T.D 10

34 0 0
                                    

Atas nama Kim Jeane. Apartment Apple Residence lantai 12.

Tangan lentik Jeane menari menuliskan namanya di setiap kotak-kotak besar berisikan banyak barang miliknya yang sudah tersusun rapih di ruang keluarga.

Setelah Taehyung dan Jeon pergi ke Amsterdam, Jeane yang kini hanya tinggal sendirian bersama asisten rumah tangga dan satu pengawal pribadinya itu memutuskan untuk pindah dan menempati Apartement pribadinya yang jaraknya jauh lebih dekat dengan tempatnya bekerja.

Setiap ulang tahun ke 18, semua anak-anak keluarga Kim pasti diberikan hadiah satu buah unit apartemen oleh Deon Ha dan Han Ra. Tujuannya agar mereka bisa belajar hidup mandiri, tapi hubungan mereka terlalu erat hingga enggan berpisah satu sama lain.

“Kim Jeane…” panggil seseorang laki-laki dari arah kamar Jeane yang terdengar sedang mengalami kesulitan.

“Iya, Kak..” Jeane buru-buru menghampiri sumber suara. “Ada apa, Kak Seokjin? Kau butuh bantuan?”

Ya, suara laki-laki itu adalah suara Kim Seokjin yang hari ini sedang izin dari pekerjaannya karena ingin membantu sang adik untuk pindahan.

“Ah tidak, aku hanya ingin kau kemari..”

Jeane mendekati Seokjin yang sedang duduk di pinggir tempat tidur di kamarnya yang sudah hampir kosong.

“Lihatlah..” Seokjin membuka sebuah buku album foto dengan sampul berwana pink dengan gambar bulan yang ia temukan.

Mata Jeane membulat melihat buku album foto tersebut. “Album foto ini? Di mana kau menemukannya? Sudah lama aku mencari tapi tidak pernah menemukannya.”

“Di bawah kasurmu,” jawab Seokjin seadanya.

Seketika Seokjin tersenyum melihat foto-foto yang ada di buku album yang ada di tangannya.

Jeane bersama Seokjin bernostalgia bersama dengan foto-foto masa kecil mereka yang sengaja Jeane cetak dan dikumpulkan di dalam satu buku.

“Kau sejak kecil sudah sangat tampan, Kak Seokjin,” Jeane berdecak mengaggumi sang kakak.

“Kau baru menyadarinya, Jeane? Ck ck,” Seokjin dengan percaya dirinya.

Memang diantara empat anak keluarga Kim, Seokjinlah yang bisa dikatakan memiliki tingkat kepercayaan diri level dewa. Jadi tidak kaget kalau ia memilih mengikuti jejak sang Ayah.

Seokjin juga sebenarnya orang yang hangat dan paling perhatian pada orang-orang di sekitarnya, hanya saja saat di perusahaan ia lebih sering menampilkan sisinya yang dingin.

“Ahahaha. Iya kau kakakku yang paling tampan sedunia.”

Seokjin menatap Jeane yang sedang tertawa di hadapannya.

“Maafkaan aku..” ucap Seokjin tiba-tiba membuat Jeane seketika terdiam.

“Mengapa kau meminta maaf, Kak Seokjin?  

“Ah tidak. Aku hanya sedang merasa gagal menjadi seorang kakak,” ucap Seokjin pelan.

“Tidak!”pekik Jeane tidak terima. Hati adik mana yang tidak sakit ketika sang kakak berbicara seperti itu.

“Dengarkan aku.” Jeane menggantungkan ucapannya, lalu menatap mata sang kakak dalam-dalam.

“... Kau tidak pernah gagal sebagai kakak. Kau adalah kakak terbaik dan terhebat untuk aku, Jeon, dan Kakak Taetae.”

“Sekali lagi aku mendengar kau berbicara seperti itu, aku akan marah padamu,” ancam Jeane. Bukan bermaksud untuk berani melawan sang kakak, hanya ia tidak suka mendengar hal itu dari mulut Seokjin.

THE DAYWhere stories live. Discover now