THE DAY

T.D 25

Yoongi masuk ke kamar Jimin membawakan nampan berisikan bubur, air mineral hangat, dan obat. Sang empunya kamar nampak sedang duduk melamun di depan jendela yang terbuka dengan hembusan angin malam yang menerobos masuk menabrak wajah Jimin.

Melihat itu, Yoongi menghela napasnya pelan lalu meletakkan nampan yang ia bawa di meja nakas kasur Jimin. Ia mendekati dan duduk di samping adiknya yang masih nampang pucat.

“Kalau seperti ini kau akan semakin lama sembuh, Jim,” ucap Yoongi mengagetkan Jimin.

“Aishh kau mengagetkanku saja,” gerutu Jimin.

“Padahal aku sudah mengetuk pintu kamarmu beberapa kali, tapi kau tidak dengar saking fokusnya melamun.”

“Mianhae, Kak.”

“Angin malam tidak baik untuk seseorang yang sedang sakit sepertimu, akan kututup jendelanya,” ucap Yoongi seraya bangkit dari duduknya dan bersiap meraih gagang jendela.

Grpp

Dengan sigap Jimin menahan tangan Yoongi. “Jangan, Kak. Aku mohon.”

Yoongi menoleh dan melihat wajah Jimin yang memelas. Sepersekian detik hatinya meluluh, ia menghela napasnya kasar.

“Baiklah.” Yoongi berjalan menjauh dari jendela, menyambar sebuah jaket dan mengambil nampan yang tadi ia letakkan.

“Pakai jaketmu,” titah Yoongi yang langsung dituruti oleh Jimin.

Kini Yoongi menyodorkan nampan di tangannya. “Ini sudah larut malam dan kau belum makan. Kau harus makan dan minum obatmu.”

“A..”

“Kali ini tidak ada penolakan,” ucap Yoongi sebelum Jimin sempat membantah. Ya karena ini kali ketiga dalam satu malam Yoongi menyuruh Jimin makan, yang pertama Jimin menolak dengan alasan tidak lapar dan yang kedua ketika Yoongi masuk ke kamar Jimin, Jimin sudah tidur walaupun Yoongi tahu Jimin hanya pura-pura tidur agar Yoongi berhenti menyuruhnya makan.