TUJUH

13K 709 2
                                    

Seakan mengingat sesuatu, Alex langsung keluar dari kamar Aska menuju keruang kerjanya di lantai 2. Sesampainya diruang kerjanya,Alex langsung menelpon Edwar yaitu adik kandungnya yang seorang dokter bekerja di rumah sakit milik keluarganya sendiri

"Edwar, kerumah sekarang.
Bawa peralatan kamu untuk melakukan tes dna yang keluar hasilnya paling cepat." Perintah Alex tanpa mendengar pertanyaan Edwar, Alex langsung menutup teleponnya. Setelah itu Alex langsung pergi ke kamarnya sendiri untuk membersihkan diri sembari menunggu Edwar datang.

🐰

Disebuah ruang keluarga ada seorang pria yang sedang membaca sebuah koran. Tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seseorang.

"Dimana daddy kamu?" Tanya orang tersebut yang tidak lain adalah orang yang ditelepon oleh Alex.

"Dikamarnya mungkin" Jawab pria tersebut yang tak lain adalah anak keempat Alex yaitu Arsen.

"Memang ada apa sih paman?" Tanya Arlan yang kebetulan datang dengan membawa secangkir kopi.

"Paman ga tau, tiba-tiba disuruh kesini dan disuruh membawa alat untuk tes dna." Jawab Edwar sang paman yang langsung merebahkan badannya ke sofa.

"Kamu, panggilkan daddy!" Suruh Arlan kepada salah satu maid yang ada di sana.

🐰

Alex yang telah selesai membersihkan diri sedang memeriksa pekerjaannya melalui tablet, tiba-tiba terganggu dengan suara ketukan pintu. Alex pun langsung berdiri dan membuka pintu.

"Maaf, tuan. Dibawah sudah ada tuan Edwar." Beritahu maid tersebut.

"Iya, suruh dia pergi ke lantai 3." Perintah Alex lalu menutup pintu dan bersiap-siap ke lantai 3. Kamar Alex dan ruang kerjanya memang terletak di lantai 2. Dan dilantai 3 adalah khusus kamar anak-anaknya.

🐰

"Maaf tuan, tuan Alex menyuruh anda langsung kelantai 3." Ucap maid tersebut sambil membungkukkan badannya. Edwar yang mendengar hal tersebut merasa heran.

"Apa salah satu dari kalian ada yang sakit?" Tanya Edwar karena tidak biasanya Alex menyuruhnya seperti ini.

"Kayaknya ga ada deh paman." Jawab Arlan dengan ragu, karena diapun ga yakin dengan jawabannya. Setelah mendengar itu, Edwar langsung pergi menuju ke lantai 3. Arsen dan Arlan yang penasaran langsung mengikuti Edwar.

"Kenapa kalian ikut?" Tanya Edwar heran.

"Kami penasaran paman." Sahut Arsen santai. Edwarpun hanya menghela nafas.
Sesampainya di lantai 3, terlihat Alex sudah menunggu didepan pintu kamar yang berwarna babyblue.

"Ada apa kak?" Tanya Edwar langsung ketika melihat Alex.

"Nanti kamu akan tau sendiri." Ucap Alex yang langsung membuka pintu kamar tersebut. Dan kebetulan, Altair yang berada di kamar sebelahnya langsung keluar dan melihat mereka yang masuk ke kamar itu pun mengikutinya sebelum pintunya tertutup.
Mereka yang memasuki kamar tersebut terkejut melihat apa yang ada didalamnya. Diatas ranjang terlihat seorang anak yang tertidur dengan pacifier dimulutnya.

"Kamu menculik anak orang kak?" Tanya Edwar dengan gemasnya melihat keimutan Aska.

"Ini baby." Beritahu Alex. Mereka yang mendengar terkejut dan langsung mendekati ranjang Aska.

"Ya tuhan, kenapa gemes sekali" Ucap Arlan dengan mengelus pipinya. Sedangkan Altair langsung mengusap kepalanya dengan diam begitupun Arsen langsung mengenggam tangan Aska.

"Tapi kenapa dia ga bangun dad?" Tanya Arlan masih mengelys pipi Aska.

"Daddy sengaja memberikan bius total untuk 2 hari karena mau melakukan tes dna." Jawab Alex dengan memperhatikan perbuatan mereka terhadap Aska.

"Kakak gila, nanti dia kekurangan nutrisi." Marah Edwar.

"Karena itu aku mau kamu memasangkan infus sama baby dan aku juga mau melakukan tes dna." Ujar Alex sambil melangkah ke arah sofa.

"Owh, kakak yakin dia baby lalu kenapa melakukan tes dna?" Tanya Edwar dengan mengikuti Alex.

" Aku takut baby ga percaya, makanya harus ada bukti." Tutur Alex dengan helaan nafas yang terdengar berat. Edwar yang mendengar itu langsung menuju Aska dan mengusir mereka bertiga dengan gerakan tangan. Mereka yang mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh Edwar beranjak dari ranjang Aska. Dan Edwarpun langsung mengambil peralatannya, memasangkan infus di pergelangan tangan dan mengambil sample darah Aska.

🐰

Keheningan terjadi diruang makan, terlihat 3 pemuda duduk menunggu dengan bosan. Salah satu dari pemuda tersebut terlihat uring-uringan sambil mengecek jam dipergelangan tangannya.

"Kenapa mereka belum turun sih?" Tanya Agra, anak keenam Alex. Kedua orang yang disana hanya melihat Agra tanpa menjawab pertanyaannya. Salah satu maid yang ada disana menghampiri mereka.

"Maaf tuan, tadi tuan Edwar datang dan disuruh ke lantai 3. Dan kemungkinan mereka semua ada disana." Beritahu maid tersebut. Axcel yang sedari tadi diam, langsung berdiri.

"Sial, kenapa kamu tidak memberitahu dari tadi." Axcel bergegas pergi berlari menuju lantai 3 diikuti Arvan dan Agra. Sesampainya dilantai 3, Axcel langsung mengetuk pintu kamar yang berwarna babyblue tersebut.

Bug

Bug

Tok

Tok

Terlihatlah Alex yang membuka pintu tersebut, tanpa kata Axcel langsung masuk dan terlihat beberapa orang didalamnya dan seorang anak diatas ranjang. Melihat Aska, Axcel langsung menuju ke ranjang dan memeriksa lehernya dan ada sebuah kalung lalu memeriksa pinggang Aska dan terlihat ada tanda lahir. Lalu Axcel melepaskan pacifier dimulut Aska dan memeriksa bibirnya, ada tai lalat dibawah bibirnya. Semua orang yang melihat Axcel hanya terdiam penasaran dengan apa yang dilakukannya.

"Apa yang kamu lakukan Axcel?" Tanya Alex heran.

"Aku hanya memastikan sesuatu." Jawab Axcel dengan mencium dahi Aska.

"Selamat datang baby." Bisik Axcel. Laku Axcel membelai wajah Aska dan terlihatlah bekas luka tamparan yang didapatkan Aska kemaren

"Apa yang daddy lakukan, kenapa bibir baby memar? Tanya Axcel dengan perasaan marah.

"Bukan daddy, tapi nanti akan daddy ceritakan semuanya. Sekarang, biar luka baby diobati oleh paman kalian dulu." Ucap Alex tanpa memberikan jawaban Axcel tadi.

"Maksud daddy luka apa lagi?" Sambung Arlan yang berdiri disamping Alex. Alex yang mendapat pertanyaan tersebut langsung mendekati Aska dan memperlihatkan punggung Aska. Mereka yang melihat hal tersebut, terkejut dan seketika emosi langsung melanda Axcel.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Axcel dengan mengepalkan tangannya.

"Ya tuhan, baby kenapa begini." Lirih Altair dengan sedih.

"Daddy tau kalian marah, tapi yang penting sekarang kondisi baby dan statusnya sebagai anak kandung daddy." Beritahu Alex sekaligus menenangkan pikiran mereka.

"Status apalagi dad?" Tiba-tiba Arvan bertanya.

"Status baby sebagai anak kandung daddy dengan bukti tes dna." Jawab Alex

"Daddy ga percaya kalo baby anak kandung daddy?" Tanya Altair sambil mengusap kepala Aska.

"Kenapa daddy ga percaya? Aku udah membuktikan dia baby yang hilang dulu. Aku memasangkannya kalung keluarga kita, ada tanda lahir dipinggangnya dan juga ada tai lalat dibibirnya." Jelas Axcel.

"Daddy percaya, tapi ini cuma jadi pembuktikan aja untuk baby." Ucap Alex.

"Iya juga, coba kalian pikir. Selama 15 tahun kita hidup tanpa ada keluarga dan tiba-tiba ada yang mengaku keluarga, pasti kita merasa bingung dan ga percaya. Begitupun dengan baby nanti ketika bangun." Jelas Arlan.
Mereka yang mendengar penjelasan Arlan hanya mengangguk.

Tbc



ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang