THE DAY

T.D 9

Satu jam berlalu, kini waktunya Taehyung dan Jeon pergi untuk melanjutkan urusannya di Amsterdam.

“Aku tak percaya hari seperti ini akan tiba lagi di hidupku,” ujar Jeane.

Taehyung mengusap bahu adik perempuannya itu. “Tak perlu bersedih, dua bulan lagi kami akan pulang untuk menagih traktiran gaji pertamamu.”

“Benar begitu kan Jeon?” Taehyung menyikut pinggang Jeon.

“Betul! Akan kuhabiskan gajimu Jeane! Hahaha..” goda Jeon.

Jeane mengangkat satu alisnya. “Tak masalah.”

“Ah sudah. Aku dan Jeon pamit ya. Jaga dirimu baik-baik, tetap hati-hati dimanapun kau berada. Semoga kau betah dengan pekerjaanmu.”

“Iya, Kak Taehyung. Kau juga cepat selesaikan penelitianmu agar bisa cepat pulang ya.”

Kepala Taehyung mengangguk. “Pasti akan cepat kuselesaikan.”

“Jeon tolong jaga Kakak Taetae ya. Dia kakak kesayanganku, jangan sampai dia terluka atau sakit. Aku akan memarahimu kalau sampai Kakak Taetae kenapa-kenapa,” ucap Jeane pada Jeon.

Jeon mengernyitkan dahinya. “Seharusnya Kakak Taetae yang menjagaku, kan aku adiknya.”

“Mana bisa? Lihat tubuh mu saja jauh lebih besar daripada Kakak Taetae.”

“Aishh kenapa kalian malah berkelahi?” Taehyung sudah tidak heran dengan perilaku adik kembarnya tersebut, sedetik romantis lalu sedetik kemudian kembali bertengkar.

“Kami masuk ya. Dengarlah pengumumannya sudah berbunyi beberapa kali memanggil kami.”

Jeane mengangguk lalu menghamburkan pelukannya pada Taehyung lalu pada Jeon.

Yoongi juga bergantian memeluk Taehyung lalu memeluk Jeon.

“Aku titip Jeane padamu ya, Kak. Kumohon jaga dia,” bisik Jeon pada Yoongi saat memeluknya. Yoongi membalasnya dengan anggukan kepala.

Yoongi merangkul Jeane seraya melambaikan tangannya pada Taehyung dan Jeon yang mulai berjalan menjauh.

“Dia kakak kesayanganku, jangan sampai dia terluka atau sakit. Aku akan memarahimu kalau sampai Kakak Taetae kenapa-kenapa.”

***

“Kak Yoongi, aku rasa ada yang perlu aku ucapkan kepadamu,” ucap Jeane pada Yoongi yang sedang memegang kendali stir mobil di sampingnya.

“Ada apa, Kim Jeane?” Satu tangan Yoongi naik ke puncak kepala Jeane dan mengusap-usapnya.

“Kau janji tidak akan marah?”

“Asal kau tidak tiba-tiba mengaku sebagai laki-laki, aku tidak akan marah,” ledek Yoongi mecairkan suasana.

“Hahaha, kau ini Kak.”

“Tapi aku serius ingin jujur kalau selama ini ada yang aku sembunyikan.” Jeane kembali serius.

Mendengar ucapan Jeane yang serius, Yoongi memperlambat laju kendaraannya. “Biarkan aku hentikan mobil ini dulu ya. Aku ingin fokus mendengarkanmu.”

Jeane mengiyakan dan tak lama Yoongi berhasil menghentikan mobilnya di sebuah rest area.

“Sudah. Aku siap mendengarkan.”

“E-eeh..” Jeane ragu mengucapkannya.

Tangan Yoongi meraih tangan Jeane dan mengusapnya lembut. “Tak apa. Bicaralah, aku tidak akan marah.”