DELAPANBELAS

9.4K 525 7
                                    

Saat ini Aska sedang menonton televisi dengan siaran seperti biasa yaitu kartun. Sudah hampir 2 hari ini Aska tidak diperbolehkan sekolah, setiap Aska bilang dia mau sekolah semua orang melarangnya. Mereka bilang Aska masih sakit tapi sebenarnya Aska pun sudah tidak merasakan sakit lagi dipunggung maupun ditangannya walaupun masih dibalut perban.
Dan karena itulah Aska merasa bosan ga boleh ngapa-ngapain, padahal dulu dia sibuk bekerja tanpa ada waktu istirahat.
Tanpa terduga Arvan baru pulang langsung menghampiri Aska.

"Kamu ngapain?" Tanya Arvan yang melihat Aska menghelakan nafasnya.

"Aska bosan bang, daritadi cuma nonton aja." Beritahu Aska.
Arvan yang dirasa punya kesempatan tidak membuang waktu lagi.

"Kamu mau ikut abang ga?" Ajak Arvan.
Aska yang belum dekat dengan Arvan merasa ragu.

"Mau kemana bang?" Tanya Aska ragu-ragu.

"Ke mal, temenin abang. Mau ga?" Tanya Arvan lagi.
Aska yang memang belum pernah pergi ke mal merasa senang.

"Memang boleh bang?" Tanya Aska.

"Boleh dong, kamu sekarang  siap-siap ya." Ucap Arvan.

"Aska pakai ini aja ga apa-apa bang?" Tanya Aska gugup.

"Boleh. Ayo ikut abang." Ajak Arvan sambil menggandeng tangan Aska menuju mobil Arvan yang kebetulan belum dimasukkan kegarasi.

ARVANO GANIAN AVIER abang ketiga dari Aska. Dulu Arvan termasuk anak yang ceria, penuh semangat, selalu menyebarkan senyum dimana saja. Tapi sejak kejadian 15 tahun yang lalu, semua sifat tersebut hilang menjadi Arvan yang dingin, pendiam dan jarang tersenyum. Apalagi saat dia mendengar kabar adik yang dia tunggu kehadirannya hilang dalam sekejap mata, semua yang ada didirinya hilang. Arvan yang selalu berada disamping mammynya saat hamil dulu dan selalu membantu mammynya saat kesusahan benar-benar membuat dia terpuruk mendengar kabar buruk 2 sekaligus. Dan saat ini ketika adik yang dia tunggu, adik yang dia inginkan ada didepan matanya membuat dia bertekad agar Aska harus selalu ada bersama mereka tetap dalam pandangan mereka.

🐰

"Carikan saya handphone yang paling mahal dan hari ini harus sudah ada." Perintah Arlan kepada sekretarisnya.

"Handphone bapak rusak?" Tanya Stella, sekretaris Arlan.

"Kamu ga usah banyak tanya,  yang jelas handphone itu harus sudah ada." Tegas Arlan.

"Baik pak." Ucap Stella lalu menuju keluar.

🐰

Saat ini Aska sedang didalam mobil Arvan, mereka akan pergi menuju mal. Arvan yang asik mengemudi dan Aska yang antusias melihat kesekeliling jalan yang belum pernah dilewatinya. Arvan yang sesekali melihat Aska dengan sikapnya tersenyum tipis dan merasa gemas. Hingga tanpa sadar mereka sudah memasuki daerah mal, Arvan yang sudah memarkirkan mobilnya lalu mengajak Aska turun.

"Ayo dek!" Spontan Arvan menggengam tangan Aska. Aska yang baru pertama kali melihat mal merasa antusias dan membuat dia tersenyum lebar.
Arvan yang melihat Aska tersenyum juga ikut tersenyum.

"Kamu senang?" Tanya Arvan berjalan memasuki mal.

"Iya abang, Aska belum pernah pergi kesini." Jawab Aska dengan antusias sambil mengikuti Arvan. Arvan yang mendengar perkataan Aska merasa miris dengan apa yang terjadi sama Aska.

"Ya udah, kamu mau kemana dulu?" Tanya Arvan yang melihat Aska dengan mata bulatnya yang berbinar melihat kesekeliling.

"Aska ga tau abang, Aska ikut abang aja." Jawab Aska.

Arvan pun mengajak Aska berkeliling dan memasuki toko pakaian lalu memilih baju atau setelan yang menarik untuk Aska tanpa melepas genggaman tangannya. Setelah selesai Arvan lalu membayar dikasir dan meminta seseorang mengantarkan kealamat mansionnya.

"Adek mau sekolah lagi?" Tanya Arvan.

"Iya bang, tapi ga dibolehin sama bang Axcel juga daddy." Jawab Aska dengan raut sedih.

"Nanti biar abang yang ngomong sama mereka. Sekarang kita beli perlengkapan sekolah adek ya." Ucap Arvan yang mengelus kepala Aska.

"Beneran abang? Abang ga bohongkan?" Tanya Aska sambil menganggukkan kepala.

" Iya abang janji. Ayo kita beli perlengkapan sekolah adek." Ajak Arvan sambil berjalan mencari toko yang menjual perlengkapan sekolah masih tetap berpegangan tangan.
Setelah menemukannya mereka lalu memasuki tokonya dan mulai mencari apa yang dibutuhkan oleh Aska.

"Sekarang adek pilih, adek mau yang mana?" Suruh Arvan dan melepaskan genggaman tangannya.

"Tapi, Aska bingung bang. Semuanya bagus-bagus." Ucap Aska yang menundukkan kepalanya.

"Ya udah ayo abang pilihkan semuanya yang adek butuhkan." Ajak Arvan yang kembali mengenggam tangan Aska.
Dan Arvan mengambil semua yang dibutuhkan untuk Aska dari tas sekolah, buku, alat tulis nya sampai beberapa komik dibelikan oleh Arvan.

"Udah, ada yang dibutuhkan lagi ga?" Tanya Arvan.

"Udah kok bang." Jawab Aska yang melihat barang-barang yang diambil oleh Arvan. Dan Arvan pun membayar belanjaannya lalu juga meminta mengantarkan belanjaannya kemansion.
Setelah selesai Arvan pun mengajak Aska untuk makan siang dan secara kebetulan melewati toko handphone.
Tanpa bertanya Arvan pun membawa Aska ke toko tersebut.
Arvan yang tau pasti kalau Aska ga akan memilih sendiri langsung memilih sendiri.

"Saya mau handphone yang paling mahal." Minta Arvan ke karyawan toko tersebut.
Karyawan yang mendengar permintaan tersebut langsung mengambil apa yang diminta oleh Arvan. Tak lama kemudian karyawan tersebut membawa beberapa buah handphone dengan warna yang berbeda-beda. Arvan yang melihat langsung mengambil handphone yang berwarna abu-abu.

"Saya mau yang ini." Ucap Arvan dan menyerahkannya kepada kasir dan langsung membayarnya.
Kemudian Arvan membawa Aska ke kafe yang berada disana yang kebetulan mereka belum makan siang.
Setelah sampai didalam kafe, Arvan menuju meja yang ada dipojok. Setelah duduk Arvan memperhatikan Aska tapi yang diperhatikan ternyata melihat seorang anak kecil yang sedang memakan eskrim. Arvan yang paham, hanya bisa tersenyum gemas.

"Adek mau makan apa?" Tanya Arvan sambil membuka buku menu.

"Hah, iya bang. Terserah abang aja." Jawab Aska yang terkejut.

Tidak berapa lama datang pelayan yang menanyakan pesanan mereka dan Arvanpun memjawab pesanan mereka.
Saat menunggu pesanan, Arvan pun memberikan handphone yang dibelinya tadi kepada Aska.

"Ini untuk adek." Ucap Arvan sambil menyerahkan handphone tersebut kepada Aska.

"Tapi Aska ga butuh ini abang." Tolak Aska dengan menundukkan kepalanya.

"Ini hadiah abang untuk adek, adek kan mau sekolah nanti kalo ada apa-apa sama adek, abang hubungi adeknya pakai ini." Jelas Arvan.

"Iya bang. Makasih banyak ya abang. Abang juga udah beliin Aska perlengkapan sekolah. Itu banyak banget, Aska ga ada uang untuk gantinya nanti." Ucap Aska  dengan lirih.

"Ini semua hadiah abang untuk adek, jadi ga usah dipikirkan lagi ya." Jelas Arvan kebetulan pelayan datang membawakan pesanannya.

"Ya udah, sekarang kita makan ya." Suruh Arvan yang membuat Aska mengangguk.

"Baby?"

Tbc

ARVANO GANIAN AVIER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARVANO GANIAN AVIER

ASKARA KENZARO AVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang