27. Pria bebas memang sama✔

785 64 9
                                    

Pagi ini Rani memasak makanan kesukaan suaminya. Semalam Andrew baru saja pulang dari London dan pulang dalam keadaan mabuk berat. Tentu sebagai istri yang baik Rani ingin membuatkan minuman serta makanan yang akan membuat pusing suaminya berkurang meskipun tak dapat ia pungkiri ia merasa kesal. Padahal sudah 1 bulan ini Andrew menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan memperlakukannya lebih manusiawi, perhatian dan juga tidak terlalu protektif.

Tapi entah apa yang terjadi di luar sana sehingga pulang-pulang Andrew dalam keadaan mabuk dan menggumamkan nama wanita lain. Sungguh Rani tak apa jika harus dikhianati untuk kesekian kali oleh orang yang berstatus sebagai suami seperti sebelumnya meskipun ego besar tetap menolak. Tapi bisakah kali ini di pernikahan keduanya Rani menjadi orang buta dan tuli? Ia masih memiliki seseorang yang tumbuh di rahimnya untuk ia perjuangkan agar bisa mendapatkan orang tua lengkap. Ia tak mau anaknya merasakan hal sama yang pernah ia rasakan dulu. Dimana disaat teman-temannya selalu mendapatkan perhatian ataupun kalimat penghibur saat merasa sakit dan sedih dirinya harus memendamnya sendirian karenasang nenek yang mengurusnya sendiri sangat sibuk dengan bisnis yang baru dirintisnya meskipun sesekali masih menaruh rasa iba padanya.

"Mas ini minuman pereda mual dan pusingnya. Jangan lupa untuk makan sarapannya juga ya." Andrew yang masih setengah sadar hanya mengangguk pelan dan menurut. Rani yang mendadak merasakan kesedihan luar biasa saat melihat pria dihadapannya segera menyingkir ke ruang bioskop untuk menenangkan diri.

"Ya tuhan. Rasanya sesak sekali. Aku ingin egois, tapi aku tak bisa. Banyak orang yang akan kecewa dan sedih jika aku mengakhiri ini terutama anakku. Lagipula ini konsekuensi dari pilihanku sendiri. Jadi tuhan ... kuatkan hati dan kewarasanku agar tetap normal menjalani kehidupan. Lembutkan hati dari suamiku dan buatlah dia berkomitmen serius dalam menjalani pernikahan ini. Tapi jika memang takdirku sama seperti sebelumnya, berilah aku tanda dan aba-aba agar aku bisa perlahan menjauh dan tak semakin terperosok dalam luka."

Air mata Rani terus menetes. Ia bahkan sampai meraung-raung untuk meluapkan semua rasa sesak dan kesedihannya yang datang tiba-tiba. Hormon kehamilannya yang tidak stabil memang membuatnya lebih sering mendatangi ruangan gelap dan berisik itu. Tujuannya 1, agar semua orang tak mendengar dan merasakan hal tidak nyaman lebih sering akibat tingkah lakunya yang baru ia sadari akhir-akhir kemarin sangat keyerlaluan.

Setelah 1 jam puas menangis, Rani membersihkan bekas air mata dan ingusnya lalu membiarkan dirinya agar semakin tenang. Baru setelahnya ia berdiri untuk keluar ruangan.

"Sayang! Ya tuhan para pelayan dan aku sangat pusing mencarimu." Rani mengernyit heran.

"Aku kan tadi udah bilang sama Mirza. Lagipula kamu panik banget. Penjagaan di mansion kan sangat ketat, jadi mana mungkin aku diculik atau kabur dari sini."

Andrew membawa Rani kedalam pelukannya. "Jangan lakukan ini lagi. Ini sudah kesekian kali kamu pergi tanpa pengawan orang lain. Aku sangat khawatir padamu dan juga Little Flower. Ingat, tubuh kamu sedikit lemah."

Mendengar hal tersebut entah mengapa emosi Rani kembali memuncak. Namun kali ini dia bukan merasa sedih, melainkan merasa sangat marah."Kenapa kamu khawatir banget sih Mas. Bukannya kamu baru aja ketemu seorang cewek yang berhasil menarik perhatian kamu?"

Andrew terdiam dan menatap Rani dengan tajam. "Dari mana kamu mengetahuinya?"

Rani tertawa hambar. Tidak ada sanggahan sama sekali dari mulut pria itu yang artinya kecurigaannya benar. "Jadi sebetulnya kamu menikahi aku karena apa sih? Sebagai budak sex atau hanya pelampiasan kamu terhadap obsesi lain? Sebenernya perasaan kamu ke aku itu apa sih? Cinta atau buat tameng semata? Semua pria baik miskin ataupun  kaya memang sama saja! Tidak bisa hidup dengan 1 wanita. Seharusnya aku selalu ingat bahwa kamu adalah pria dengan kehidupan dan lingkungan bebas. Tak ada hal yang bisa aku harapkan dari kamu sebagai pria yang sejak awal langsung melimpahkanku dengan harta."

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang