Setelah menerima panggilan dari kepala sekolah, guru tersebut pun tidak mengeluarkan suara karena merasa sedikit terkejut. Dan karena tidak ingin semua muridnya mengetahui percakapan tersebut, lalu menyuruh Aska dan murid baru tersebut duduk.
"Silahkan kalian berdua duduk"
Aska yang menundukkan kepalanya dan meremas kedua tangannya mendengar perkataan guru tadi seketika langsung menegakkan kepalanya. Aska merasa heran biasanya guru tersebut akan memberikan hukuman kepada Aska jika Aska melakukan kesalahan sekecil apapun.
Tanpa suara Aska pun berjalan menuju ke tempat duduknya diikuti oleh murid baru tadi.
Setelah Aska duduk, Vano disebelah Aska melihat Aska dengan pandangan ingin tahu, tapi di situasi yang tidak memungkinkan untuk bertanya.Bel istirahat berbunyi, siswa-siswa berhamburan keluar kelas. Tersisa Aska, Vano, Darren dan murid baru tadi.
"Aska, kamu selama seminggu ini kemana saja? Kita khawatir sama kamu. Jessica bilang kamu pergi dari rumah." Tanya Vano dengan raut khawatir.
Aska yang mendengar pertanyaan Vano merasa heran karena dia tidak pergi dari rumah, tapi dijual oleh keluarga Aditya."Aku hanya mau hidup mandiri." Jawab Aska yang tidak ingin jujur untuk membuka jati dirinya.
"Lalu seminggu ini kamu kemana?" Tanya Darren yang ragu dengan jawaban Aska tadi.
"Aku sakit." Singkat Aska menundukkan kepalanya tak ingin mereka bertanya lebih lanjut.
Darren merasa ada yang disembunyikan oleh Aska, tapi Darren ga mungkin memaksa Aska. Lagian selama Darren mengenal Aska, dia pemalu cenderung menutup diri dari lingkungan, dan itu salah satu faktor kenapa Aska dibully yang membuat Darren selalu mengawasi Aska.
"Ya udah ayo ki..."
"Hay Vano, kenapa kamu ga ke kantin? Aku nungguin kamu lo." Tanya Jessica yang menatap Vano tanpa melihat kearah lain. Ajakan Vano ke kantin pun terputus karena kedatangan Jessica.
"Hay Jes, iya ini aku juga mau ke kantin. Oh iya Aska udah kembali loh." Ucap Vano yang merangkul Aska.
Mendengar ucapan Vano dan melihat Aska, Jessica yang awalnya terkejut berusaha menutupi dengan tersenyum palsu.
"Astaga Aska, kamu kemana aja? Kenapa kamu pergi dari rumah? Ibu khawatir banget sama kamu. Sekarang kamu tinggal dimana?" Tanya Jessica beruntun dengan pura-pura khawatir.
'Sial, kok bisa dia masih hidup' batin Jessica.
Aska yang melihat Jessica menatapnya dengan senyuman penuh arti hanya bisa meremas tangannya tanda gugup.
"A-ku ga mau nge-repo-tin keluar-ga ka-kak." Ucap Aska dengan gugup.
"Kamu ngomong apa sih, kami ga ngerasa direpotin kok. Kakak sama Vano aja berusaha nyari keberadaan kamu." Ucap Jessica dengan lembut padahal dalam hati ingin memaki Aska yang muncul kembali kehadapan nya.
"Maaf-kan aku kak." Ucap Aska yang tau bagaimana sikap keluarga Jessica terhadapnya.
"Ya udah Aska nya kan udah kembali lebih baik kita ke kantin karena perut aku lapar." Potong Darren yang memang sejak awal kurang menyukai Jessica.
"Oh iya, ya udah ayo Van kita ke kantin" Ajak Jessica dengan menarik tangan Vano.
Aska yang memang ga mengetahui tentang kejadian selama dia ga sekolah merasa heran sejak kapan Vano dekat dengan Jessica."Ayo Ka, mereka memang lagi dekat jadi ga usah peduliin." Ucap Darren yang menarik tangan Aska.
"Hey" Panggil murid yang baru masuk tadi memukul pelan bahu Aska.mn
"Ya, ada apa?" Tanya Darren walaupun dia tau kalo yang dipanggil adalah Aska.
"Aku boleh ikut kalian ke kantin?" Tanya murid baru tersebut.
Dareen yang ga tau menjawab apa melihat kearah Aska, dan Aska pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya udah ayo." Ajak Darren yang berjalan beriringan dengan Aska dan diikuti oleh murid baru tersebut.
Saat melewati koridor, Aska yang berjalan di samping Darren hanya menundukkan kepala sambil meremas tangannya
"Wih gila, anak pungut udah mulai sekolah"
"Dengar-dengar dia kabur dari rumah dan jadi jalang."
"Iya, lihat aja sepatunya limited edition tau."
"Jangan jangan dia dapat beasiswa dengan cara menjajakan tubuhnya"
"Gila, kecil-kecil jadi jalang besar jadi apa."
"Memang pantas kalo dia dibuang sama keluarga kandungnya"
Aska yang memang memakai barang-barang yang dibeli oleh Arvan dan tentu barang-barang tersebut limited edition tidak tau apapun hanya mendengarkan hinaan itu dengan meremas tangannya dan tetap berjalan dan dirangkul oleh Darren untuk menguatkannya. Darren sendiri pun beberapa kali memang menggertak mereka tapi selalu saja ga mempan bagi mereka.
Sesaat mereka memasuki kantin sebagian orang melihat Aska dengan pandangan sinis dan merendahkan. Darren yang melihat itu langsung menarik Aska ke tempat duduk yang kosong."Kalian mau pesan apa, biar aku yang pesankan." Ucap murid baru tersebut menawarkan.
"Aku nasi goreng sama jus jeruk aja. Kalo kamu apa Ka?" Tanya Darren kepada Aska yang menundukkan kepala.
"Aku samakan aja tapi minumnya jus alpukat." Aska menjawab dengan melihat ke arah murid baru tersebut.
"Oke" Lalu murid baru tersebut langsung memesan makanannya.
Setelah tinggal berdua Darren berinisiatif menanyakan sesuatu kepada Aska.
"Ka, sebenarnya kamu pergi kemana?"
Aska yang mendapat pertanyaan mendadak seperti itu pun terkejut. Sebenarnya Aska mau jujur tentang keluarga kandungnya kepada Vano dan Darren, terlebih mereka selama ini selalu menolong Aska. Tapi entah kenapa mulut Aska berat untuk mengatakan sejujurnya.
"Aku ditemukan oleh ke....."
"Maaf nak, ini pesanannya" Ucap ibu penjaga kantin yang mengantarkan pesanan mereka diikuti oleh murid baru tersebut yang membawa minumannya.
Aska yang perkataannya dipotong seketika merasa lega padahal dia mau jujur sama Darren tentang keluarga kandungnya."Makasih buk" Ucap Aska dan Darren berbarengan.
Saat mereka menikmati makanannya tiba-tiba murid baru itu pun mengenalkan dirinya.
"Oh iya, dari tadi aku ngikutin kalian tapi belum memperkenalkan diri namaku Dirga."
"Aku Darren" Singkatnya
"Aku Askara, tapi kamu panggil aku Aska aja." Ucap Aska yang mengulurkan tangannya dan disambut oleh Dirga.
🐰🐰🐰
Sedangkan disudut kantin terlihat Vano dan Jessica yang sedang menikmati makanannya diselingi obrolan, tapi setiap saat pandangan Vano tertuju ke arah Aska.
"Kamu ga dengerin aku ya?" Tanya Jessica dengan kesal.
"Eh, aku dengerin kok." Ucap Vano dengan menyesal.
"Emang kamu mikirin apa sih?" Tanya Jessica dengan cemberut.
"Ga mikirin apa-apa kok." Jawab Vano yang menggenggam tangan Jessica.
"Oh iya, nanti kamu jadi temenin aku ke mal?" Tanya Jessica yang langsung tersenyum ketika Vano menggenggam tangannya.
"Maaf ya Jes, kayaknya aku ga bisa deh hari ini." Jawab Vano.
"Kenapa?" Tanya Jessica dengan kecewa.
"Hari ini aku mau pergi sama Aska dan Darren. Sekalian aku pengen tau dimana dia tinggal sekarang. Maaf ya, besok aku janji deh bakalan temenin kamu." Jawab Vano dengan raut menyesal.
"Ya udah, ga apa-apa kok." Senyum palsu Jessica.
'Sial gara-gara anak pungut itu kembali, vano mulai peduliin dia lagi. Aku harus kasih pelajaran sama anak pungut itu' batin Jessica sambil mengepalkan tangan nya dibawah meja.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA KENZARO AVIER
FanfictionASKARA KENZARO AVIER pemuda polos yang besar dipanti asuhan diangkat anak oleh sebuah keluarga, tapi mereka memperlakukannya buruk. Hingga akhirnya keluarga kandungnya menemukannya. Bagaimana nasib askara? Apakah dia bisa mendapatkan kasih sayang d...