Part 20

10.2K 927 74
                                    

Shotaro membawa Haechan pulang ke Dorm Dream, ia bingung jika membawa Haechan ke apartemen pribadinya itu terlalu jauh dan Shotaro juga tidak yakin bisa mengobati kaki Haechan.

"Kenapa dengan kaki Haechan" tanya Renjun lirih, karena saat ini Haechan tengah terlelap dalam gendongan Shotaro.

"Dia hampir terserempet motor tadi, untungnya hanya kakinya saja yang luka" jelas Shotaro ia tahu ini pun setelah ia memaksa Haechan untuk bercerita, Jeno dengan sigap mengambil Haechan dan menggendongnya ala bridal style.

Karena kamar Chenle kosong mereka membawa Haechan untuk istirahat di kamar Chenle saja. Jaemin datang bersama Jisung yang telah membawa lap basah dengan ice gel. "Apa perlu memanggil dokter, nampaknya Haechan hyung demam" ujar Jisung dengan nada khawatir.

"Bagaimana tidak demam, dia memaksakan diri untuk melayani Winwin hyung, Kun hyung, Mark hyung dan semalam Johnny hyung" omel Renjun.

"Kau pun tidak lebih baik dari mereka jadi jangan mengomel" ujar Shotaro seraya menoyor kepala Renjun.

"Cih" Renjun mendecih lirih.

"Kalian istirahat saja, biar aku yang jaga" ujar Jaemin seraya mengompres kepala Haechan, mereka semua sadar selain Renjun dan Jaemin yang lain memang tidak bisa diharapkan untuk melakukan hal seperti ini.
Jadi mereka hanya dapat menurut ucapan Jaemin, "jika kau lelah panggil aku di kamar" ujar Renjun.

Jaemin mengangguk, "hubungi hyungdeul Ilichil jika tidak mereka akan khawatir, anak-anak sedang menginap di dorm Ilichil saat ini" ujar Jaemin meminta salah satu dari mereka untuk mengabari Taeyong dkk.

"Kau tahu dirimu lelah kenapa masih memaksakan diri" ujar Jaemin lirih seraya mengompres kepala Haechan. "Maafkan kami karena masih begitu egois meminta mu melayani kami" bisik Jaemin lirih seraya mengecup kepala Haechan.

-------+++++----

"Aku mengerti, kabari kami jika terjadi sesuatu" ujar Doyoung dengan raut wajah khawatir.

".…......….……"

"Tenang anak-anak juga sudah tidur, Haemin dengan Mark, Yuchan dengan Yuta dan Minhae dengan Taeil hyung" jelas Doyoung.

".…......….……"

"Oke jaga Haechan dengan baik" pesan Doyoung sebelum Jeno mengakhiri telpon diantara mereka.

"Haechan baik-baik saja" tanya Taeyong selepas Doyoung mematikan sambungan telpon dari Jeno.

"Iya dia demam, tapi ada Jaemin yang tengah merawatnya" jelas Doyoung.

"Aku kasihan pada Haechan siang sibuk menemani kita, malamnya jika salah satu dari kita menginginkan dirinya ia tidak pernah menolak" ujar Doyoung lirih.

"Lalu bagaimana, mendapat kesempatan untuk bersamanya itu semacam keberuntungan" jawab Taeyong.

"Belikan dia vitamin besok" titah Doyoung.

"Kenapa bukan kau saja" sahut Taeyong.

"Ck, begitu saja perhitungan dasar pelit" ujar Doyoung sebelum meninggalkan Taeyong seorang diri.

"Dasar kurang ajar, beraninya dia mengataiku pelit" omel Taeyong yang menyusul untuk istirahat di kamarnya.

------+++++------

Haechan terbangun tengah malam karena lapar, ia melihat Jaemin yang tertidur dengan posisi duduk disebelahnya. Melihat raut lelah di wajah Jaemin Haechan berusaha turun kasur dengan pelan dan hati-hati. Meski kakinya sempat ditekan sedikit dan terasa sakit namun ia mengabaikannya.

Untungnya Jaemin tidak terbangun sama sekali, melihat jika kamar yang ditempatinya ialah kamar Chenle Haechan hanya bergumam pelan, "dasar orang kaya, banyak sekali tempat yang dimilikinya untuk tidur" omel Haechan pelan.

Is About Haechan Story II (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang