TIGA PULUH SATU

6.3K 522 23
                                    

Saat ini terlihat seorang pemuda yang memandangi sebuah handphone. Altair yang merasa bersalah dengan kejadian tadi pagi pun tidak beranjak dari kamarnya.

"Bagaimana keadaan baby sekarang?
Apakah dia masih menangis?
Kamu baik-baik saja kan?
kamu pasti membenci Abang kan?
Pasti kamu menolak pemberian dari abang kan?
Padahal Abang membelikan kamu handphone baby." Monolog Altair dengan sedih. Dengan perasaan bersalah yang menyiksa, Altair tidak mempunyai tenaga untuk melakukan apapun mengabaikan sarapan hingga jam kuliahnya.

🐰

Agra yang melihat kejadian dimana Aska menangis dipundak Arlan hingga mendengar semua percakapan Arlan dan Aska, membuat Agra merasakan sesak di dada. Seharusnya dia akan berangkat ke kampus, tapi mengurungkan niatnya dan beranjak kembali ke kamarnya. Sesampainya Agra dilantai 3 dan hendak membuka pintu kamarnya entah kenapa pandangannya tiba -tiba tertuju ke arah kamar Altair. Dia merasakan kalau Altair pasti menyesal dengan kejadian tadi, dan ingin memberitahukan apa yang menimpa Aska. Kemudian saat akan mengetuk pintu kamar Altair, Agra seketika berhenti dan berpikir pasti Altair akan semakin merasa bersalah. Lalu tanpa mengetuk pintu Altair, Agra beranjak kembali ke kamarnya.

Setelah memasuki kamarnya Agra lalu menghempaskan badannya keatas ranjang.

"Aku yakin daddy dan yang lain pasti melakukan sesuatu kepada mereka yang menyakiti Aska." Ucap Agra dengan sendu.

"Aku harus melakukan apa untuk membalaskan perbuatan mereka kepada Aska?" Monolog Agra dengan menghela nafas.

Agra memang tidak pernah mencampuri urusan Alex dan abang-abangnya, tapi didalam darah Agra terdapat darah Avier yang mana terkenal sangat kejam. Yang pasti Agra pun bisa melakukan hal-hal yang kejam tanpa disadarinya, apalagi menganggu orang yang disayanginya.

🐰

"Siapa yang melakukannya?" Murka Aditya yang menerima pengaduan dari Yuna kalau Jessica di bully.

"Aku ga tau Yah, dia murid baru disekolah aku." Ucap Jessica setelah menceritakan bagaimana kronologinya.

"Mas, kamu udah cari tau belum kenapa anak sial itu masih hidup?" Tanya Yuna

"Belum. Biar aku tanya dulu." Ucap Aditya yang langsung mengeluarkan handphone untuk menghubungi bosnya.

"Hallo bos, selamat siang." Sapa Aditya.

"Ada apa?" Sapa seseorang di seberang.

"Maaf bos. Saya ingin menanyakan sesuatu bos." Ucap Aditya.

"Tanya apa?" Tanya orang yang dipanggil bos oleh Aditya.

"Barang yang terakhir anda beli, kenapa masih hidup bos?" Tanya Aditya.

"Ini bukan kapasitas anda menanyakan hal seperti itu. Barang itu sudah dibeli oleh bos besar dan itu hak bos besar mau menggunakannya . Dan anda harus ingat satu hal, barang tersebut sudah hak milik bos besar jika anda melakukan sesuatu terhadap barang tersebut siap-siap anda berurusan dengan bos besar." Jelas bos yang adalah Ren, asisten Alex.

"Maaf bos. Saya sudah menanyakan hal yang salah." Ucap Aditya yang merasa sedikit gentar mendengar ucapan dari bosnya tersebut.

"Dan jangan pernah menghubungi saya lagi." Tegas Ren seketika langsung mematikan panggilan teleponnya.

"Gimana mas?" Tanya Yuna penasaran.

"Bos bilang, anak sial itu udah hak milik bos besar dan aku ga berhak menanyakannya. Dan lagi jika kita ketahuan melakukan sesuatu terhadap anak sial itu, kita akan berurusan dengan bos besar." Jawab Aditya

"Memang siapa sih bos besar tersebut?" Tanya Yuna

"Aku ga tau tapi dia sangat kejam dan tidak berperasaan." Jawab Aditya.

