T.D 18

40 0 0
                                    

“Gimana dok adik saya?” tanya Seokjin pada seorang dokter yang berjaga di IGD

“Tidak perlu khawatir. Dia hanya kelelahan dan sedikit demam, saya juga sudah memberikannya obat melalui infus. Biarkan dia istirahat dulu,” balas dokter yang nampak sudah berusia lima puluh tahun sebelum pergi menuju bilik pasien sebelahnya.

“Tae..”

“Mwo, Kak?” jawab Taehyung yang sedang duduk termenung tak jauh dari tempat Jeon berbaring.

“Kau jaga Jeon di sini ya. Aku harus kembali ke ruang rawat Jeane, sebentar lagi dokter Hae In akan kembali memeriksa Jeane jadi aku harus menemaninya,” ucap Seokjin.

Taehyung mengangguk.

“Yasudah. Nanti kalau Jeon sudah membaik, kau baru boleh membawa dia kembali ke ruang rawat Jeane.”

“Ne, Kak Seokjin.”

Seokjin mengecup kening kedua adiknya sebelum ia kembali ke ruang rawat Jeane. Berharap mereka bisa sedikit tenang.

“Aku menyayangi kalian,” lirih Seokjin tanpa suara.

Setelah Seokjin pergi, Taehyung bergerak mendekatkan jaraknya dengan Jeon yang masih terbaring. Tangannya terangkat menyingkirkan beberapa helai rambut di wajah dahi Jeon yang terasa sedikit panas.

Ditatapnya wajah pucat sang adik lekat-lekat hingga tidak terasa air berwarna bening itu kembali jatuh dari pelupuk matanya.

“Jadi hal buruk ini yang ternyata terjadi hingga membuatmu belakangan ini sering terserang demam,” lirih Taehyung meski ia tahu Jeon tidak mungkin meresponnya.

Taehyung tesenyum miris. “Ikatan batin kalian sebagai anak kembar begitu kuat, Jeon. Aku tau kau begitu menyayangi Jeane, begitu pula aku.”

“Jeon, kalau ini mimpi. Mohon bangunkan aku sekarang, ini terlalu berat.” Taehyung terkekeh. “Ini nyata, Jeon. Buktinya aku saat ini melihatmu terbaring seperti ini. Berat sekali ya?”

Ngh

Tiba-tiba tubuh Jeon bergerak, seperti sesorang yang terganggu dalam tidurnya. “Jeane..”

“Aishh maaf, ocehanku membuatmu terganggu hingga mengigau seperti ini.”

Ssstt ssstt

“Tidurlah, setidaknya mimpimu akan lebih indah daripada kenyataan saat ini.” Taehyung mengusap-usap lembut kepala dan rambut Jeon agar tidurnya kembali terasa nyaman.

***

Setelah beberapa menit, dokter Hae In bersama dokter yang bertuliskan nama dr. Song Ji Hyo, Sp.KJ di jas dokternya keluar. Dokter Ji Hyo adalah dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Jiwa Yeol.

Seokjin dan Yoongi yang sejak tadi menunggu, langsung berdiri dan menatap kedua dokter itu dengan tatapan seakan butuh penjelasan.

“Bagaimana, dok?” tanya Seokjin.

“Keadaan Jeane membaik, dia sudah tidak histeris ketika melihat orang lain di dekatnya. Tapi…” dokter Ji Hyo menggantungkan ucapannya.

“T-tapi apa, dok?” tanya Yoongi.

“Jeane hanya melamun tanpa mau merespon apapun ucapan orang lain. Psikisnya benar-benar terguncang, oleh karena itu saya akan membuat surat rujukan untuk membawa Jeane ke Rumah Sakit Jiwa Yeol agar Jeane mendapatkan penanganan yang lebih intensif.”

Hati Seokjin dan Yoongi kembali mencelos. Tapi kini keduanya sudah mulai menerima kenyataan, karena fokus mereka kini adalah kesembuhan mental Jeane.

“Lakukan yang terbaik untuk Jeane, dok..” ucap Seokjin.

THE DAYWhere stories live. Discover now