T.D 28

18 0 0
                                    

Ngh

Tidur Yoongi terusik di hari sabtu pagi ini akibat suara berisik yang terdengar dari dapur apartemennya. Dengan mata yang baru setengah terbuka, tangannya meraba-raba kasur mencari keberadaan ponselnya.

“Siapa yang sudah masak sepagi ini saat akhir pekan?” gumamnya setelah seberkas cahaya ponsel menerangi wajahnya dan menujukkan pukul setengah enam pagi.

Sebuah pertanyaan aneh yang keluar dari mulut seseorang yang baru saja tersadar dari alam mimpinya. Sudah jelas ia hanya tinggal berdua dengan Jimin, jadi siapa lagi kalau bukan sang adik menggemaskan satu-satunya itu.

Yoongi yang masih setengah tersadar itu perlahan bangun dari tempat tidurnya untuk keluar dan memastikan bahwa yang membuat suara berisik itu benar Jimin, bukan maling yang berusaha mencari harta karun di dapur.

“Jim..” panggil Yoongi.

Kamjagiya!” panggilan Yoongi berhasil membuat Jimin terkejut setengah mati.

Penampilan Jimin yang belumuran tepung dan wajahnya yang berantakan membuat kesadaran Yoongi penuh dan tertawa geli.

“Kak Yoongi, kau membuat jantungku seperti jatuh ke lantai. Sudah membuatku terkejut, sekarang tiba-tiba tertawa,” gerutu Jimin.

“Hahaha, mianhae. Bagaimana aku tidak tertawa kalau tampang kau kini seperti donat yang dilumuri gula bubuk.”

“Eh..” Jimin yang tersadar sudah banyak bagian tubuhnya yang terkena tepung itu mengerucutkan bibirnya, malu.

“Lagipula apa yang kau lakukan di dapur sepagi ini sampai tidurku terusik karena suara berisik. Padahal seharusnya di akhir pekan seperti ini aku bisa tidur sampai siang,” ucap Yoongi seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bibir Jimin yang semula mengerucut tiba-tiba berubah menjadi senyuman antusias. “Nanti siang aku akan kedatangan tamu spesial, jadi aku ingin membuatkannya kue dengan tanganku sendiri.”

Pft. Yoongi kembali menahan tawanya. “Sejak kapan kau bisa membuat kue?”

“Tidak bisa. Hehe. Tadinya aku ingin meminta bantuanmu, tapi kulihat kau masih tertidur dengan pulas..” Jimin menghentikan ucapannya lalu mendekat dan menggandeng tangan Yoongi.

“.. Berhubung sekarang kau sudah bangun, tolong bantulah adikmu ini membuat kue yang enak. Aku sudah frustasi sekali sejak tadi membaca buku resep namun tetap gagal,” lanjut Jimin dengan tatapan sendu dan merayu itu. Kakak dari belahan dunia mana yang tidak luluh dengan tatapan seperti ini.

Yoongi menghela napasnya pelan. “Iya-iya, tapi aku mau cuci muka dan gosok gigi dulu. Kau tau kalau masak itu kita harus dalan kondisi bersih agar masakan yang kita masak juga fresh dan enak?”

Jinjja? Kalau gitu aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu,” ucapnya dengan antusias dan Yoongi hanya meresponnya dengan senyuman.

Setelah membersihkan diri masing-masing, Jimin dan Yoongi kembali ke dapur untuk membuat kue.

“Kue apa yang ingin kau buat, Jim?” tanya Yoongi seraya memilah-milah bahan-bahan yang ada di dapurnya.

“Bolu pisang dan puding jeruk, Kak…” balas Jimin dengan santai sembari memilah buah jeruk dan pisang yang hendak digunakan.

Alis Yoongi seketika mengernyit. “Itu semua makanan kesukaanku. Kau ingin membut makanan untukku?”

Aigo percaya diri sekali kau ini, Kak. Tamuku juga menyukai kedua makanan itu, bukan hanya kau saja.” Jawaban Jimin membuat Yoongi seketika merotasikan bola matanya.

THE DAYWhere stories live. Discover now