Part 09

13.4K 1.2K 179
                                    

Haechan segera menormalkan ekspresi wajahnya, dengan pelan ia pergi pungut undangan yang tadi diberikan oleh Haejin. "Maaf aku hanya sedikit terkejut" ujar Haechan lirih, "aku pasti datang Haejin-ssi" ujar Haechan sebelum pergi dari ruangan itu bahkan tanpa sadar Haechan sedikit berlari berharap ia bisa pergi dari hadapan Jaemin secepatnya.

Selepas kepergian Haechan, Jaemin langsung mencengkeram tangan Haejin dengan kuat. "Apa maksud mu melakukan hal ini" ujar Jaemin dengan nada tajam.

Haejin meringis kesakitan seraya berusaha melepaskan pegangan tangan Jaemin, "aku membagikan undangan pada orang-orang yang aku undang, dan aku juga berencana mengundang Haechan-ssi" jawab Haejin.

"Wanita sialan" desis Jaemin lalu menyentak tangan Haejin dengan kuat hingga gadis itu hampir jatuh. Jaemin langsung berlari keluar untuk menyusul Haechan.

Haejin menghapus air matanya yang mengalir dengan kasar, "ini pilihanmu Kim Haejin jadi kau harus tanggung konsekuensinya" batin Haejin sendu.

------++++------

Haechan berjalan terlalu cepat hingga tanpa sengaja ia hampir menabrak Jisung, "mian Jisung-ah" ujar Haechan lirih, Haechan sudah akan beranjak pergi sebelum Jisung menariknya ke ruang ganti dan mengunci ruangan itu.

"Menangis jika hyung ingin melakukannya" ujar Jisung seraya memeluk Haechan dengan lembut.

Haechan menutup matanya, air matanya tanpa bisa ditahan telah jatuh luruh membasahi pipinya. "Kufikir bisa dengan mudah merelakannya, tapi ternyata aku tetap merasakan sakitnya" bisik Haechan seraya memeluk pinggang Jisung dengan erat.

Jisung mengelus rambut Haechan dengan sayang, membiarkan si manis menumpahkan segala keluh kesahnya. "Sakit Ji...huks sakit sekali rasanya" Jisung tidak tahu harus berkata apa tapi ia tahu bagaimana rasanya. Jadi yang bisa dilakukan Jisung hanya memeluk Haechan dengan erat seraya menciumi pucuk kepala Haechan secara berulang.

"Ssstttt ...... Ada kami disini, kau tidak hanya harus terpaku pada Jaemin hyung. Kau lupa masih ada aku juga disini" hibur Jisung. Haechan menatap Jisung dalam diam, "sejak dulu kau selalu bisa membuat perasaan tenang, terima kasih karena mencintaiku sebesar ini" lirih Haechan sungguh-sungguh.

"Karena kau pantas dicintai sebesar ini hyung" ungkap Jisung. "Ayo pulang hyung ku antar" tambah Jisung, sengaja Jisung melakukan ini saat ia melihat bayangan Jaemin yang mendekat, dan untungnya Haechan menurut.

Jisung tidak menyangka jika Haechan mengijinkannya dirinya untuk menginap. Namun yang membuatnya gemas adalah Minhae yang terus menerus mencuri pandang kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Jisung yang langsung menghampiri Minhae.

"Tidak ada" jawab Minhae seraya menggelengkan kepalanya.

"Bohong, Minhae hyung penggemal paman jadi dia ingin tidul dengan paman" sahut Yuchan yang seketika membuat Minhae ingin menyumpal mulut ember Yuchan.

"Benarkah seperti itu, wow paman juga penggemar Minhae, tapi boleh paman lihat wajahmu sejak bertemu denganmu kau selalu menutupi wajahmu dengan masker" pinta Jisung.

Minhae menundukkan wajahnya, "tapi jangan benci Minhae ya" ujar Minhae lirih.

"Kenapa paman harus membencimu kau anak baik dan keren yang ada paman justru bangga padamu" jawab Jisung. Namun setelah Minhae benar-benar membuka maskernya Jisung justru tertegun sesaat.

"Kenapa kau mirip dengan Jaemin hyung?" Sahut Jisung bingung. Koeun yang sejak tadi hanya diam akhirnya berdiri dari tempatnya duduk, "karena dia anak Jaemin" sahut Koeun membuat Jisung menatapnya tidak paham.

"Yang dilahirkan oleh Haechan" lanjut Koeun, yang semakin membuat Jisung tertegun.

"Jadi ini alasan Haechan hyung pergi?" Tanya Jisung lirih, anggukan kepala oleh Koeun membuat Jisung tiba-tiba menitikan air matanya.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang