T.D 35

14 0 0
                                    

Ckiiiiitttt

Braaakk!!

Ckiiitt ckiiiittt

Mobil yang Yoongi kendarai ditabrak oleh sebuah truk yang sedang melaju kencang dari samping bersamaan dengan mobil anak buah sang Ayah yang sedang berada sejajar dengan mobilnya. Mobil yang ukurannya tidak sebanding dengan truk itu sampai berputar-putar beberapa kali dan..

BRAAKK!

Mobil tersebut akhirnya berhenti berputar setelah menabrak sebuah tiang papan reklame yang cukup besar.

Nguuuuuuuuunnggggggggg

Telinga Jimin berdengung hebat membuatnya akhirnya tersadar dari beberapa detik momen yang membuatnya hilang kesadaran.

“Sssshhh.. Awwwhh..” Jimin memegang kepalanya yang terasa sakit akibat benturan-benturan yang terjadi saat mobil tersebut berputar. Tidak, tidak hanya kepalanya, bahkan hampir seluruh tubuhnya. Bahkan cairan pekat berwarna merah dari luka di kepalanya sudah berhasil membasahi hampir setengah wajahnya.

Matanya memicing berusaha menangkap seberkas sinar lampu-lampu jalan dan mencerna apa yang sebenarnya baru terjadi. Jimin hanya ingat tadi dirinya bersama Yoongi sedang membantu Taehyung dan Jeon dari kejaran anak buah ayahnya.

YOONGI??

Matanya tercekat begitu melihat ke arah Yoongi yang duduk di kursi pengemudi. Yoongi diam tersandar di kursinya dengan dasbor mobil dan pintu mobil yang hancur menggencat tubuhnya.

Ya, truk besar tadi menabrak dari sisi pengemudi dimana Yoongi berada.

Saat melihat sang kakak masih setengah tersadar, Jimin berusaha bangkit dan meraih tubuh Yoongi tidak peduli orang-orang di luar mulai ramai mengerubungi mereka dan beberapa dari mereka berteriak agar Jimin membuka kunci mobil dari dalam.

Aaaaakkhh, sialan! Mengapa kakiku tidak bisa digerakkan?” pekik Jimin di dalam hati ketika ia ingin berusaha membantu sang kakak namun ia tidak bisa merasakan kedua kakinya.

Terpaksa Jimin hanya menggerakan badan dan tangannya untuk meraih tubuh Yoongi.

“Kak Yoongi bertahanlah..” Suara Jimin terdengar memilukan.

“J-jim…” ucap Yoongi begitu lirih dan hampir tidak terdengar. Membuat air mata Jimin tiba-tiba jatuh tanpa permiai membasahi pipi mulusnya.

“Aku di sini, Kak. Kau harus kuat, Kak.” Tangan Jimin yang bergetar karena menahan sakit di hampir seluruh tubuhnya meraih bagian belakang kepala dan leher Yoongi.

Basah?

Jimin bisa merasakan tangannya menjadi basah saat memegang bagian belakang kepala Yoongi. Dengan cepat ia menarik tangannya kembali dan melihat kini tangannya sudah berlumuran darah.

Air matanya mengalir semakin deras, tangannya semakin bergetar hebat begitu menyadari bagian belakang baju putih yang dikenakan sang kakak sudah berubah menjadi merah pekat darah.

“K-kak..”

G-gwencana, J-im. T-to..long s-sampai..kan m-ma..afku p-pada k-keluar..ga Kim..” Yoongi sekuat tenaga untuk berbicara meski dengan terbata-bata. Ia benar-benar sudah tidak bisa merasakan seluruh tubuhnya lagi.

Ani! Kau tidak boleh berbicara seperti itu, hiks” Jimin menangis sejadi-jadinya. Kepalanya menggeleng kuat, berharap ini bukan kenyataan.

Tangan kanan Yoongi yang masih bisa ia gerakkan meski harus mengerahkan sisa tenaga yang tinggal sedikit itu terangkat dan menghapus air mata yang bercampir darah di pipi Jimin. Entahlah, Yoongi seperti merasa ini akan menjadi terakhir kalinya ia melihat wajah sang adik.

THE DAYWhere stories live. Discover now