T.D 22

18 0 0
                                    

Boleh aku meminta satu hal pada kalian?” ucap Seokjin lirih.

Tentu saja, kau minta apa Jin?” balas Yoongi.

Seokjin yang sudah berdiri di ambang pintu apartment Yoongi kembali masuk beberapa langkah.

Untuk saat ini jangan beritahu apapun pada Jeon dan Taehyung ya. Tentang siapa ayahmu, tentang hubungan kalian, dan tentang pertemuan kita hari ini.”

Aku paham kalau mereka berhak tau semuanya, tapi tidak sekarang. Aku hanya takut dalam keadaan seperti ini mereka justru menyalahkan kalian.”

Yoongi menepuk pelan lengan Seokjin. “Aku paham maksudmu, Jin.”

Kau tenang saja Kak Seokjin,” sahut Jimin.

Terima kasih, sekali lagi terima kasih.”

***

Sudah setengah jam Jeon duduk dan terdiam di samping ranjang rawat di salah satu kamar VIP RSJ Yeol. Tempat ini, tempat yang sama sekali tidak pernah sedikitpun terlintas di benak Jeon akan menjadi tempat saudari kembarnya berjuang. Jangankan untuk terpikir bahwa Jeane akan berada di sini, bahkan untuk masuk hanya sekedar berkunjung saja sama sekali tidak pernah ada di bayangannya.

Jeon menatap wajah sendu Jeane yang sedang tertidur di hadapannya. Wajah cantik yang selama ini berusaha ia dan kedua kakaknya mati-matian ciptakan senyuman setiap harinya. Wajah lugu seorang adik bungsu yang sangat menggemaskan ketika ia sedang dalam mode badmoodnya. Kini semuanya terganti dengan wajah yang penuh dengan raut trauma dan ketakutan.

Bahkan dalam tidurnya, Jeane nampak tidak tidur dengan tenang. Sesekali keningnya mengerut, air matanya menetes padahal matanya terpejam, hingga napasnya yang tiba-tiba tidak beraturan seperti sedang dikejar sesuatu meski dalam tidurnya.

“Mengapa dunia jahat pada orang baik sepertimu, Jeane? Mengapa ada orang yang begitu jahat padamu?” lirih Jeon.

“Aku sudah di sini, Jeane. Aku akan selalu ada di sampingmu, jangan takut. Aku akan membuat orang jahat itu membayar semuanya,” Jeon kembali berucap lirih sebelum ia menggenggam tangan Jeane menenggelamkan wajahnya di antara kedua lipatan tangannya tepat di samping tangan Jeane. Ia terisak.

Melihat kedua adik bungsunya tersebut, dua pria tampan yang sejak tadi berdiri di ambang pintu itu hatinya seperti teriris-iris pisau yang baru saja diasah. Bahkan Kim Taehyung sudah tak sanggup lagi menahan bendungan air matanya.

Seokjin yang melihat sang adik sudah menangis dengan sigap memberikan pelukan hangatnya. Ia tahu Taehyung sangat hancur, tapi Taehyung tidak seperti Jeon yang mudah meluapkan amarah dan kesedihannya.

THE DAYWhere stories live. Discover now