Butterfly at Night 🔞

PART 6

...

Sekitar 15 menit lagi lonceng sekolah dibunyikan, adel dan ashel telah sampai di halte sekolah.

Mereka berdua turun dari bus.

Adel dengan langkahnya yang panjang itu berjalan mendahului ashel yang masih tertinggal di gerbang.

Ashel berlari kecil untuk menyamakan langkah kaki mereka.

Adel yang menyadari hal tersebut pun dengan sengaja mempercepat lagi langkahnya,

Hingga mentok di bagian dinding koridor, ia dengan cepat berbelok ke arah lain,

Hal itu sontak membuat ashel tak siap dan akhirnya menabrak pillar.

Ya meskipun tingkat kesakitan hanya 0,01 persen, tapi malunya ituloh sampai 99 persennya.

Dari jarak yang cukup jauh, terlihat zee menyipitkan matanya, mengarah dimana ashel dan adel berada.

Ia berdiam diri diposisi itu, sembari sejenak memutar isi kepala. Seperti ada yang mengganjal dalam ingatan.

Tapi...

Entah apa itu.

Hingga bel sekolah pun tanpa aba-aba berbunyi tiba tiba, membuyarkan lamunannya.

Tangannya yang kena sikut membuat zee terkesiap.

...

Setiap mata pelajaran dilalui seperti biasanya.

Kini, waktu istirahat telah tiba.

Adel yang telah berada di salah satu bangku dikantin membiarkan makanan kuah yang sedikit mengepulkan asap itu menganggur dihadapannya.

Bola matanya mengitari ruang kantin yang memang memiliki desain terbuka, sehingga dapat dengan leluasa memandangi suasana ramai sekolah.

Tak lama,

Zee, Christy, dan olla memasuki area kantin.

Adel tak sengaja meliriknya.

Saat zee menyadari tatapan tersebut, adel pun langsung menunduk.

Namun, hal itu justru mengundang atensi zee untuk menghampirinya.

Dengan sengaja, zee melewati bangku dimana adel berada.

Diikuti oleh kedua temannya itu, ia berjalan cukup pelan.

Sambil menunduk, adel mengikuti gerakan rok didepannya itu melalui ujung matanya.

Bukan ingin terlihat lemah.

Ia hanya malas saja untuk berdebat dan menjadi pusat perhatian disini.

Seperginya zee dan kawan-kawan, ia pun kembali mendongak.

Mengamati teman lamanya itu dari kejauhan.

Yap, teman lama.

Flashback

Adel POV.

Beberapa tahun kebelakang,

Semuanya berjalan dengan begitu menyenangkan.

Berawal dari Ayahku yang beberapa kali sempat pindah-pindah rumah untuk pekerjaannya pada saat itu.

Membuatku dipertemukan dengannya.

Sebelum menempati rumah yang sekarang, dulu aku dan dia bertetangga.
Ya, dia zee.