T.D 13

25 0 0
                                    

“Park Jimin…” Seorang wanita paruh baya menghampiri meja kerja Jimin seraya membawa sebuah surat di tangannya.

“Iya, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Jimin yang baru saja meletakkan tas kerjanya di meja, Jimin baru saja sampai.

“Jimin hari ini kau dan tim produksi lainnya harus pergi ke cabang perusahaan yang ada di Gangnam untuk mengawasi produksi yang sempat bermasalah di sana kemarin.” Itu titah Ibu Choi Da Eun, Manajer Produksi, atasan Jimin.

Gangnam memang masih berada di kota Seoul, tapi jaraknya cukup jauh dari kantor pusat tempatnya bekerja saat ini.

Siapa yang menjaga Jeane kalau hari ini aku tidak di kantor?”

Sejujurnya Jimin sangat bimbang. Ia sudah mendapatkan amanat langsung dari sang kakak untuk menjaga Jeane, tapi ia juga tidak punya kuasa untuk menolak perintah sang manager.

Sepertinya bukan masalah yang besar kalau aku pergi. Buktinya sudah satu bulan ini aku dan Jeane bekerja di sini, tidak ada hal buruk yang terjadi.”

“Baik, Bu.” Jimin pasrah. Memangnya ada lagi yang bisa ia lakukan selain menjalani perintah sang atasan? Menolak? Tidak mungkin. Jimin karyawan baru di sini.

“Nee. Kalau gitu sampaikan pada yang lain jika semuanya sudah datang. Pukul delapan pas kita berangkat.”

Hari ini, untuk pertama kalinya ia melepas pengawasan terhadap Jeane. Sungguh Jimin benar-benar khawatir.

Semoga kau baik-baik saja, Jeane. Tidak. Kau pasti baik-baik saja.”

Tapi Jimin sebenarnya juga bingung. Apa yang ia khawatirkan? Kantor ini sangat aman, penjagaan ketat ada dimana-mana. Akan tetapi raut wajah Yoongi yang nampak khawatir saat itu selalu terbayang di pikirannya membuat ia ikut khawatir tanpa mengetahui alasannya.

***

Jeane meregangkan kedua tangannya.

“Ahh jadi seperti ini rasanya baru lulus kuliah langsung menjadi asisten manager. Banyak sekali yang harus ku pelajari dan kukerjakan,” gumam Jeane yang masih meratapi tumpukan file di atas meja kerjanya.

Matanya sudah mulai lelah menatap layar komputernya sejak pagi. Tubuhnya juga mulai merasa memintanya untuk beristirahat, tapi ia tidak bisa.

Jeane juga manusia biasa. Terkadang ia ingin sekali menyerah saat menatap banyak sekali pekerjaan yang sangat sulit bagi orang awam seperti dirinya.

Andai dulu ia memilih posisi staff biasa, mungkin tidak akan sesulit ini. Ah tapi perusahaan ini mempercayai Jeane untuk menjadi asisten manager, itu berarti mereka yakin bahwa Jeane mampu bukan?

Bayangan betapa bangga Ayah, Ibu, ketiga kakaknya, dan Yoongilah satu-satunya alasan Jeane untuk bertahan. Dan juga sekarang ada Jimin, yang selalu memberinya semangat ketika ia mulain nampak suntuk.

Jimin? Ah andai Jimin hari ini tidak ke Gangnam, pasti ia sudah mati-matian memberiku semangat.”

“Sudah jam empat sore tapi pekerjaanku masih banyak. Sepertinya hari ini aku harus lembur.”

Slruupp

THE DAYWhere stories live. Discover now