Part 39

7.5K 740 72
                                    

Haechan tersenyum sumringah menatap seluruh ruang tamu yang penuh dengan barang. Mengabaikan para dominannya yang telah pingsan diatas sofa. Kedua putra Haechan kini tengah menatap penuh minat pada barang belanjaan Haechan, "mama buat Yuchan ada tidak" tanya Yuchan dengan nada penuh harap.

Haechan menganggukan kepalanya lalu mengambil sekitar 4 paper bag yang ia serahkan pada Yuchan. Bocah kecil itu tertawa senang, melihat Yuchan kesulitan Haechan hampir membantu sebelum Yuta yang baru datang langsung mengambil alih.

"Jangan mengangkat barang berat" ujar Yuta mencegah, "mana punya Minhae biar ku  bawa ke kamar mereka sekalian" ucap Yuta.

Haechan mengangguk lalu menunjuk 4 paper bag yang langsung di terima Yuta dan dibawanya ke delapan paper bag itu ke kamar anak-anak, Minhae dan Yuchan selepas berpamitan dan berterima kasih pada Haechan, keduanya lalu menyusul langkah Yuta.

Namun Yuchan memilih untuk berbalik dan mengecup pipi papa-papanya satu persatu. "Thank you papa" satu kalimat dari Yuchan entah kenapa membuat rasa lelah mereka berkurang. Ten sejak awal yang sudah jatuh cinta pada anak-anak Haechan, kini dihadapkan pada keimutan Yuchan hanya bisa memekik gemas. Jika saja tidak ada Yuta diatas tangga sudah pasti ia akan membawa bocah kecil ini dalam pelukan erat.

Haechan tersenyum hangat melihat bahwa para member bisa menerima putra-putranya tanpa membedakan anak itu darah daging mereka atau bukan. "Aahhh" rintih Haechan tiba-tiba seraya memegang kakinya dan dengan segera ia mencari tempat duduk, Jungwoo yang paling dekat dengan Haechan sudah menghampiri lelaki manis itu.

"Kenapa?" Tanya Jungwoo khawatir seraya memegang kaki Haechan, yang lain hanya melihat dengan tatapan khawatir.

"Kakiku kram" rintih Haechan, Jungwoo dan yang lain mendesah lega. "Makanya lain kali jika ingin berbelanja jangan suka berlari kesana kemari" nasehat Jungwoo seraya mencubit pipi Haechan pelan karena terlampau gemas.

Hap

Dalam satu kali gendongan ia bawa Haechan ala bridal style, "akan ku antar ibu hamil ini beristirahat, kalian semua juga beristirahat" pamit Jungwoo yang sudah berjalan menuju kamar Haechan. Winwin dan yang lain memutuskan untuk kembali ke dorm saja, lagipula mereka mau tidur dimana. Apartemen Koeun hanya ada tiga kamar, dan semua sudah terisi meski Koeun belum pulang mereka tidak mungkin menginap disana kan.

Sedangkan Haechan kini tengah duduk bersandar pada sandaran kasur, dengan Jungwoo yang memijat kakinya. Haechan memejamkan matanya menikmati pijatan Jungwoo di kakinya. "Ke kanan sedikit hyung" pinta Haechan yang dituruti oleh Jungwoo. "sekarang yang kiri hyung tekan sedikit keras" lanjut Haechan meminta.

"Aahhh" desah Haechan keenakan.

Jungwoo sempat tertegun mendengar desahan Haechan, membuat Haechan membuka matanya dan menatap Jungwoo bingung. "Kenapa berhenti" ujar Haechan dengan nada merajuk.

Namun Jungwoo justru memejamkan matanya, mencoba mengusir pikiran tidak senonohnya. "Tidak ada" jawab Jungwoo seraya melanjutkan acara memijatnya. Namun siapa yang tengah dibodohi, Haechan?.

Haechan tahu Jungwoo tengah menahan gairahnya, "mau berbohong tapi ia membiarkan miliknya membesar seperti itu" decak Haechan dalam hati.

"Sudah?" Tanya Jungwoo pada Haechan yang hanya diam. Haechan mengangguk, lalu memijat lehernya "hyung aku mau mandi air hangat" pinta Haechan.

Jungwoo melihat kearah kamar mandi lalu mengangguk, "tunggu disini, hyung siapkan dulu ya" ujar Jungwoo lalu masuk kedalam kamar mandi. Melihat jika Jungwoo sudah masuk, Haechan bergegas turun lalu membuka seluruh bajunya. Ia ambil bathrope di dalam lemari lalu memakainya kemudian ia susul Jungwoo di kamar mandi.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang