T.D 19

33 0 0
                                    

Setelah kejadian hari itu, malamnya Jeane sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Yeol untuk melakukan rehabilitasi secara intensif. Mental Jeane benar-benar terguncang, begitu pula dengan keluarga Kim. Bagaimana tidak, selama ini tidak pernah ada dalam bayangan mereka bahwa salah satu dari mereka harus menghabiskan hari-harinya di rumah sakit jiwa. Terlebih orang itu adalah Jeane, anak perempuan satu-satunya keluarga Kim yang kehadirannya seperti cahaya. Tapi cahaya mereka kini redup, lalu bagaimana bisa mereka melanjutkan hidup tanpa cahaya?

Sedangkan Jeon sang kembaran harus dirawat inap di rumah sakit untuk beberapa hari karena ternyata ia terkena tifus. Ikatan batin mereka begitu kuat, bahkan beberapa hari sebelum kejadian itupun Jeon seperti sudah diberikan pertanda oleh semesta.

Setelah pindah ke RSJ Yeol, Jeane sudah tidak perlu ditemani keluarga selama 24 jam sehari karena sudah ada perawat yang menjaganya. Akan tetapi dokter Ji Hyo menyarankan agar paling tidak Jeane di kunjungi satu jam setiap harinya.

Hari ini, hari ke lima Jeon di rawat rumah sakit akan tetapi ia sudah diizinkan untuk pulang ke rumah.

“Kakak Teatae, sebelum pulang aku ingin menjenguk Jeane terlebih dahulu,” ucap Jeon yang masih duduk santai di atas ranjang rumah sakit sementara Taehyung sedang mengemas beberapa pakaian Jeon.

Tidak..”

Jeon terkejut mendengar suara Seokjin yang baru saja kembali dari mengurus administrasi.

Aigo. Kau membuatku hampir loncat dari ranjang ini, Kak Seokjin,” ucap Jeon membuat Seokjin tertawa melihat wajah lucu Jeon saat terkejut.

Beberapa hari ia lalui dengan tangisan, syukurlah kini Seokjin mulai bisa tertawa setidaknya untuk kedua adiknya.

Jeon mengerucutkan bibirnya. Menatap Seokjin penuh harap, berharap Seokjin iba dan mengizinkannya pergi menemui Jeane.

Mwo?” tanya Seokjin.

 “Kak, kumohon,” rengek Jeon.

“Tidak,” jawab Seokjin yang tiba-tiba merubah wajahnya menjadi datar.

Jeon mendengus kesal dan memalingkan wajahnya. Seokjin tersenyum dan ikut duduk di ranjang rumah sakit bersama Jeon.

“Kim Jeon adik kakak. Kau tadi dengar kan kalau dokter menyuruhmu untuk istirahat dirumah? Kau ini belum pulih sepenuhnya,” ucap Seokjin dengan lembut.

Taehyung terkekeh. “Hari ini kau bisa pulang saja karena kau terus-terusan merengek untuk pulang pada dokter,” sahutnya.

“Tapi aku sudah baik-baik saja!” balas Jeon dengan nada yang agak tinggi.

Awwh..

Jeon mijat puncak hidungnya karena tiba-tiba kepalnya terasa sedikit sakit.

“Cih, lihatlah. Kau baru menaikan nada bicaramu sedikit saja kepalamu sudah sakit lagi,” sahut Taehyung  

“Mau kupanggilkan dokter?” tanya Seokjin.

Aniyaa!” cegah Jeon. “Nanti dokter membatalkan kepulanganku hari ini kalau tau kepalaku sakit lagi. Aku sudah bosan sekali di sini.”

Seokjin mengangkat sebelah alisnya. “Jadi? Kau menurutiku untuk langsung pulang dan istirahat atau kupanggilkan dokter sekarang?”

“Ne.. Aku ikut katamu, Kak Seokjin,” jawab Jeon pasrah.

Seokjin tersenyum puas, padahal ia tidak benar-benar ingin memanggil dokter karena kalau tidak seperti itu, bisa dua jam Jeon merengek seperti tadi.

Taehyung tertawa melihat wajah pasrah Jeon yang membuatnya semakin mirip dengan Jeane.

THE DAYWhere stories live. Discover now