Malam ini cuaca terasa dingin, Marsha baru saja menyeduh teh hangat untuknya dan juga zee. Menaruh nampan itu diatas nakas.Zee tengah sibuk berkutat dengan laptopnya, katanya ia lupa mengerjakan tugas minggu lalu sehingga sekarang harus menyelesaikan double tugas yang lain sebagai ganti.
Marsha duduk disampingnya, turut menyaksikan jemari zee yang tak hentinya mengetik dengan cepat.
Zee begitu fokus pada layar, teganya ia mengabaikan gadis cantik dengan puppy eyes menggemaskan itu yang kini menatap padanya begitu lekat.
beberapa saat kemudian zee menyadarinya, ia menangkup pipi marsha lalu mengecup bibir ranum marsha yang lembab. bibir mereka menyatu, marsha yang masih syok hanya bisa diam. perlahan ia memejamkan matanya.
Zee melumat lembut, menggigit kecil bibir bawah marsha agar terbuka, zee memasukan lidahnya untuk menjelajahi setiap inci rongga mulut gadisnya itu.
akhirnya marsha pun membalas ciumannya. Zee melumat bibir atas dan bawah marsha secara bergantian.Suara notifikasi cukup mengganggu sehingga Zee akhirnya menutup laptopnya, namun enggan melepaskan tautan bibir mereka. menaruh laptop itu di samping. kemudian tangannya menarik leher marsha untuk memperdalam ciuman mereka. suara detik jam dinding mengiringi decapan mulut yang dihasilkan kedua sejoli ini.
"Eemmhh" desahan yang keluar dari mulut marsha semakin menambah semangat zee untuk mencumbuinya.
tanpa sadar kini marsha sudah berada di atas paha zee, sementara zee bersandar pada headbed kasur yang empuk.Zee mengusap dengan sensual paha mulus marsha yang terekspos. lalu menelusupkan tangannya pada t-shirt gombrang yang marsha kenakan.
Marsha cukup kesulitan mengimbangi permainan dari kekasihnya, sampai akhirnya iapun merasa sudah kehabisan oksigen. Marsha melepas ciumannya dengan nafas yang tersengal-sengal. Zee tersenyum seraya mengusap lembut bibir marsha yang basah dan sedikit membengkak akibat ulahnya.
Sementara itu di universe lain. Ashel tengah memasak nasi goreng untuk makan malam. Mencium aroma wangi dari dapur, Adel menghampiri.
Adel melingkarkan tangannya pada pinggang ramping ashel, Ashel awalnya terkejut, tapi membiarkannya dan tetap mengaduk masakannya. Adel mengecupi tengkuk ashel sembari tangannya tidak dibiarkan menganggur mengelus perut rata ashel yang tertutupi celemek biru muda.
"Del. nanti diliat jessi" ucap ashel.
Adel tidak menghiraukannya. Memang sebelumnya adel tengah menonton film bersama jessi di ruang tengah."dia lagi anteng, sayang. Tuh denger, suara tv nya gede banget"
"idih udah maen sayang-sayangan aja"
"kenapa sih? aneh ya? atau kamu ga mau di panggil sayang? kamu maunya dipanggil apa?" Ashel tersenyum simpul. "emm, apa ya? terserah kamu aja sih"
"apa sayang? biar kamu nya juga nyaman."
"apa aja, selagi itu kamu yang bilang, aku pasti suka kok" Ashel menoleh sekilas untuk mengecup pipi adel. Adel termangu, dirinya suka memulai tapi kalau ashel yang melakukan itu duluan padanya ia masih merasa aneh.
"ih sayang. aku belum terbiasa" ucap adel, pipinya memerah bak tomat.ashel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia telah selesai membuat nasi goreng spesial dan siap untuk menyajikannya. Ashel berbalik, membuat adel berhenti menciuminya. Tatapan mereka beradu. ashel menjatuhkan tatapannya pada bibir adel.
perlahan adel mendekatkan wajahnya. hembusan nafas keduanya terasa hangat. hanya tinggal beberapa mili lagi bibir mereka akan menyatu.
"Kak, udah jadi belum?" pekik jessi, sontak membuat adel dan ashel menjauhkan kembali kepala mereka.
Keduanya nampak sama-sama gelagapan. saling menatap sejenak lalu tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly at Night 🔞
RomanceAshel terpaksa bekerja di dunia malam dan menghabiskan masa mudanya dengan menutupi aib dirinya dari orang-orang. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan Adel dan Zee, dua orang gadis yang sangat menggilai bidang olahraga terutama berkuda. Dipertem...