Part 22

7.9K 911 140
                                    

Jaemin memandang tubuh mungil yang kaku ini dengan kosong. Putrinya, separuh jiwanya telah pergi dari dunia ini, mendahuluinya. Jaemin masih melihat putrinya tersenyum tadi pagi, tapi bagaimana bisa dalam setengah hari yang ia jumpai justru tubuh kaku putrinya.

Jaemin memejamkan matanya mencoba menahan air matanya, yang sayangnya percuma karena air mata tetap mengalir dari kedua matanya. Tubuh Jaemin luruh terjatuh di lantai, "hiks....hiks... Haemin-ah putri kecil daddy" ujar Jaemin lirih. Member NCT yang melihat Jaemin pun hanya bisa menangis dalam diam, "hyung" panggil Chenle seraya memeluk Jaemin.

"Putriku Chenle-ah.... Huks putriku" ujar Jaemin dalam tangisannya. "Aku belum memberikannya apapun ...huks ... Aku belum membahagiakan dirinya huks.... Kenapa dia sudah pergi....huks.... Apa dia benci memiliki daddy seperti ku huks..." Lanjut Jaemin dengan mengeluh.

"Hyung...relakan Haemin ya. .. Tuhan sayang padanya karena itu dia membawa malaikat kecil kita" hibur Chenle. "Lihat wajah damai putrimu hyung, dia huks...dia sudah baik-baik saja" tambah Chenle tanpa bisa menahan tangisannya.

"Jaemin-ah" panggil ibu Jaemin yang baru datang.

Jaemin menoleh lalu memeluk ibunya dengan erat, "huks...eomma putriku ....huks...putriku eomma..." Keluh Jaemin pada ibunya sambil menangis.

Appa Jaemin berjalan kearah Haemin yang terbujur kaku, "cucu kakek kenapa tidur disini," tanyanya lirih " disini pasti dingin, tenang saja sekarang Haemin sudah tidak kedinginan Harabeoji akan memeluk Haemin agar Haemin tidak kedinginan" ujar Appa Jaemin, member NCT yang berada disana hanya dapat menangis semakin keras.

"Akan kucari orang yang bertanggung jawab akan kematian putri kita" ujar Sungchan penuh dendam, lelaki yang terbiasa sabar ini pun bahkan tidak bisa membendung kemarahannya.

"Tentu akan kita cari, akan ku kuliti ia dari ujung kepala hingga ujung kaki" kini Kun yang menyahut.

"Jaemin kau harus kuat nak, ada Minhae dan Haechan yang butuh dukungan saat ini. Kau tahu putramu mengalami trauma nak, keduanya menyalahkan diri mereka sendiri akan kepergian Haemin." Ujar Eomma Jaemin menguatkan.

Ya, yang dikatakan oleh Eomma Jaemin benar adanya. Minhae anak itu tiba-tiba mengunci mulutnya, pandangan matanya pun kosong. Hanya terdiam tanpa mengatakan apapun, Jisung yang saat ini menemaninya pun hanya dapat menangis dalam diam melihat keadaan Minhae.

Sedangkan Haechan, kondisinya malah yang terburuk saat ini dengan Taeyong dan Jaehyun yang menungguinya. Setiap Haechan sadar ia akan melukai dirinya sendiri, seraya menjerit dan berkata jika ia ibu yang kejam karena membiarkan putrinya mati.

"Kenapa semua jadi begini Jaehyun-ah" bisik Taeyong lirih seraya menggenggam tangan Haechan yang tidak sadar.

"Aku yakin semua ini direncanakan untuk menyakiti Haechan" ujar Jaehyun tiba-tiba.

Taeyong mengangkat kepalanya dan menatap Jaehyun bingung, "maksud mu ada yang ingin mencelakai Haechan" tanya Taeyong dan dijawab Jaehyun dengan anggukan yakin.

"Kita bicara diluar" ujar Taeyong. "Ada Sunny sunbae, Yeri dan Mina yang dapat menjaga Haechan" ujar Taeyong menunjuk tiga wanita yang tengah tertidur di sofa saat Jaehyun terlihat keberatan untuk meninggalkan Haechan sedangkan Koeun sedang dalam perjalanan, ingat ia masih berada di London sebelum berita mengenai kematian Haemin membuatnya menjerit histeris. Pada akhirnya Jaehyun setuju untuk keluar, ini memang baru asumsinya namun ia yakin seratus persen seseorang tengah mengincar belahan jiwanya.

--------+++++------

"Cih, dia masih selamat tapi tidak masalah pelacur kecil yang selalu menempel pada Mark oppa sudah pergi untuk selamanya kini tinggal ibunya saja" ujar Sehwa seraya meminum wine yang ada ditangannya.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang