Rani mulai memindahkan barang-barang yang ia bawa ke sebuah kamar mewah yang akan ia tempati dengan semangat. Ia sangat berharap dengan keputusannya ini, hidupnya bisa sedikit tenang karena terbebas dari hubungan toxicnya dengan Rizki. Rani sudah pasrah dan menyerah dengan kondisi pernikahannya, terserah lah suaminya itu berbuat apa. Kepeduliannya cukup dengan mengirimkannya uang 5 juta perbulan sesuai kesepakatannya saat ia meminta izin pisah rumah. Selebihnya dia sudah hilang respect. Lagipula uang 5 juta yang akan ia keluarkan setiap bulan tidak ada bandingannya dengan kesehatan mental yang akan didapat. Rani juga berharap suaminya itu segera bertaubat dan memperlakukan Nia lebih manusiawi jika mereka sudah menikah nantinya.
Andrew yang selesai membersihkan diri menghampiri Rani yang masih terlihat sibuk membereskan ruangan. Dengan cekatan dia berhasil memindahkan dan membereskan kamarnya dengan waktu yang sangat singkat.
"Kamu suka dengan kamar ini?" Pertanyaan itu sontak membuat Rani tertohok. Siapa yang tidak suka? Kamar luas dengan berbagai benda indah yang menghiasinya. Belum lagi kaca besar membuat Rani bisa menikmati keindahan ibukota dan paling penting kamar mandinya ada di dalam. Rani sendiri heran, dia ini akan menjadi pembantu atau menjadi temannya Andrew yang numpang disana lalu dibayar tiap bulan? Hahaha lupakan.
Apartemen Milik Andrew sangat luas karena berada di kawasan apartemen paling elit di Jakarta. Puluhan kali lipat dari luas kontrakannya dulu yang berukuran 8×8m . Apartemen tersebut terdiri dari 2 lantai yang setiap ruangannya sangat luas. Tersedia 2 kamar di lantai atas dan juga 1 kamar di lantai bwah yang dijadikan sebagai tempat gym. Pun area dapurnya sangat luas dan indah.
(Gambaran apartemen Andrew)
"Well, saya ingin kamu membersihkan apartemen ini setiap hari. Terserah entah itu mau sore ataupun pagi, yang jelas saya ingin apartemen ini selalu bersih dan tentu rapih." Rani mengangguk paham. Ia memang harus bisa membagi waktunya.
"Kamu bisa berangkat ke kantor bersama dengan saya. Tugas lainnya selain membereskan rumah adalah membangunkan saya setiap hari termasuk weekend tepat jam 5 pagi, lalu di pukul 6 pagi siapkan air hangat kuku untuk mandi saya beserta pakaian yang akan saya kenakan, menyiapkan sarapan baik berat ataupun ringan, selalu menemani saya makan bersama meskipun kamu kenyang, memasangkan dasi sebelum berangkat dan yang paling penting kemanapun kamu pergi harus izin terlebih dahulu kepada saya. Paham?"
Rani mengangguk. Sungguh dia sangat heran sekarang. Majikannya ini sedang menjadikannya pembantu atau sedang latihan menjadi suami istri tapi pisah ranjang seperti hubungan dirinya dan Rizki kemarin? Malah ini terkesan sedikit lebih intens karena harus sampai memasangkan dasi. Ah ya sudah lah, lagipula dia sudah dibayar sangat mahal. Tentu saja permintaannya akan banyak dan macam-macam. Mungkin saat di rumahnya yang dulu dia selalu diperlakukan layaknya bangsawan.
"Apakah selain itu ada lagi Mr?" Tanya Rani sambil menunduk.
"Untuk sekarang tidak. Tapi setiap kali berbicara dengan saya, maka kamu tatap mata saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession's Second Husband (Hiatus)
NouvellesPROSES REVISI!! (☡18++) Maharani Putri Wulan J. mempunyai kehidupan dan takdir yang kurang menyenangkan. Mencintai dan menikah pada pria yang kasar, tukang selingkuh serta tak pernah meliriknya membuat keseharian Rani sesak. Alasan suaminya berperil...