DUA PULUH

9.4K 537 10
                                    

Saat ini Arvan yang sedang mengemudikan mobilnya dengan fokus sekali-kali melihat Aska dengan wajah sembab yang asik dengan eskrimnya. Altair yang tadi bersama mereka mengikuti dari belakang dengan mobilnya sendiri.
Entah berapa lama perjalanan, Aska yang tertidur setelah memakan es krimnya. Membuat Arvan menepikan mobilnya dan memperbaiki posisi Aska agar tidak terjatuh.
Altair yang melihat mobil Arvan berhenti, juga ikut berhenti. Lalu keluar menghampiri mobil Arvan.

Tok

Tok

Tok

"Ada apa bang?" Tanya Altair setelah kaca mobil Arvan diturunkan.

"Aska ketiduran, abang cuma mau memperbaiki posisinya aja." Jawab Arvan.

"Ow ya udah, aku kira ada apaan." Ucap Altair yang langsung kembali menuju mobilnya.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di mansion dan berhenti didepan pintu rumah.
Arvan keluar dari mobil dan membuka pintu satunya lagi untuk menggendong Aska, sebelum masuk Arvan menyuruh pengawal yang berada disitu untuk memarkirkan mobilnya.
Saat Arvan memasuki rumah diikuti oleh Altair, terlihat ada Alex, Arsen dan Agra diruang keluarga yang menunggu kepulangan mereka.

"Kalian darimana?" Tanya Alex yang pulang lebih cepat dari biasanya.

"Aku bawa Aska jalan-jalan ke mal karena dia bosan sendirian dirumah." Jelas Arvan yang langsung membawa Aska ke kamarnya dan menyuruh maid membawakan susu untuk Aska. Sedangkan Altair bergabung dengan daddy dan abangnya.

Setelah sampai dikamar Aska, Arvan langsung meletakkan Aska diatas ranjang dan kebetulan maid yang disuruh untuk membuatkan susu sudah datang. Arvan pun lalu meminumkannya ke Aska, setelah selesai Arvan pun memasangkan dot kemulut Aska dan menyelimutkannya. Kemudian Arvan pun keluar dari kamar Aska dan bergabung dengan yang lainnya dibawah.
Sesampainya dibawah Arvan langsung ditodong pertanyaan oleh Arlan.

" Van, Apa benar yang dikatakan Al tadi kalau orang tua angkatnya baby menampar Baby?"

"Iya, karena aku ingat berada ditempat umum aku hanya membuat tangannya terkilir." Jawab Arvan dengan emosi.

"Sialan!" Umpat Arlan dengan emosi.

"Dad, aku harus turun tangan. Aku harus membalaskan semua kesakitan yang telah dialami oleh baby" Ucap Arlan.

"Iya dad, aku juga. Kalau bisa mereka harus mati." Sambung Altair yang masih mengingat tentang kejadian tadi.

"Daddy pun marah dan daddy ingin peluru daddy menembus ke kepala mereka tapi kita harus menunggu waktu yang tepat." Jelas Alex yang sudah memiliki beberapa rencana untuk menghancurkan mereka.

"Kapan dad? Sampai nanti mereka nyakitin Aska lagi?" Tanya Arvan yang merasa penjelasan Alex terlalu baik bagi mereka.

"Daddy mau mereka merasakan penderitaan yang sama seperti Aska. Kematian mereka terlalu mudah untuk mereka." Ucap Alex

"Aku setuju dengan daddy, pembalasan mereka harus kita lakukan perlahan-lahan hingga nanti mereka sendiri yang akan meminta kematiannya" Pendapat Arsen yang sedari tadi hanya menyimak.

"Tapi dad, kita harus memikirkan kondisi baby juga. Kalian ingat kan saat itu terdengar pecahan piring aja bisa membangkitkan ketakutannya baby. Terlebih ga mungkin kan kita larang dia buat keluar mansion dan sekolah." Jelas Arlan yang takut membuat Aska trauma.

"Iya" Ucap Arvan yang ingat tentang raut sedih Aska yang dilarang sekolah.

"Kalian tenang aja, daddy akan mengerahkan beberapa pengawal terbaik untuk baby dan juga menempatkan mata-mata disekolah." Ucap Alex

"Ok, terserah daddy. Tapi jika baby terluka lagi, aku akan turun tangan langsung." Ucap Altair yang langsung menuju ke kamarnya dilantai atas.

"Al, jangan sampai kejadian ini terdengar oleh Axcel. Jika dia tau, mungkin mereka hanya tinggal nama." Teriak Alex yang ga ingin rencananya berantakan.

"Dan untuk kalian juga, jangan ada yang bilang apa-apa sama Axcel." Sambung Alex lagi kepada anak-anaknya yang ada disana.

"Ow iya dad, Aska ingin pergi kesekolah besok dan aku minta jangan larang dia lagi." Ucap Arvan yang juga beranjak pergi diikuti oleh Agra yang tidak mengeluarkan sepatah katapun tetapi tangannya mengepal karena menahan emosi mendengar kejadian yang dialami Aska tadi. Disusul Arsen yang juga menuju kamarnya.
Sedangkan Alex yang belum beranjak sedang menelepon seseorang.

🐰

Terlihat seorang wanita yang menahan kesakitannya menghampiri suaminya yang kebetulan sudah pulang.

"Mas, kenapa anak sial itu belum mati juga?" Teriak Yuna yang merasa kesal.

"Maksud kamu apa?" Tanya Aditya kebingungan.

"Iya, aku bertemu anak sial itu dimal dan menamparnya. Tapi dia bersama seseorang dan orang tersebut memelintir tangan aku serta mengancam aku." Ucap Yuna dengan raut kesal dan tidak merasa takut dengan ancaman Arvan tadi.

"Kok bisa? Jelas- jelas bos besar menginginkan barang tersebut tetapi kenapa belum dilakukan." Ucap Aditya keheranan.

" Aku ga mau tau yang jelas Aku ga mau sampah itu kembali kesini lagi." Ucap Yuna yang masih merasa kesakitan.

"Iya, kamu tenang aja. Sekarang obati luka kamu dulu atau perlu pergi kerumah sakit." Suruh Aditya yang langsung mencari informasi tentang Aska kenapa masih hidup.

"Iya, aku obati dulu." Jelas Yuna dan beranjak pergi.

🐰

Aska yang terbangun dan mengerjapkan matanya melihat didepannya terpampang dada seseorang membuat Aska terkejut dan reflek mundur dan membuatnya terjatuh dari ranjang.

Bruk

"Aduh." Teriak Aska membuat dot yang terpasang dimulut Aska terlepas.

Mendengar suara tersebut membuat Axcel yang tertidur dengan Aska langsung terkejut.

"Baby, kamu ga apa-apa?" Tanya Axcel yang turun dari ranjang dan bergegas menggendong Aska dan mendudukkannya diatas kasur.

"Aska ga apa-apa bang. Aska cuma kaget melihat abang lagian ini ga sakit kok" Jelas Aska yang menundukkan kepalanya.

"Maafin abang ya kalo buat baby kaget. Abang ketiduran setelah mengganti pakaian dan popok kamu." Jelas Axcel yang merasa bersalah karena membuat Aska jatuh.

"Ga apa-apa bang, ga sakit kok." Ucap Aska yang menatap Axcel.

"Terus kenapa baby bangun? ini masih terlalu pagi untuk bangunkan." Tanya Axcel yang mengusap kepala Aska dan melihat jam didinding yang menunjukkan angka 4.

"Aska haus bang." Jawab Aska dengan menundukkan kepalanya.

"Ya udah, abang buatkan susu dulu ya" Ucap Axcel yang langsung keluar membuatkan susu untuk Aska.
Setelah beberapa saat Axcel kembali dan langsung memberikan susu dalam botol untuk Aska.

"Bang, Aska hari ini boleh sekolah kan?" Tanya Aska dengan raut penuh harap.
Axcel yang melihat raut wajah Aska yang mengharapkan jawaban iya terpaksa mengikuti keinginan Aska.

"Iya boleh, tapi baby harus menuruti perintah abang ya." Ucap Axcel sambil mengelus rambut Aska.

"Iya abang" Ucap Aska dengan raut gembira dan langsung meminum susunya.
Axcel yang gemas dengan sikap Aska langsung merebahkan badan Aska ke atas ranjang diikuti oleh Axcel yang ikutan berbaring disebelah Aska.

"Ini masih terlalu pagi untuk sekolah jadi lebih baik baby kembali tidur." Suruh Axcel yang mengusap-usap kepala Aska.

Tbc

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang