Part 36

7.8K 815 187
                                    

Haechan meringis pelan saat ia berusaha untuk bangun dan melepaskan dekapan Jeno padanya. Astaga, Haechan menyesal menyulut gairah Jeno semalam. Mana ia tahu jika lelaki ini meski tahu ia hamil masih bisa mengajaknya bermain sampai berulangkali. Yang terakhir Haechan ingat adalah pelepasannya yang ke 17 selepas itu ia tidak ingat lagi.

Belum lagi selepas tidur satu jam, setelahnya Jeno akan menyerangnya lagi bahkan meski ia tertidur sekalipun. "Dia dan Na Jaemin sama saja dan satu si pendek itu Huang Renjun" gerutu Haechan, "tapi ini juga salahku, kenapa masih harus memancingnya" batin Haechan sebal.

Haechan mendesah lega saat berhasil lepas dari dekapan Jeno, Haechan dengan sebal melihat pada Jeno yang sialnya tertidur dengan muka sepolos muka bayi. "Membuat orang kesal saja" bisik Haechan, namun saat ia akan berdiri ia tiba-tiba terjatuh lagi ke kasur karena sakit di pinggangnya. "Ow, Shit" ujar Haechan lirih.

Haechan lalu berbalik menatap Jeno dengan wajah sebal ia ambil bantal miliknya lalu sekuat tenaga ia pukul muka Jeno dengan bantal tersebut. "Dasar sialan," umpat Haechan seraya terus memukuli wajah Jeno. "Bajingan sialan" umpat Haechan lagi.

Jeno yang terusik tidurnya tiba-tiba duduk, namun masih dipukuli berulang kali dengan bantal. "Chagiya ...wae...wae" ujar Jeno seraya berusaha menahan bantal yang menghantam wajahnya.

"Pinggang ku sakit dasar kau laki-laki sialan" umpat Haechan seraya memukuli wajah Jeno dengan keras.

"Aw ..aww.... Chagiya berhenti...hey berhenti atau kau mau kumasuki lagi" ujar Jeno dengan nada mengancam.

Haechan yang mendengar ancaman Jeno semakin merasa marah, "kurang ajar" ujar Haechan dan entah mungkin karena terlalu emosi ia bahkan bisa menendang Jeno tepat dimatanya hingga membuat muka Jeno terdorong sampai menghantam pada lampu tidur disamping ranjang.

"Aduh" pekik Jeno kesakitan seraya memegang matanya yang terhantam pada lampu. Namun melihat jika mata Haechan masih menatap kearahnya dengan sinar laser dimatanya. Jadi Jeno memilih untuk melarikan diri daripada ia mendapat timpukan cinta lagi.

"YAAA LEE JENO MAU KEMANA KAU" Teriak Haechan menggelegar di seluruh kamar.

-----+++++------

Sehwa menatap sekitarnya dengan bingung, "aku dimana" batinnya khawatir. Kricing.. bunyi rantai seketika menyadarkan dirinya dengan posisinya yang berdiri dengan tangannya yang terikat rantai di kanan dan kiri.

"APA INI" pekiknya tidak percaya. Mata Sehwa menyipit kala ia melihat sosok seseorang yang dikenalnya. "Mark oppa" panggilnya senang saat ia melihat Mark berdiri didepannya.

Plak

Tamparan tiba-tiba dari Mark membuat tubuh Sehwa membeku, dengan tidak percaya ia tatap Mark yang hanya memandangnya datar. "Oppa, kenapa?" Tanya Sehwa tidak mengerti.

Plak

Sekali lagi Mark menampar dirinya dengan keras, yang membuat wajah Sehwa bahkan terlempar kesamping. Sehwa meringis sedikit saat merasakan pipinya yang terasa kebas. "Kenapa kau menampar ku, oppa?" Tanya Sehwa lagi.

Plak

"Bukankah aku sudah bilang berhenti memanggilku dengan cara seperti itu" jawab Mark dengan nada dingin, "dan aku cukup senang memukulmu" lanjut Mark dengan tersenyum mengerikan pada Sehwa.

"Hoy, jangan memulai sebelum pengantin kita yang melakukannya" ucap Yangyang, yang baru datang.

Mark mengangguk, "kau benar, nanti ia akan marah sekali padaku" ujar Mark lalu duduk di salah satu sofa di sebelah Yangyang. Sehwa memandang sekitarnya dengan tidak percaya, "apa yang mau kalian lakukan padaku" ujar Sehwa menatap pada Mark dan Yangyang dengan tajam.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang