Part 35

7.6K 656 68
                                    

Haechan merenggut kesal dalam pelukan Jeno, lelaki ini maunya apa tadi bilang jika menginginkan dirinya tapi sekarang mereka hanya tidur berpelukan bersama di kasur. "Lee Jeno" panggil Haechan dengan nada dingin.

"Hm" sahut Jeno pendek.

"Apa kita tidak akan melakukan apa-apa?" Tanya Haechan seraya menatap Jeno dengan tajam.

Jeno balas menatap Haechan, "memangnya kita mau melakukan apa, ini sudah malam ayo tidur" jawabnya seraya memeluk Haechan semakin erat.

Haechan semakin merasa emosi, "Lee Jeno sialan " batin Haechan berang. Dengan gerakan cepat ia lepas pelukan Jeno, lalu beranjak turun dari ranjang. Namun dahinya mengernyit heran ketika ia tidak bisa membuka pintu kamar.

Jeno duduk bersandar di ujung ranjang seraya menatap Haechan geli, ketika lelaki itu menatapnya tajam. "Kembali kemari!" Titah Jeno dengan nada tidak bisa dibantah.

"Buka" balas Haechan dingin.

"Kemari sekarang Lee" ucap Jeno.

"Bu...ka" ujar Haechan dengan penuh penekanan.

Jeno memutar matanya malas lalu berjalan kearah Haechan, Haechan melipat tangannya dan menaruhnya di dada. "cepat buka" perintah Haechan.

Namun bukannya membuka pintu Jeno justru mengukung Haechan antara dia dan pintu. "Aku berbaik hati dengan membiarkan dirimu beristirahat" ujar Jeno menjelaskan.

Namun Haechan hanya memutar matanya malas dan membalas tatapan Jeno dengan jengah. "Cih, kalau begitu kenapa kau mengatakan menginginkanku" ucap Haechan menuntut.

"Kita bisa melakukannya kapan-kapan, untuk malam ini beristirahatlah dulu. Tidakkah apa yang terjadi akhir-akhir ini membuat perasaan mu menjadi buruk" hibur Jeno yang sayangnya tidak disambut baik oleh Haechan yang semakin merasa jengkel.

"Buka pintunya dan minggirlah, kalau kau tidak ingin melakukannya denganku biarkan aku cari orang lain" sahut Haechan.

Ucapan Haechan telah mengikis habis kesabaran Jeno, jadi dengan cepat ia raih pinggang Haechan membuat laki-laki manis itu harus mendongak saat Jeno telah memagut bibir bawahnya. Haechan menyeringai tanpa sepengetahuan Jeno, "kau ini harus disulut api dulu baru mau bertindak" batin Haechan senang.

Tangan Jeno yang tadinya memegang pipi Haechan kini telah berpindah untuk melucuti seluruh baju Haechan tanpa sisa, setelahnya dengan hati-hati ia angkat Haechan dan membawanya menuju ranjang. Jeno benar-benar berhati-hati bahkan saat membaringkan Haechan ditempat tidur pun ia lakukan dengan lembut dan perlahan.

Setelah itu Jeno juga langsung melucuti pakaiannya sendiri, Jeno berbaring diatas Haechan tapi tetap tidak sampai menindih tubuh pasangannya  lalu dengan cepat ia melumat bibir Haechan. Haechan pun membalas lumatan dari Jeno. Keduanya masih saling mendominasi dalam ciuman panas mereka hingga membuat saliva keduanya saling bertukar saat Jeno menyusupkan lidahnya kedalam mulut Haechan.

"Ngghhh…. Jennn,… pelan.. pelan… Ahhhh…. Ngghhhh" erang Haechan saat Jeno mengigit perpotongan lehernya lalu menghisapnya dengan kuat dan terciptalah sebuah kissmark disana.

"Mianhae, honey" ucap Jeno ditelinga Haechan. Jeno pun mulai menjilati telinga Haechan membuat namja itu semakin mengerang hebat.

"Ngghh… Jenooo… jangan digigit… ahhhh… Ngghhh…" erang Haechan saat Jeno mulai mengigiti telinganya dengan sedikit keras. Jilatan-jilatan lidah Jeno pun kini kembali beralih pada leher Haechan yang sudah dihiasi banyak tanda merah keunguan. Jeno menjilati bagian bawah dagu Haechan lalu turun kebawah dan semakin kebawah hingga kini Jeno bisa melihat dua tonjolan kecil berwarna merah muda yang sangat menggugah selera Jeno.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang