Kim Seokjin menyambut hangat kedatangan kedua adik laki-laki kesayangannya yang baru saja sampai di Seoul. Sejujurnya, ketika menatap manik mata Taehyug dan Jeon, ingin sekali Seokjin menangis dipelukan mereka.
Seokjin kali ini yang menjemput Taehyung dan Jeon di bandara. Meski dengan penyamaran dan penjagaan ketat dari pengawal yang sengaja hanya mengawasinya dari jarak jauh.
Jeon mengedarkan pandangannya ke beberapa sudut bandara, tapi ia tidak menemukan apa yang dicari.
“Kau mencari apa, Jeon?” tanya Seokjin melihat Jeon yang nampak gelisah.
“Kau berani sekali menjemput kami di sini, Kak? Kau tidak bersama pengawal?” bisik Jeon di telinga Seokjin.
“Tenanglah. Kau tidak lihat kakakmu ini sudah hampir tidak ada bedanya dengan ninja? Pengawalku pun ikut, tapi mereka hanya mengawasiku dari jauh agar tidak mengundang atensi orang lain,” jelas Seokjin membuat Jeon dan Taehyung tertawa.
“Ngomong-ngomong, Jeane tidak ikut?” tanya Jeon dengan polosnya.
“Ne. Biasanya Jeane yang paling semangat kalau menjemputku di bandara..” timpal Taehyung.
Deg
Seokjin benar-benar kehabisan kata. Air matanya menggenang namun segera ia mendongakkan kepala agar air itu kembali ke tempat persembunyiannya. Kaca mata hitam yang ditopang hidung mancung kini menyelamatkan Seokjin.
Pria berbahu lebar itu tersenyum di balik maskernya untuk menutupi perasaanya. “Dia sedang sibuk.”
“Aishh.. Bisa-bisanya dia lebih memilih kesibukannya daripada menjemputku di bandara..” gerutu Jeon.
“Sudah, lebih baik kita pulang…”
Sepanjang perjalanan dari bandara, Taehyung menatap pemandangan kota Seoul dari dalam kaca mobil. Kota Amsterdam memang kota impiannya, tapi tetap saja Seoul adalah kota dimana ia tumbuh dan kota dimana orang-orang yang ia sayang tinggal di dalamnya.
Taehyung sungguh tak sabar menunjukkan hasil sidang tesisnya yang mendapatkan nilai sempurna pada Jeane. Taehyung juga sudah tidak sabar memberi kabar pada Jeane bahwa ia akan kembali menetap di Seoul setelah wisudanya bulan depan.
Jeane menjadi satu-satunya alasan Taehyung untuk mengerjakan tesisnya dengan cepat agar bisa kembali ke Seoul, membayar waktu yang selama ini ia habiskan tanpa adik perempuan kesayangannya itu.
Hingga lamunannya buyar ketika ia menyadari jalan yang ia lalui kini nampak bukan jalan yang biasa ia lalui. Ini bukan arah jalan pulang ke apartmentnya, bukan juga arah jalan pulang menuju rumah kedua orang tuanya.
“Kak Seokjin, kita mau kemana?” tanya Taehyung memecah keheningan di antara ketiga bersaudara ini.
Jeon yang sejak tadi fokus pada ponsel pintarnya pun akhirnya menyadari hal yang sama.
Seokjin yang duduk di bangku depan bersama supir pribadinya tersenyum tipis tapi matanya mulai berkaca-kaca. “Aku ingin mengajak kalian ke suatu tempat terlebih dahulu,” jawabnya tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.
Mobil yang mereka kendaraipun berhenti di depan sebuah gedung besar yang tidak asing bentuk arsitekturnya.
“Rumah sakit? Mengapa kau mengajak kami ke rumah sakit, Kak Seokjin?” tanya Jeon kebingungan.
“Kak? Kau tidak sedang sakit kan? Ibu, Ayah, dan Jeane juga tidak sedang sakit kan?” Perasaan Taehyung mulai tidak enak.
“Aniya. Aku baik-baik saja. Ikutlah dulu denganku..”
Seokjin turun dari mobilnya dengan tak lupa topi, kacamata hitam, dan masker sebagai penyamarannya. Ia melakukan ini karena kemarin sempat ada media yang menyadari keberadaannya dan kedua orang tuanya di rumah sakit ini.
YOU ARE READING
THE DAY
Mystery / Thriller"Tak akan kubiarkan orang yang membuat adikku seperti ini hidup bebas di luar sana! Dia harus membayarnya!" THE DAY by : eilikara (@eilikara.story) Main Cast : Kang Ye Seo as Kim Jeane Jeon Jung Kook as Kim Jeon Kim Taehyung as Kim Taehyung Kim S...