T.D 33

15 0 0
                                    

“Bu, aku sudah memberi tahu Jimin. Taehyung, Jeon, dan Jimin saat ini sedang bersama menuju kafe..”

“Aku berangkat sekarang, Bu..” pamit Yoongi. Matanya menatap Yun Ji dengan lekat seakan tak ingin kehilangan sedetikpun momen melihat wajah sang Ibu.

Yoongi bersyukur sekali, kehadiran sang Ibu saat ini benar-benar membuat semuanya membaik meski akhirnya ia kini harus mengetahui kenyataan bahwa ayah kandungnya lah yang sudah memperkosa kekasih hatinya.

Berkat Yun Ji, akhirnya Jimin, Taehyung, dan Jeon akan mengakhiri keterpaksaan mereka untuk bekerja di Perusahaan Xianci. Meski besar kemungkinan Taehyung dan Jeon, bahkan seluruh keluarga Kim akan membencinya setelah mengetahui fakta siapa yang menghancurkan Jeane nantinya.

Yun Ji menarik tubuh Yoongi ke dekapannya. Dipeluknya erat sang putra sulung, terasa seperti tidak ingin membiarkan Yoongi pergi. Tapi Yoongi saat ini harus pergipun atas saran darinya dan demi kebaikan keluarga Kim.

Tadi aku yang memaksanya pergi, tapi mengapa kini aku yang merasa tak ingin membiarkan Yoongi pergi.

“Bu..” panggil Yoongi ketika merasa durasi pelukan Yun Ji sudah cukup lama.

“Aku harus pergi sekarang, aku tak mau mereka menungguku terlalu lama.”

Yun Ji akhirnya pelepas pelukannya. “Iya, Nak. Hati-hati.”

“Ibu ingin dibelikan apa nanti ketika aku dan Jimin pulang? Martabak? Ice Cream?” tanya Yoongi.

“Apapun, asal kau dan Jimin yang membawanya pasti Ibu suka.”

“Ibu bisa aja..”

Cup!

Tiba-tiba Yoongi mengecup pipi kanan Yun Ji, cukup mengagetkan bagi Yun Ji. Entahlah, kecupan Yoongi membuat hatinya tiba-tiba tersenyuh. Ini menjadi kecupannya untuk pertama kali setelah 16 tahun berlalu.

“Yasudah, Bu. Aku berangkat ya, Ibu hati-hati di apartemen sendiri. Kalau perlu sesuatu hubungi saja aku atau Jimin.”

***

To: Kak Yoongi

Aku, Jeon, dan Taehyung sudah di Resto, Kak. Kau dimana?

Sebentar lagi sampai, agak macet. Pesanlah makanan terlebih dahulu untuk mereka.

Oke, Kak. Hati-hati.

Untuk pertemuannya, Yoongi memang sengaja memesan satu ruangan VVIP yang sangat privat dan tertutup. Resto yang Yoongi pesanpun cukup jauh jaraknya dari lokasi Perusahaan Xianci maupun lingkungan tempat mereka tinggal.

“Apa yang ingin kau bicarakan Jim? Kelihatannya ada sesuatu yang serius?” tanya Taehyung yang matanya sedang sibuk menelusuri setiap sudut buku menu makanan di tangannya.

“Entahlah aku juga tidak tahu, dia hanya memintaku mengajak kalian untuk bertemu,” ceplos Jimin seadanya.

Aktivitas yang dilakukan Jeon dan Taehyung seketika terhenti mendengar ucapan Jimin.

“Dia? Dia siapa yang kau maksud?” tanya Jeon bingung.

“Nanti kalian juga akan tau sendiri. Sudah pesanlah dulu minuman atau makanan kalau kalian lapar.”

THE DAYWhere stories live. Discover now