"Lalu gimana kalau aku ketemu anak pungut itu disekolah Yah?" Tanya Jessica yang dari tadi menyimak percakapan mereka.

"Lebih baik sekarang kita cari aman dulu." Ucap Aditya.

Jessica yang mendengar ucapan Aditya merasa tidak puas, dan dia akan melakukannya diam-diam karena jika diam-diam pasti tidak akan ketahuan pikirnya.

🐰

"Ada apa?" Tanya Alex ketika melihat Ren yang baru saja menerima telepon.

"Ini tuan, keluarga Wijaya menanyakan tentang tuan muda Aska kenapa masih hidup." Jawab Ren yang memang saat ini berada di ruangan Alex membahas sesuatu.

"Perketat penjagaan Aska disekolah, saya rasa ucapan kamu ga bakalan di dengar oleh mereka. Mereka pasti tetap menyakiti Aska." Ucap Alex.

"Baik tuan." Jawab Ren.

"Lalu bagaimana perkembangannya?" Tanya Alex

"Saat ini pihak mereka mencoba mengajukan kerjasama kepada kita. Dan saya juga sudah mengutus beberapa orang untuk melakukan teror kepada mereka, tapi saat ini mereka berada di rumah sakit." Jelas Ren.

"Lakukan secepatnya." Perintah Alex

"Baik tuan." Jawab Ren.

🐰

Aska yang sedang serius memainkan handphone barunya dari Arlan tidak menyadari jika Arlan mulai mendudukkannya di sofa dan akan beranjak pergi.
Arlan yang akan pergi ke kamarnya untuk mengambil laptop dan beberapa dokumen seketika terkejut dengan teriakan Aska.

"Abang." Teriak Aska yang tiba-tiba berlari kearah Arlan yang berada di depan lift dan langsung memeluk Arlan dengan erat.

"Baby, kenapa?" Tanya Arlan terkejut.

"Abang hiks Aska takut hiks jangan pergi hiks." Tangis Aska.

Kemudian Arlan langsung menggendong Aska dan mengusap punggung Aska dengan lembut.

"Abang cuma ke kamar sebentar baby mau mengambil sesuatu dan akan kembali lagi." Jelas Arlan.

Tapi melihat kondisi Aska seperti ini, Arlan harus memberitahukan nya kepada Alex dan menjelaskan apa yang terjadi hari ini.
Lalu Arlan memerintahkan seorang maid membuat susu untuk Aska dan kemudian Arlan langsung membawa Aska menuju ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Arlan lalu membaringkan Aska yang masih menangis ke ranjang.

"Kan udah abang bilang, mata yang indah ini ga boleh mengeluarkan air mata lagi." Ucap Arlan yang mengusap air mata di pipi Aska.

"Abang meninggalkan Aska sendirian." Lirih Aska sambil memegang lengan Arlan.

"Maafin abang ya." Ucap Arlan

Tok

Tok

Tok

Datang seorang maid mengantarkan susu dalam botol untuk Aska lalu diambil oleh Arlan dan langsung diberikan kepada Aska. Kemudian Arlan mengambil handphone yang berada digenggaman Aska dan memberikan tontonan kartun kepada Aska. Arlan yang mengabaikan pekerjaannya langsung merebahkan badannya disamping Aska dan turut memeluknya.
Hingga tidak lama kemudian mereka berdua tertidur dengan posisi Aska yang menenggelamkan badannya kedalam pelukan Arlan.

🐰

"Itu yang bernama Raka" Tunjuk Darren kepada Dirga.

Saat ini Darren membawa Dirga ke rooftop dan menunjukkan seseorang yang bernama Raka. Salah satu orang yang dicurigainya selalu membully Aska.

"Dia terlihat arogan." Ucap Dirga memperhatikan Raka yang sedang bermain basket dengan teman-temannya.

"Memang. Karena orang tuanya salah satu donatur terbesar di sekolah ini. Jadi apapun perbuatan yang dilakukannya dia tidak akan mendapatkan hukuman." Jelas.

"Semua orang takut sama dia termasuk guru-guru disekolah kita." Sambung Darren.

"Dia dari keluarga mana?" Tanya Dirga

"ATHALLA" jawab Darren.

Seketika Dirga terkejut mendengar nama keluarga yang sudah lama tidak didengarnya.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang