PART 5

4.6K 313 3
                                    

...

Pagi ini, Adel telah selesai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Begitu menuruni anak tangga, dibawah sana sudah ada mama, papa, serta chika yang tengah terduduk di area meja makan.


"Eh, nak. Sini sarapan dulu" Menyadari kehadiran si bungsu, sang mama pun segera menuangkan susu pada gelas yang telah disediakan sebelumnya.


Chika menoleh pada adel,

Tatapan mereka berdua beradu.


"Ma, pa, chika berangkat sekarang ya" Ujar chika kemudian berdiri setelah melirik pada arloji ditangan kirinya.


"Loh, kok buru-buru banget kak?" Papa,sebut saja Pak Revan.

"Iya pap, ini katanya ada kumpul BEM dulu" Jawab chika beralasan. Ia lalu mencium tangan ayahnya.

"Berangkat ya ma" Lanjutnya mengecup kening sang ibunda.

"Hati-hati sayang" Mama Tamara, begitu ia dipanggil, seraya mengelus pucuk kepala anak sulungnya ini.




Chika kemudian pergi melangkah keluar rumah, sebelumnya, ia kembali melirik adel dengan tatapan tak suka.

Tidak biasanya chika melakukan hal ini.
Maksudnya, jika ia marah, tidak lama kejadian itu akan ia lupakan, dan keadaan kembali seperti biasa saja.

Namun kali ini, nampaknya berbeda.

Sekarang, yang bisa adel lakukan adalah kembali membujuk sang kakak agar tidak marah berkepanjangan terhadapnya.

Disaat seperti inilah kesabarannya diuji kembali.




Adel duduk dikursinya, melahap sepotong roti yang sudah tersedia diatas piring.

"Tumben kakakmu itu berangkat pagi-pagi" Ucap mama Tamara selepas menghilangnya chika dari pandangan.


"Kan katanya itu ada kegiatan dulu" Pak Revan menanggapi dengan santai.

"Oh iya, gimana latihannya, de?" Pak Revan memulai obrolan terhadap anak bungsunya.


"Nanti pulang sekolah mulai latihan lagi." Jawab adel seadanya.


"Memang sudah yakin mau ikut kompetisi itu?" Bu Tamara nampak khawatir.


Bagaimana tidak, dua hari yang lalu adel sempat terjatuh dari motornya.



Tangan kirinya sempat terkilir, tapi tidak butuh waktu lama, keadaannya kini mulai membaik.

"Kesempatan cuma dateng sekali. Sayang banget kalo aku sampe absen." Ujar adel.

"Nah, papa setuju sama kamu. Tapi.. Inget kesehatan itu nomor satu ya. Jadi, kalo mau ikutan kompetisi ini, alangkah baiknya, kamu jangan dulu bawa kendaraan. Untuk meminimalisir terjadi apa-apa, amit-amit sih jangan sampe.
Selain itu, biar pemulihannya juga makin cepat" Pak Revan memberikan wejangannya.


"Mama setuju sama papa.
Memang kapan itu acaranya?" Bu Tamara ikut menimpali.


"Minggu depan" Jawab Adel.

"Tuh, cepet itu. Seminggu ini biar dianter aja sama papa ya" Sahut pak Revan.



Adel berpikir sejenak.

Tiba-tiba saja pikirannya tertuju pada si tetangga sebelah.

Oke, sepertinya adel terpikirkan sesuatu.


Butterfly at Night 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang