4. Satu atap dengan si bos gila? (Revisi✔)

4.3K 259 2
                                    

Keadaan rumah masih gelap gulita meski jam sudah menunjukkan pukul 7 sore, sepertinya Rizki tidak akan pulang kembali untuk hari ini. Pria itu memang sudah 1 minggu tidak tahu kemana. Rani yang sudah sangat lemas tidak terlalu mempedulikan keberadaan suaminya. Ia hanya mandi dan memutuskan untuk tidur setelah memastikan keadaan rumah terkunci.

Besok harinya Rani menuruni setiap undakan di tangga darurat untuk pergi ke kantin khusus OB. Hari ini adalah terakhir kalinya Rani menjalani hukuman dari Andrew. Jujur saja efek dari hukuman itu membuat sedikit perubahan pada tubuhnya. Gumpalan lemak Rani di bagian perut dan paha hilang begitu banyak juga pantatnya yang besar semakin terasa padat dan lebih naik. Namun untuk bagian betis mengalami sedikit bengkak dan memar-memar.

"Siang-siang abis olahraga masa udah makan bakso aja nih si ibu bohay. Jangan olahraga terus lah. Pucet amat tuh muka." Celetuk Bagas yang baru sampai di sana, dia merupakan sahabat sekaligus saudara persesusuan Rani yang kebetulan sesama OB disana.

Rani hanya tertawa menanggapi godaan itu. Temannya itu memang selalu menyebut Rani dengan sebutan bohai sejak awal berkenalan. "Tumben nih tadi masuk pagi. Gak dapet jatah dari mantan lagi ya?"

Bagas mengerucutkan bibirnya. "Udahlah jangan bahas dia. Diajak nikah kagak mau terus taunya emang tuh cewek demen di booking di Mi-chat."

Rani menepuk bahu Bagas dan terkekeh pelan. "Lagian emang kalian gak pernah aneh-aneh? Sampai kamu gak tau dia cewek baik atau nggak. Kan setauku kamu mesum parah Gas."

Lelaki itu menyandarkan kepalanya ke bahu Rani. Ia memang sedikit manja pada sahabatnya yang satu itu. "Mana gue tau, ciuman aja cuman 2 kali. Itupun karena dia yang nyosor duluan. Gue kan penganut not sex before marriage. Pantang banget lepas perjaka sebelum ada kata sah."

"Hahaha ... patut diragukan. Udahlah mending move on aja dan cari yang lain. Meski gak berpangkat tapi kamu kan ganteng banget Gas."

"Kalo lo cakepan dikit kayaknya gue udah tergila-gila sama lo Ran. Di sebut ganteng sama lo yang keadaanya burik aja gue udah melting hehehe." Celetuknya sambil memeluk tangan Rani sehingga dia tertawa ngakak.

"Heh kita itu kembar ya. Mana bisa kawin. Kalo aku cakep mana mungkin juga Mas Rizki diemin aku sampe selalu pisah ranjang."

Bagas yang mendengar hal itu segera melepas pelukannya. "Serius? Sampe pisah kamar? Berarti kemungkinan besar lo masih perawan dong? Klo pisah jadi janda perawan. Gak mau nyoba bales dendam gitu? Selingkuh sama gue misalnya."

Dipukulnya kepala lelaki disampingnya itu dengan pelan. "Laki aku aja kagak mau lirik, apalagi orang lain. Lagian udah aku bilang kita ini sodara. Mau heran tapi Bagas."

"Gak ada niatan cerai gitu?"

"Mana bisa. Harus dia yang cerein aku lebih dulu."

"Gue--

"DOR!!" Pekikan keras menghentikan perbincangan itu.

"Astaga Nia, lo ngagetin kita aja!"

Wanita manis bernama Nia itu tersenyum lebar dan memisahkan jarak keduanya. "Kalian itu gue perhatiin kayak pasangan selingkuhan tau gak?"

"Dih, gue masih doyan gadis single ya!" Sahut Bagas tidak terima.

"Kayak Nia ya Gas?" Goda Rani dengan tengil membuat Nia tersipu. Nia ini memang dikenal sebagai orang yang menyukai Bagas sejak sekolah. Hanya saja Bagas tidak tertarik dengan wanita itu meskipun Nia berparas cantik dan manis.

Belum sempat Bagas menyangkal, telepon Rani berbunyi sehingga ia pamit terlebih dahulu dan memberikan uang baksonya meskipun belum tersentuh sama sekali.

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang