T.D 1

23 0 0
                                    

Ibuuu” reflek Jeon dan Jeane bersamaan ketika melihat kehadiran sang Ibu di apartement mereka. Maklum saja, anak kembar, refleknya pun bersamaan.

“Ih..”

“Ih..” Jeon dan Jeane saling bertatapan.

“Kenapa ikut-ikut panggil Ibu sih?” omel Jeane pada Jeon di hadapannya.

“Memangnya kenapa? Kan Ibuku juga,” ucap Jeon tak terima.

“Kan aku dulu yang lihat Ibu!”

“Kata siapa? Aku dulu!”

Kim Jeon dan Kim Jeane ini mungkin merupakan salah satu dari sekian banyak anak kembar yang tak pernah akur saat bersama, tapi saling rindu kalau terpisah.

“Kalian betengkar terus, lebih baik Ibu pulang,” ancam Han Ra yang sejak tadi belum mendapat sambutan dari anak-anaknya dan justru melihat Jeon dan Jeane bertengkar.

“Tidak, jangan Bu…” Teriak Jeon dan Jeane bersamaan dan bangkit dari tempat duduknya pun bersamaan.

“Kangen Bu…” lirih Jeane dalam pelukannya bersama Han Ra.

“Ibu juga kangen anak bontot kembar ibu ini.” Han Ra mengusap rambut Jeon dan Jeane yang sedang memeluknya kanan dan kiri.

Ekhemm, Ibu saja yang dipeluk? Kakaknya tidak?”

Itu suara Seokjin yang tiba-tiba muncul dari belakang Han Ra.

“Kakak? Sejak kapan di situ?” ledek Jeon yang sebenarnya sejak tadi sudah melihat keberadaan Seokjin.

“Kim Jeon anak ibu usil ya. Sudah sana kakaknya dipeluk dulu.”

Jeon dan Jeane mengangguk bersamaan. Mereka memeluk Seokjin bersamaan, sama seperti mereka memeluk Han Ra tadi.

“Duhh duh, adik-adik kakak. Kenapa kalian semakin hari semakin mirip ya?” ucap Seokjin kebingungan, pura-pura tidak ingat kalau kedua adiknya ini adalah anak kembar.

“Kakak ini kepalanya habis terbentur dan lupa ingatan ya? Kami kan kembar,” ujar Jeon yang masih belum mengerti kalau kakaknya itu sedang meledeknya.

“Kalau bisa minta sih aku tidak mau jadi kembarannya Jeon,” sahut Jeane tiba-tiba.

“Kim Jeane anak Ibu. Kok bicaranya seperti itu?”

“Habisnya dia selalu usil dan menyebalkan, Bu,” gerutu Jeane yang bibirnya sudah mengerucut. Jeon yang melihat kembarannya itu tertawa kecil, karena menjahili Jeane adalah hal yang menyenangkan.

“Tapi kamu tetap tidak boleh berbicara seperti itu sayang. Dulu Ibu dan Ayah senang luar biasa setelah tau Ibu mengandung anak kembar.”

“Iya, Bu. Maafkan Kim Jeane sudah berbicara seperti itu ya.”

“Minta maaf juga sama Jeon, dia kan kakakmu juga,” pinta Han Ra.

Jeane melirik sinis Jeon sedangkan Jeon tersenyum bangga melihat adiknya berada di situasi ini.

“Aku minta maaf Kim Jeon,” ucap Jeane terpaksa.

Jeon mengusap rambut Jeane. “Iya Kim Jeane, aku maafkan.”

Kim Jeon dan Kim Jeane sekarang sudah mahasiswa semester 4, tetapi tetap saja ketika bersama sang Ibu dan kakak-kakaknya mereka akan bersikap seperti anak kecil.

“Yasudah. Sudah dulu berpelukannya. Lebih baik kita makan, tadi Ibu sudah beli makanan kesukaan kalian.”

Sejak tadi memang Jeon dan Jeane masih dalam posisi memelik sang kakak tertua, Kim Seokjin.

THE DAYWhere stories live. Discover now