereka Aska ternyata diculik oleh salah satu musuh daddy mereka. Dengan kejadian tersebut mereka berusaha menyembuhkan luka masing-masing tanpa mereka sadari Agra yang saat itu berumur 5 tahun menyalahkan Aska yang hilang.

AGRATA RAYIAN AVIER anak keenam Alex memiliki sifat dingin, egois dan gampang emosi. Sejak kecil dia tidak mengetahui bagaimana rupa Aska karena saat kejadian mereka tidak mengambil foto satupun. Sebenarnya saat pertama kali melihat Aska, Agra merasa jantungnya berdetak kencang. Sedikitpun dia tidak melepaskan pandangannya dari wajah Aska yang seperti malaikat. Terlebih saat tadi dia melihat mata bulat Aska yg memerah, pipi dan hidungnya yang juga memerah. Agra membenci perasaan ini, disatu sisi dia khawatir tapi disatu sisi dia membencinya.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang