Part 16

12.3K 1K 139
                                    

Ckitttt.....

Mark tiba-tiba memberhentikan mobilnya mendadak, Haechan hanya dapat menutup matanya seraya memegang sabuk pengamannya dengan erat. Ia takut sekarang, takut sekali, takut jika Mark memarahinya karena sikap keras kepalanya, jika ia menurut apa kata Mark semua tidak akan terjadi begini.

Mark hanya diam dan Haechan terlalu takut untuk memulai obrolan. Tapi tiba-tiba Mark melajukan mobilnya lagi, Haechan ingin bertanya kenapa mereka tidak kembali ke hotel malah menuju dorm Ilichil. Namun melihat wajah Mark yang tampak masih sangat emosi, jadi Haechan hanya diam saja.

Haechan mengikuti Mark yang turun lebih dulu, ia bahkan sampai harus berlari karena jaraknya dan Mark semakin jauh.

Brak

Mark bahkan membanting pintu tepat di depan muka Haechan, Haechan hanya menghela nafasnya pasrah. Dengan pelan ia buka pintu dan menyusul Mark masuk. Namun Mark sudah masuk ke kamarnya, Haechan yang tidak tahu harus berbuat apa jadi hanya duduk saja di ruang santai.

Cklek

"Kembalilah ke hotel" usir Mark pada Haechan, "minta siapapun untuk menjemputmu, jangan pulang sendiri" meski berkata dengan nada dingin namun Mark masih menunjukan perhatiannya.

Haechan menggigit bibirnya menahan tangis, "lelaki brengsek" umpatnya pelan. "Kau bilang apa?" Sahut Mark cepat menatap Haechan tajam. "Hyung brengsek" ujar Haechan lebih keras tapi jika didengar dengar dengan jelas nada suara Haechan terdengar bergetar.

"Kau menyalahkan aku atas apa yang terjadi padamu tadi?" Tanya Mark tidak percaya, "kau yang meminta untuk tetap datang ke party itu, bahkan dengan sengaja kau duduk disamping lelaki tua bangka itu dan menyuruhku untuk duduk disamping gadis murahan yang tidak berhenti merayu ku sepanjang acara" ujar Mark dengan nada kesal.

"Tapi hyung meninggalkan aku bersama lelaki tua bangka itu" jawab Haechan lirih.

"Kau pikir aku mau, wanita murahan itu menarik ku untuk turun bahkan Junho hyung pun ikut menarik ku" jawab Mark, Junho adalah asisten Mark. "Dan kau masih menyalahkan aku, siapa yang bilang dan berjanji tidak akan terjadi sesuatu tadi" sahut Mark cepat. "LEE HAECHAN KAU BENAR-BENAR" ujar Mark emosi dan berniat untuk memasuki kamarnya lagi.

Haechan dengan cepat ia memegang tangan Mark, menahan lelaki canada itu untuk memasuki kamarnya. Haechan balik badan Mark lalu menempelkan bibirnya dan bibir Mark. Kemudian mendorong tubuh Mark hingga punggung Mark menempel pada pintu kamar Mark. Hanya ini yang bisa dilakukan Haechan untuk meredam kemarahan Mark.

Serangan mendadak dari Haechan membuat kedua bola mata Mark hampir keluar dari tempatnya. Ia tidak menyangka akan dicium seintim ini oleh orang yang selama ini selalu di dambanya. Apa maksudnya ini? Apakah ini berarti Haechan menginginkan dirinya? Mark dapat merasakan jika bibirnya dihisap, ditekan, dan dijilat secara agresif.

Mark yang masih waras mendorong tubuh Haechan, hingga kepala Haechan bergerak, dan bibir mereka berhenti berpagutan. "Haechan-ah," bisik Mark, "jangan memancingku melakukan sesuatu padamu" lanjut Mark.

Mata Haechan yang awalnya mwredup kini tampak terselimuti kabut nafsu "Hyung, kenapa menolak aku tahu kau selalu menginginkanku" ujar Haechan seraya membelai bibir Mark seduktif. Haechan kembali mencium bibir Mark saat lelaki itu tengah mematung karena tidak menyangka jika Haechan bisa menggodanya seperti itu.

Mark tidak dapat menahan diri. Pertahanannya yang kokoh hancur begitu saja hanya dengan godaan dari Haechan (itu artinya ngak kokoh Markeu). Mark menggerakan tangannya, kemudian memegang belakang kepala Haechan, menarik Haechan untuk memperdalam ciuman mereka. Salah satu tangan Mark yang lain mulai bergerilya, menyentuh punggung Haechan. Ia mengusap punggung Haechan dengan lembut, membuat tubuh Haechan memanas.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang