24. Siapa Cherry?✔

840 61 18
                                    

Mau ucapin makasih bnyk dulu buat yg vote dan baca😚
Semoga kalian selalu diliputi kebahagiaan ya...

Happy reading

^________^

Mata Rani terbuka dan mendapati Andrew yang tengah menatapnya penuh kekhawatiran. Dipeluknya tangan wanita itu sembari sesekali mendaratkan kecupan ke punggung tangan yang tidak terpasang infus. Wajah frustasi dan kantung mata berwarna hitam menjadi pertanyaan dibenaknya. Pria itu sedang mengkhawatirkan siapa?

"My fruity, are you oke?"

Sekelibat ingatan menghampiri wanita itu. Matanya mulai berkaca-kaca lalu terdengar isakan kecil disertai luruhan air mata yang tiada henti. Seharusnya ia tidak egois sebagai calon ibu. Tak sepantasnya dia hanya memikirkan ego nya sendiri hanya karena sebuah kalimat singkat. Kini wanita itu ingat bahwa ia terjatuh dari tangga hanya karena memikirkan kabar pria dihadapannya.

"Hiks ... hiks maafkan Aku. Apakah ... apakah anakku baik-baik saja?" Andrew memeluk Rani dan mencoba menenangkannya.

"Sayang, anak kita selamat. Tapi kamu tidak boleh banyak pikiran karena posisinya sedang melemah." Perlahan air mata itupun berhenti mengalir.

Rani melepaskan genggaman Andrew dan mengusap perutnya perlahan. "Little flower, terima kasih sayang karena sudah mau bertahan. Maafkan Mama yang sudah membuatmu merasakan sakit."

Sebuah tangan kekar mendarat di perut yang sedikit buncit itu. "Panggil dia Mommy jangan Mama nak! Pasti kamu ingin bertemu dengan Daddy yang tampan dan pintar ini bukan? Kamu pasti ingin merasakan di gendong dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang tulus dari Mommy. Kamu harus kuat untuk itu mendapatkan itu semua LilFlow. Jangan pernah menyerah dengan rintangan apapun oke."

Rani menatap suaminya tanpa ekspresi. Dalam kondisi seperti ini masih saja mau mendebat. "Apa?" Tanya Andrew merasa tak ada yang salah.

"Kamu jangan mendokrin anakku jadi orang yang terlalu ambisius!"

"Hey, tidak ada dari kalimatku yang menekankan dia untuk jadi orang yang nomor 1 ataupun memaksanya memdapatkan semua hal dengan segala cara. Aku hanya memotivasinya."

Rani membenarkan letak selimutnya. "Terserah!!"

Andrew memilih mengacuhkan hal tersebut dan memeriksa ponselnya.

"Tiba-tiba aku ingin makan ikan duyung yang dijadikan sate lilit. Ah mau liat juga video pembuatannya dari awal." Ujar Rani sambil menjilat bibirnya lalu mengecap-ngecap kosong.

"Tidak. Permintaanmu itu tak pernah masuk akal!"

Ia melirik Andrew dengan tatapan memohon. "Sayang, suamiku yang tampan dan baik hati ... boleh ya? Ini keinginan anakmu. Aku baru sadar tapi kamu lebih perhatian pada benda elektronik. Bahkan kamu gak tawarin aku minum."

Tangan kekar pria itu mengepal. Huh, baru saja sadar tapi hormon kehamilannya mulai berulah. Bolehkah Andrew mengumpat pada larva miliknya yang berhasil mengendap itu?

"Kamu sendiri sadar bahwa sedang sakit. Tidak boleh makan sembarangan." Tolaknya selembut mungkin.

"Baiklah. Ternyata benar kamu sudah berubah. Kalau emang bosen kenapa harus masih mertahanin aku." Rani menyembunyikan seluruh badannya dengan selimut.

Andrew mengepalkan tangannya. Dia yakin kalau dalam waktu lama Rani tidak akan meminta apapun padanya lagi. Andrew bukan takut pada Rani, tapi ia selalu merasa terganggu jika wanita itu terlihat baik-baik saja saat semua hal yang ia rasakan dipendam tanpa diutarakan. Seperti perkataanya kemarin yang membuatnya mogok makan. Atau bahkan kecelakaan kemarin yang membuatnya sempat kritis akibat dirinya lupa memberi kabar selama ia pergi luar negri. Tentu itu tak baik bagi kondisi Rani, kandungannya dan juga Andrew sendiri.

"Harris akan membawakan makanan itu untukmu. Tapi dengan syarat pengolahan dan bahan-bahannya hanya yang diizinkan oleh dokter."

Rani mengangguk. "Asal satenya dibakar bukan dikukus."

Dahi Andrew mengerut. "Memangnya ada sate yang dikukus saja?"

"Ya gak tau. Si Utun maunya sate lilit ikan duyung yang dibakar. Tapi ikan duyungnya harus yang cantik. Tidak boleh jelek." Rasanya Andrew lebih baik mengurus puluhan bisnisnya dibandingkan mengurusi 1 ibu hamil yang ngidam.

"Panggil dia Little Flower atau LilFlow sayang. Jangan Si Utun!"

"Iya LilPou."

"LilFlow bukan LilPou. Kita sudah debat hal ini ratusan kali loh sayang."

"Lebay deh!" Sahut Rani membuat mata Andrew melotot tak terima bercampur kesal luar biasa. Untung wanita dihadapannya sedang mengandung penerusnya, kalau tidak ia akan menghukumnya dengan cara menyakitkan.

"Lupakan. Lihat, ini ikan duyungnya. Semua tidak ada yang cantik sama sekali." Ucap Andrew mengalihkan pembicaraan.

"Ih lucu banget kaya dugong. Sayang sekali kalau dijadikan sate lilit. Aku pelihara saja boleh? Sate lilitnya pakai ikan Tuna saja"

Gubrak!! Andrew keluar dari ruangan menyisakan Rani yang termenung.

"YA!!"

"Dia marah? Ini kan kemauan anaknya. Gak takut kena asam urat, kolesterol sama darah tinggi apa? Komplikasi, komplikasi gak tuh." Baiklah semenjak kehamilan Rani yang menginjak usia 4 bulan ia memang menjadi kurang memiliki rasa bersalah kepada siapapun dan cenderung lebih bodoh dari biasanya jika saja tak memiliki firasat kuat yang tiba-tiba menghampirinya. Moodnya sama sekali tidak bisa ditebak.

Tanpa sengaja matanya melihat sebuah foto yang ada di lantai. Dengan susah payah Rani pun mengambilnya karena perutnya tak lagi merasa nyeri. Difoto tersebut terlihat seorang gadis berambut pirang sangat cantik tengah tersenyum memeluk Andrew. Di belakang gambar tersebut tertulis sebuah kalimat 'With my Cherry'.

"Siapa Cherry? Bukannya dia mirip seseorang yang mendatangiku di mimpi? Kenapa aku merasakan hal yang tidak enak saat melihat foto ini?" Kepala Rani terasa pusing memikirkannya. Bahkan perutnya dirasa mulai sedikit keram.

Dielusnya perut yang mulai menonjol itu dengan pelan. "Tenang Rani, jangan banyak pikiran. Sayang kamu harus selalu kuat ya nak. Mommy gak tau apa saja yang akan kita hadapi nanti. Tapi kamu harus selalu sehat sampai kamu siap lahir ke dunia secara sempurna."

Ceklek!

"Apa yang kamu pegang itu?!"

Sontak Rani yang terkejut merasakan perutnya bertambah nyeri. "A-aahk sakit...."

______

10 Agustus 2022

3/1/23

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang