Pagi ini suasana ruang makan sangat sunyi walaupun terdapat beberapa orang yang sedang menikmati sarapan. Tidak ada yang berusaha mengawali percakapan, semua hanya terfokus dengan kegiatan masing-masing. Semua berawal ketika Alex mengabari kalau dia dan Aska sudah sarapan dan mengantarkan Aska ke sekolah.
Semua orang berkumpul termasuk Altair yang sejak kemaren tidak keluar dari kamar."Al?" Panggil Arlan
"Iya bang" Sahut Altair yang sedang menyantap sarapannya.
"Semalam saat baby menemui mu, apa dia mengatakan sesuatu?" Tanya Arlan.
Mendengar pertanyaan Arlan, seketika membuat Altair terdiam dan merasa menyesal mengabaikan Aska.
"Hmm ga ada bang. Baby cuma nanya kenapa aku ga ikut makan malam sama-sama." Jawab Altair yang berusaha tidak menunjukkan kegugupannya karena semalam mengabaikan Aska.
"Oke, disini abang cuma ingin memberitahukan kepada kalian kondisi baby." Ucap Arlan
"Baby kenapa bang?" Potong Arvan yang terkejut mendengar ucapan Arlan.
"Karena kejadian kemaren memicu trauma pada baby hingga dia mengalami mimpi buruk dan takut ditinggalkan sendirian." Jelas Arlan.
Penjelasan yang disampaikan oleh Arlan membuat semua orang terdiam membisu dengan pikiran tertuju kepada apa yang dialami oleh Aska. Hingga beberapa detik kemudian semua dikejutkan dengan pertanyaan tiba-tiba dari Altair.
"Lalu apa yang harus kita lakukan bang?" Lirih Altair.
"Abang berencana membawa baby ke rumah sakit, tapi saat di bawa baby ketakutan. Dan akhirnya abang dan daddy sepakat untuk tidak membahas apa yang terjadi dengan baby dulu agar tidak memancing traumanya." Jelas Arlan.
"Berarti kita tidak mengetahui kondisi baby sekarang?" Tanya Arvan.
"Ya, kita sendiri yang harus mencari tau keadaan baby sekarang." Ucap Arsen yang memang menyimpulkan semua penjelasan dari Arlan tadi.
Altair yang mengetahui apa yang terjadi kemaren dengan Aska merasa semakin bersalah segera beranjak pergi dari sana menuju keluar rumah dan diikuti oleh semua orang ke tempat tujuan mereka masing-masing.
🐰
Cuaca cerah yang terlihat dimata Aska tidak membuat hatinya merasa nyaman, perasaan sesak menyelimutinya sejak melihat sikap Altair kepadanya semalam. Altair yang sangat memanjakannya saat awal bertemu, selalu mengajaknya bermain dan menceritakan hal-hal lucu, hingga membuat perasaannya berdebar dan membuat dirinya seolah berharga.
Ketakutan pun menghampiri Aska saat ini, takut jika apa yang dialaminya saat ini hanyalah sebuah mimpi. Hingga pikiran-pikiran buruk menghampirinya tanpa sadar membuat Aska mengabaikan panggilan dari Alex."Baby"
"Baby"
"Aska"
"ASKARA" teriak Alex yang sedang mengemudi mobil memanggil Aska yang terdiam menatap jendela.
"Hah" Respon Aska yang terkejut.
"Kamu kenapa baby?" Tanya Alex yang merasa khawatir melihat Aska.
"Ga kenapa-kenapa dad." Jawab Aska yang tidak ingin Alex tau apa yang tengah berkecamuk dipikirannya.
"Kamu yakin?" Alex kembali bertanya.
"Iya dad." Aska meyakinkan Alex.
"Baby mau ikut daddy ke kantor?" Alex yang memang merasa Aska menyembunyikan sesuatu berinisiatif mengajaknya ke kantor.
"Apa boleh?"
"Tentu aja boleh, ga akan ada yang melarang kamu datang ke kantor daddy." Jawab Alex sambil mengusap kepala Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA KENZARO AVIER
FanfictionASKARA KENZARO AVIER pemuda polos yang besar dipanti asuhan diangkat anak oleh sebuah keluarga, tapi mereka memperlakukannya buruk. Hingga akhirnya keluarga kandungnya menemukannya. Bagaimana nasib askara? Apakah dia bisa mendapatkan kasih sayang d...