Part 11

12.6K 1.2K 304
                                    

"Haechan-ssi bisa kita berbicara berdua saja"

Haechan memandang pesan di handphonenya dengan pandangan rumit, "pesan dari siapa?" Tanya Yuta yang tengah menyetir seraya berusaha mengintip handphone Haechan.

Haechan menggeleng seraya memasukan handphonenya kedalam tas, "hanya masalah jadwal kalian" jawab Haechan berbohong.

Yuta menatap dalam pada Haechan, namun melihat jika lelaki manis itu tidak mau privasinya diganggu maka Yuta mengalah. "Hyung tahu kau berbohong, namun hyung tidak akan memaksamu untuk bercerita" ujar Yuta yang membuat Haechan merasa bersalah, "tapi janji pada hyung, jika kau tidak bisa mengatasi masalah mu maka katakan pada hyung" ujar Yuta memperingati.

Haechan mengangguk, "baik hyung, terima kasih" ujar Haechan tulus. Mereka hanya berdua tentu saja setelah Yuta meninggalkan Jungwoo dan Mark bersama Jisung. Harusnya Haechan yang ingin menyetir karena bagaimanapun ia managernya dan Yuta adalah artis yang harus dirawat, namun Yuta mengatakan bahwa sekarang bukan waktu bekerja. "Ini tugas calon suami pada calon istrinya" jawab Yuta yang hanya membuat Haechan mencubit pinggang Yuta untuk menutupi rasa malunya.

Sedangkan Jisung hanya mendesah lelah mendengar ocehan Mark mengenai ia yang tidur dengan Haechan. "Ya kau ini memang tidak punya perasaan, kami saja sekali belum pernah kau malah sudah dua kali" gerutu Jungwoo yang membuat Jisung merotasikan matanya malas.

"Beri kesempatan pada yang lain juga, astaga tapi siapa saja yang sudah pernah melakukannya dengan Haechan?" Tanya Mark penasaran, Jungwoo hanya mengendikan bahunya karena tidak tahu.

"Serius hyung kalian jika masih mengoceh didalam mobilku, kuturunkan kalian berdua disini" ancam Jisung yang sudah benar-benar lelah akan tingkah kedua hyungnya. Ancaman Jisung berhasil, masalahnya mereka tidak mungkin jalan kaki ke kantor agency mereka karena mereka tadi berangkat dengan Yuta dan tas mereka berdua ada di dalam mobil Yuta.

------++++++-----

"Kenapa kau harus jadi manager pribadi Winwin?" Ujar Taeil dengan nada merajuk pada Haechan.

"Benar kalau kau ke Beijing aku jadi tidak bisa bertemu denganmu" kini Chenle yang ikut merajuk.

"Jangan jadi manager Winwin, kirim orang lain saja" bahkan Renjun pun ikut melakukan protes.

Haechan mendesah lelah lalu menatap tiga orang dibelakangnya, "kalau ingin protes pergi ke Tuan Lee, jangan padaku" ujar Haechan sebelum pergi dari hadapan ketiganya.

Haechan berpapasan dengan Jaemin saat ia akan pergi ke toilet, Haechan memutuskan untuk memutar balik langkahnya sebelum tangannya telah dicekal dengan erat dan ia ditarik masuk ke dalam toilet.

"Kau memerlukan sesuatu" tanya Haechan pada Jaemin yang tengah membelakanginya.

"Ayo menikah" ujar Jaemin setelah membalik badannya dan menghadap pada Haechan.

Haechan memandang Jaemin dengan tidak percaya, "kau akan menikahi orang lain, tapi kau juga mengajakku menikah?" Tanya Haechan tidak percaya. "Na Jaemin kau bajingan" umpat Haechan ia segera berbalik dan akan keluar sebelum pintu itu terbanting tertutup kembali dan pelakunya adalah Jaemin.

Dengan cepat Jaemin membalik badan Haechan dan mengurungnya. "Kau tahu dengan jelas aku tidak menyukai wanita itu, itu keinginan appaku" bentak Jaemin. "Apa kau tidak peduli pada perasaan ku, harus dengan cara apa aku meyakinkan diri mu bahwa hanya kau yang aku inginkan LEE HAECHAN" teriak Jaemin putus asa.

"Aku pun tidak tahu apa yang harus kau lakukan" jawab Haechan lirih, "aku bahkan juga tidak tahu aku harus apa?" Jawab Haechan.

"Ayo pergi bersama ku, kita menikah aku bisa meninggalkan semuanya hanya untuk bersamamu Haechanie" pinta Jaemin lirih.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang