13. Si Ekor Alfonso

1.7K 106 1
                                    

Ini hari ke-2 Rani berdiam diri di kamar hotel. Moodnya untuk berjalan-jalan hilang mengingat identitasnya belum ditemukan. Karena sejak kemarin gabut, akhirnya wanita itu membuat berbagai akun media sosial yang sebelumnya sangat malas ia buat. Rani mengupload beberapa foto selama liburannya di 3 kota yang pernah ia kunjungi kemarin serta mengunggah sebuah video tiktok ke fitur reels, tanpa ia duga dalam 1 hari 1 malam pengikutnya sudah seribu orang lebih. Begitupun dengan akun Tiktok dan twitter miliknya meski tak sebanyak di Instagram.

Setelah selesai makan, aerobik, perawatan tubuh dan mandi. Rani memutuskan untuk melakukan live di Instagramnya. "Em ... hai salam kenal aku Maharani, biasa dipanggil Rani. Aku baru banget nyobain live di instagram nih, jadi maaf ya kalo kaku." Rani melihat sebuah komentar yang menyuruhnya menggunakan filter.

"Filter di instagram tuh yang mana ya?" Rani melihat lagi komentarnya.

"Ih lucu!! Hahaha muka aku jadi ada kumisnya. Bukan lagi Rani tapi jadinya Roni." Emot tertawa membanjiri komentarnya.

Rani mengganti filternya menjadi lebih manusiawi. Jadi terlihat kulitnya saja yang lebih putih dari aslinya. "Eh temen-temen, aku gabut nih sendirian di hotel. Ada yang mau ngobrol buat sekedar kenalan. Yang komen pertama aku langsung ajak live bareng ya." Ratusan komen semakin membanjiri live Rani. Ia sedikit kewalahan karena harus panjat komentar.

"@Alfonso23__gans kamu terima ajakan live aku ya. Awas kalo ditolak. Aku sumpahin kamu panuan di pantat."

Layar live di instagramnya kini menjadi 2. Terlihat seorang pemuda tampan tengah tersenyum kearahnya dengan sangat manis.

"Lah bocil, ngapain kamu mau live bareng aku? Kita kan musuh!" Tanya Rani dengan ekspresi polosnya.

Pemuda bernama aku Alfonso itu tertawa, membuat beberapa pengikut wanita yang mengikuti live ku membanjiri komentar. "Bukan musuh tapi calon imam. Gue cuman mau kenalan sama lo Kak. Nama gue Alfonso Gerald. Gue juga mau tau nama asli lu siapa. Masa di pertemuan selanjutnya gue masih dipanggil bocil."

"Kamu emang bocil, masih dibawah umur!"

"Heh, umur gue udah 21 tahun."

"Aku udah 22 tahun. Berarti kamu tetep aja bocil."

Lagi-lagi pemuda yang baru aku ketahui namanya Alfonso itu tertawa. "Mau gue buktiin kalo gue udah legal nikah dan bikin anak sama lo?" Komentar dan penonton akun Instagram Rani semakin ramai tanpa ia sadari karena lebih fokus pada perdebatan unfaedahnya.

Rani melotot dan bertolak pinggang. Ekspresinya sangat lucu sehingga banyak akun pria berkomentar. "Kamu tau sendiri aku udah punya pacar!! Jangan jadi pebinor ya bocil tengil."Kini komentar menangis dan ungkapan kesedihan yang membanjiri.

"Gue rela kok jadi selingkuhan lo Ran."

"Ngomong sama yang lebih tua itu sopanan dikit kek. Heh lagian kita juga cuman ketemu 1 kali aja ya bocah. Jangan ngada-ngada kamu bocil!"

"Temen-temen jangan salah paham ya, aku galak tuh cuman buat orang yang kurang ajar sama aku aja. Masa gak kenal tiba-tiba main meluk aja. Mana bahasanya gak ada ettitude sama sekali. Merendahkan martabat aku sebagai cewek padahal gak kenal." Mood Rani benar-benar rusak karena pria itu. Ia mengakhiri live nya setelah pamitan singkat.

***

Pagi harinya semua akun media sosial Rani ramai. Banyak yang menghujaminya dengan komentar buruk dan sebagiannya lagi berkomentar menyatakan dirinya lucu. Tapi yang lebih banyak adalah komentar bahwaRani ini sok cantik, gak tahu malu dan lain sebagainya. Ternyata live Rani kemarin sangat viral. Tentu Rani tak terima begitu saja karena tak mau di cap buruk oleh semua orang di Indonesia.

Baru saja hendak protes, sebuah video klarifikasi terlihat berada di postingan akun Alfonso. Pantas saja, pria itu ternyata seleb medsos. Disana Alfonso tanpa ia minta menerangkan pertemuan dan kejadian yang menimpa Rani sehingga Alfonso meminta maaf dan mewajarkan kesensitivan Rani.

Tapi bukan itu poin pentingnya. Jadi Alfonso ini benar-benar serius meminta maaf atau haus pujian? Baiklah Rani tidak akan mau kalah. Ia juga akan membuat video permintaan maaf biar tidak lagi dihujat.

Setelah selesai upload, suara ketukan pintu kamar hotel terdengar. Ternyata itu adalah salah satu suruhan Andrew, dompetnya sudah ditemukan!

"Wah terima kasih banyak ya Pak." Pria gagah itu mengangguk.

"Di dalamnya sudah ada kartu black card yang baru milik Tuan Davidson. Anda bisa menggunakannya sesuka anda Nona." Senyuman manis itu semakin merekah. Ah bahagianya.

Rani masuk kembali kedalam kamar dan menghubungi Andrew untuk sekedar berterima kasih. Sebetulnya Rani tak enak hati dengan keroyalan Andrew, tapi Andrew justru malah memaksanya menghabiskan banyak uang. Rani yang tidak enak hari hanya menerimanya dengan memberikan kecupan jauh atas permintaan pria tampan dilayar. Andrew yang mendapati itu tersenyum manis dan membalasnya sebelum akhirnya melanjutkan kerja.

Sebenarnya wanita itu was-was akan kebaikan Andrew yang dirasanya janggal. Tapi tak dipungkiri Rani merasa senang dan menikmati semuanya. Ya orang zaman modern mana sih yang gak suka duit? Cuman orang munafik saja yang bilang seperti itu.

Rani sudah bersiap keluar, tak lama suara ketukan pintu kamar hotelnya kembali di dengar. Berpikir bahwa itu adalah orang suruhan Andrew, ia pun membukakan pintu. "Heh bocil, ngapain lu kesini? Bukannya gue udah minta maaf lewat DM?"

Alfonso tersenyum manis. "Jujur aja gue tertarik sama lo Ran. Lo beda banget sama cewek lain. Gimana kalau sebagai tanda permintaan maaf lo kita makan bareng?"

"Kamu orang yang cerdas dan berpendidikan, pasti kamu paham atas kepemilikan orang lain. Sekali lagi maaf Alfonso kalau kamu sakit hati sama perkataanku. Tapi aku gak mau pacarku salah paham. Dia pencemburu hebat."

Aku mengambil tas selempang yang sudah dipersiapkan dan menutup pintu. Sekilas aku tersenyum padanya. "Aku ada kegiatan. Semoga harimu menyenangkan."

***

Setelah asik bermain semua wahana dan menikmati pantai, Rani memasuki klinik kecantikan yang tak jauh dari hotel. Akhir-akhir ini kulitnya kembali kusam, jadi dia ingin membuat wajahnya kembali bersinar. Ia terbaring dengan tenang. Tak jarang Rani bercengkrama dengan karyawan wanita yang sedang membersihkan wajahnya. Tak lama seseorang masuk dan berbaring di samping brankar nya.

"Hai cantik." Sapa seseorang disampingnya.

Mendengar suara yang dia kenal Rani menolehkan kepalanya. "Heh ngapain kamu ngintilin aku terus? Tadi di pantai ngikut, sekarang aku perawatan kamu ngikut! Bukan maksud aku terlalu pede, tapi kalau ini kebetulan rasanya mustahil berhubung aku selalu sampai lebih awal di tempat tujuan."

Pemuda bernama Alfonso itu tersenyum manis. "Aku kan cuman ekor, kamu kepalanya. Ekor kan selalu ikut sama kepala."

"Tapi sayangnya dimana-mana kepala keluarga itu cowok. Dan cowok aku lagi di luar negri."

Alfonso mengangguk. "Gimana selama pacarmu belum pulang aku menggantikan posisinya sebentar?"

"Cowok gila!! Udah Mbak, kerjain semuanya dengan cepat ya." Rani memasang earphone dengan suara yang sangat keras sampai ia ketiduran. Bahkan ubah posisi saat pemijatan saja dia tidak sadar sampai handuknya sedikit melorot.

Melihat kejadian itu mata Alfonso sama sekali tidak berkedip. "Sebesar tekad gue jadi ganteng sih itu."

Suara ponsel Alfonso terdengar. "Ya Bram?"

"APA?!"
____________
15 juli 2022

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang