26. Baikan✔

922 55 8
                                    

Cahaya matahari mengusik ketenangan Rani yang baru saja tertidur 3 jam yang lalu. Semalam dirinya baru saja menghabiskan malam yang panas dengan Andrew. Meski intensitasnya sudah pria itu kurangi tapi tetap saja aktifitas sex mereka berlangsung cukup lama. Sekelibat pikiran mengenai ucapan David 1 bulan lalu menghantui pikiran Rani. Sepertinya Rani harus membuat Andrew minimal benar-benar mencintainya agar ia bisa mengungkap hal yang ingin ia ketahui sedikit cepat terungkap.

Wajah tampan di sebelahnya masih memejamkan mata. Rani mengelus surai berwarna perak itu dengan lembut. Ia membisikan sesuatu dengan sangat pelan, berharap bahwa hal tersebut akan masuk kedalam bawah alam sadarnya. Setelah dirasa puas, Rani meneguk 2 gelas air putih lalu membersihkan dirinya. Rani bertekad, ia akan mewujudkan keinginan David dengan cara apapun.

"Sayang kamu sudah bangun? Kenapa tidak mandi bersamaku saja? Aku takut kamu terpeleset di sana."

"Iya, kamu kok sudah bangun lebih dulu?"

Rani tersenyum manis dan mengelus rambut Andrew pelan. Entahlah, mungkin kebiasaan dan hobi baru Rani sekarang addalah mengelus surai lembut nan wangi itu.

"Kamu terlalu lelap. Aku gak tega banguninnya."

"Lain kali bangunkan saja. Aku tidak mau kamu terjatuh seperti bulan lalu."

"Baiklah. Ouh iya, kamu mau sarapan atau mandi dulu Mas?" Andrew mengecup bibir Rani sekilas.

"Aku ingin mandi dulu. Apa kamu sudah lapar?" Rani menggeleng.

"Aku mau buat sarapan untuk kita. Aku boleh memasak untuk hari ini kan sayang?"

Andrew terdiam beberapa saat lalu menyetujui keinginan Rani. "Baiklah sayang. Kalau begitu aku akan memberikanmu list bahan makanan dan zat apa saja yang tidak boleh kamu makan. Tapi sebelumnya Bonan dan Peter akan memeriksa serta mencicipi semua bahan makanan di dapur dulu."

Kini giliran Rani yang mengalah. Daripada hidupnya tambah ribet lebih baik dia menurut. Ia hanya mengangguk patuh dan memperhatikan rentetan tulisan yang sangat banyak itu dengan seksama. Disana tertulis zat apa saja yang tidak boleh tercampur, semua nutrisi dari setiap bahan makanan dan juga cara pengolahan yang baik.

"Sepertinya lama-lama aku bakal bisa jadi ahli gizi tanpa perlu sekolah mahal-mahal deh."

"Ada apa sayang? Kamu menunggu aku untuk ke dapur?"

Rani menggaruk tenguknya tak gatal. "Ah, itu hasil lab dari Peter masih belum keluar."

"Sayang aku temani kamu membuat sarapan ya. Aku tiba-tiba ingin sekali membuat nasi goreng seafood." Pinta Andrew dengan sendirinya. Entah ada angin apa tapi mendadak pria itu ingin bisa membuat sarapan sendiri.

"Kamu ngidam ya?" Andrew terdiam sebentar lalu mengangguk ragu.

"Kemarin siang aku juga ngalamin muntah-muntah. Pagi ini aku juga rasanya sangat ingin membuat sarapan sendiri. Rasanya sangat tidak enak karena keinginan ini terlalu kuat sampai rasanya air liurku mau menetes terus."

Rani tertawa lalu memeluk suaminya itu. Tak lupa ia mengelus rambut halus kesukaannya setelah bahu pria itu di tekan agar menunduk. "Kamu manis banget Mas. Aku pasangin dulu apron yang akan kamu pakai ya."

"Sayang ini di potong seperti ini?" Tanya Andrew yang sangat serius memasak.

"Iya sayang." Jawab Rani mengelus pelipis Andrew yang sedikit berkeringat dengan tisu.

"Kamu hari ini sangat manis dan lebih perhatian dari biasanya meskipun dari awal menikah kamu sudah sangat perhatian. Apakah ini ada hubungannya dengan kegiatan semalam?" Tanya Andrew dengan mata yang berbinar.

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang