Part 32

7.6K 787 101
                                    

Yeri perlahan mendekati Haechan lalu memeluk pemuda itu sekilas baru setelahnya ia berikan sebuah bunga pada Haechan. "Ini bunga Lily of the Valley" ujar Yeri menyerahkan pada Haechan. "Bunga ini memiliki arti sebagai kesetiaan, dan itu juga yang Shotaro janjikan padaku ketika meminta ku untuk menyerahkan bunga ini padamu" ujar Yeri.

"Remember okey, kapanpun kau butuh noona maka katakan bahkan jika saat itu aku berada di tempat terjauh sekalipun maka aku akan datang untuk mu Haechanie" ucap Yeri sungguh-sungguh.

Haechan mengangguk mengerti, ya Yeri selalu menjadi sosok noona bahkan setelah Koeun sempat pergi. Sunny maju lalu menoel hidung Haechan dengan lembut, "Chenle memberi ini untukmu, meski tidak cocok dengan sosoknya tapi kau pasti paham apa maksud dari anak itu" jelas Sunny yang diberi anggukan pelan oleh Sunny.

Koeun maju secara perlahan, "noona pernah berpikir jika saja saat itu tidak menbawamu maka kau pasti tidak akan menderita. Namun noona mengerti makna dari kepergian mu saat itu, dibalik penderitaan yang menimpa ketika waktu itu kini noona bisa melihat kebahagiaan yang begitu besar yang kau miliki." Ucap Koeun seray menghapus air matanya yang mengalir.

"Jisung menitipkan ini padaku, bunga anggrek putih" ujar Koeun lalu menyelipkan anggrek putih kedalam rangkaian bunga Haechan. "Anggrek putih sebenarnya lebih tepat diberikan pada pasangan yang telah menikah karena bunga ini memiliki arti, keharmonisan dalam rumah tangga. Keluarga yang tenang dan damai, namun Jisung bilang ini juga sebagai doa agar nantinya ketika semuanya bersama-sama suasana tenang dan damai itu tetap ada" jelas Koeun.

"Sekarang giliran paman" ujar Lee Soo Man seraya maju mendekati Haechan, membuat Koeun yang tadinya hampir menangis lagi langsung menghapus air matanya.

"Bocah itu menitipkan ini" ujar Lee Soo Man menyelipkan buang baby breath di telinga Haechan. "Arti bunga ini adalah cinta abadi, Tidak hanya untuk pasangan kekasih tetapi juga keluarga dan sahabat. Melambangkan kemurnian dan kebebasan dari pengaruh luar dan lahirnya seroang bayi baik laki-laki maupun perempuan." Ucapan Lee Soo Man tiba-tiba membuat Haechan teringat pada Haemin, putrinya bersama Jaemin.

"Ini dari Jaemin paman?" Tanya Haechan memastikan, yang dibalas anggukan membenarkan dari pertanyaan Haechan. "Lalu milik Sungchan?" Tanya Haechan bingung.

"Kau harus menerima langsung dari orangnya" jawab Sunny seraya menunjuk kearah atap. Haechan mengangguk dan melanjutkan perjalanannya menuju Atap. Haechan melihatnya disana, Sungchan tengah berdiri membelakangi dirinya.

"Sungchan" panggil Haechan pelan yang membuat pemuda jangkung itu membalikkan badannya lalu menatap Haechan dengan senyuman lembut di bibirnya.

Haechan tidak melihat setangkai bunga pun di tangan Sungchan lalu ia tatap mata Sungchan yang juga tengah menatapnya. "Cantik" puji Sungchan seraya menatap pada telinga Haechan yang tadi terselip bunga baby breath dari pamannya.

"Hanya ada kau disini?" Tanya Haechan penasaran.

"Hm, hyungdeul dan Jisung mempersilahkan agar aku yang mengatakannya pada hyung" jawab Sungchan yang kini sudah berdiri tepat di depan Haechan, sehingga membuat Haechan harus sedikit mendongak menatap pada Sungchan.

"Kau mau mengatakan apa?" Ujar Haechan.

"Kau sedang bermain pura-pura tidak tahu atau memang terlalu polos sampai tidak tahu maksud kami sama sekali" ucap Sungchan dengan lembut.

Haechan menggeleng, "aku tahu hanya takut terlalu percaya diri" bantah Haechan.

Sungchan meraih pinggang Haechan hingga jarak diantara mereka semakin dekat, "hyung kami semua ingin menikahimu, bagaimana menurutmu?" Tanya Sungchan to the point.

"Itu....." Jawab Haechan sedikit ragu.

"Yes or Yes" sela Sungchan sebelum Haechan menjawab apapun.

"Apa-apaan itu" bantah Haechan cepat.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang