Terkadang yang menghancurkan hati bukanlah karena perilaku atau ucapan dari orang lain, melainkan ekspetasi dan harapan kita sendiri yang terlalu tinggi lalu melenceng jauh dari kenyataan. Termasuk ekspresi Rizki dan Nia di acara resepsi saat Rani datang. Memang kedua manusia itu terkejut dan juga sempat ada sedikit perselisihan. Tapi hanya sebatas itu, berbeda dengan harapan Rani sebelumnya. Tak ada sedikitpun raut penyesalan atau minimal rasa bersalah Rizki karena telah menyia-nyiakan serta mengkhianati Rani sedemikian rupa. Yang jelas dapat Rani tangkap hanyalah tatapan lapar akibat rok gaunnya yang memang ketat dan membelah panjang.
Dibukanya pintu apartement dengan cukup kasar. Tidak ada siapapun di ruang tamu dan dapur sehingga Rani memutuskan untuk merebahkan diri di kamar. Satu hal yang ia bisa syukuri dari aksi balas dendamnya yang gagal, setidaknya kini fisiknya bisa dibilang cantik. Bahkan saat di resepsi tadi banyak yang mencoba mendekati wanita itu meski berujung penolakan darinya.
"Mr? Ah maksudku Sayang. Sedang apa Mas di kamar ini?"
Salah satu alis pria itu terangkat. "Bukankah kita sering tidur 1 ranjang? Jadi diam di kamar manapun tak ada bedanya untuk sekarang."
Rani menggaruk daun telinganya tak gatal. Lelaki tampan itu mendekati Rani dan menunjukan sebuah rekaman sepeninggalnya dia dari acara tadi.
Seakan tak percaya tangan Rani membekap mulutnya sendiri. "Ya ampun, apakah Mas yang melakukan itu semua?"
"Menurutmu siapa?"
Rani hanya terdiam. Ia tak paham harus bereaksi dan bertindak apalagi selain bernapas dan berkedip.
"Aku ingin meminta bayaranku My Fruity." Bisik Andrew dengan sensual.
Rani mendorong pelan tubuh Andrew sebagai bentuk penolakan. "Aku rasa kita tidak bisa melakukan hal ini lagi sayang. Jujur aku merasa menjadi wanita kotor karena melakukan hal diluar batas peraturan agama."
Andrew menatap dalam mata Rani. Mereka saling memandang cukup lama sampai akhirnya sebuah kecupan manis berlabuh di bibir Rani. "Kalau begitu menikahlah denganku."
Rani menggeleng. Bukan itu poin yang benar-benar ingin ia sampaikan. "Lalu bagaimana? Kamu tidak ingin disentuh tapi tidak ingin menikah. Kamu ingin mengakhiri hubungan kita?" Sahut Andrew mulai terbawa emosi.
"Bukan! Hanya saja--
"Hanya saja apa hah?! Kita tidak cocok? Kamu tidak pantas untuk aku? Kamu masih ragu dengan hubungan ini? Atau hubungan ini masih terlalu awal? Rani dengar, aku menyukaimu dan hanya menginginkan kamu sebagai pendampingku. Jika kamu ingin mencari celah agar hubungan ini berakhir maka silahkan. Tapi yang perlu kamu catat dan aku tekankan. Kamu akan hidup menderita karena harus mengembalikan semua harta yang sudah aku keluarkan.
Biar aku sebutkan beberapa biaya yang sudah aku keluarkan hanya untuk keperluan pribadi kamu saja;
Pertama aku membiayai dirimu seperti berkonsultasi pada dokter, skincare, bodycare, salon, perawatan di klinik kecantikan untuk wajah, suntik putih, laser penghilang bekas luka, dan operasi mata panda sampai kamu akhirnya memiliki wajah cantik dan kulit kuning langsat, serta sehat saja biayanya lebih dari 800.000.000.
Kedua biaya kontroling ke dokter spesialis untuk diet ekstream yang kamu jalani sampai berhasil turun berat badan sampai 10KG hanya dalam waktu 3 minggu saja sekitar 20.000.000
Ketiga aku membantumu untuk bercerai dari Rizki dengan mengeluarkan uang sampai 1 miliyar
Dan yang keempat aku menyewa seseorang untuk mengacaukan acara resepsi mantanmu senilai 15.000.000."
Jadi dapat kamu totalkan berapa besarnya biaya yang aku keluarkan hanya untukmu? Apa kamu bisa mengganti semuanya dengan keadaan keluargamu yang akan semakin berantakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession's Second Husband (Hiatus)
Short StoryPROSES REVISI!! (☡18++) Maharani Putri Wulan J. mempunyai kehidupan dan takdir yang kurang menyenangkan. Mencintai dan menikah pada pria yang kasar, tukang selingkuh serta tak pernah meliriknya membuat keseharian Rani sesak. Alasan suaminya berperil...