David memasuki ruangan inap VVIP milik sang menantu. Terlihat Rani tengah kesakitan akibat merasa tertekan. Dengan cepat David menekan tombol agar tenaga medis segera tiba. Setengah jam berlalu, akhirnya Rani kembali normal dan tertidur akibat obat.
"Nyonya Davidson mengalami kram akibat merasa tertekan. Saya harap siapapun tidak membuat Nyonya Davidson memikirkan sesuatu ataupun membuat suasana hatinya memburuk. Sedikit saja salah satunya terjadi itu bisa membahayakan kandungannya yang kini sangat lemah."
David mengangguk paham. Ia akan memperingatkan anaknya agar selalu mengalah pada ibu hamil itu saat sudah kembali. Ia duduk di samping sang menantu lalu tak sengaja melihat sebuah foto kecil yang cukup usang.
DEG!!
"Ka-kamu mendapatkan foto itu dari siapa sayang?" Lirihnya dengan perlahan menyingkirkan foto tersebut.
"Maafkan aku Honey, maaf karena pernah melakukan kesalahan yang membuatmu lelah dengan semua hal tentangku. Maaf, meski dia kesalahanku tapi aku tak bisa menyingkirkannya begitu saja. Pria bodoh ini memang bukan suami serta ayah yang baik. Pantas kamu meninggalkanku tanpa bisa aku gapai sampai detik sekarang. Maaf karenaku anak kita memiliki hal yang diluar kebiasaan."
Lamanya merenung membuat David tak menyadari sepasang mata tengah menatapnya dengan penasaran. Baru saja hendak berbicara, pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya dalam sekejap.
"Sayang kamu tak apa? Aku dengar kamu sempat mengalami kram kembali. Maaf tadi sama sekali aku tak bermaksud menyakitimu dengan perilaku ku. Ini pesanan yang kamu minta. Sekarang kamu makan ya, maaf sangat lama karena hanya sedikit chef yang benar-benar berasal dari Bali."
"Terimakasih sayang. Ouh ya, kenapa kamu banyak sekali membawa keranjang buah?"
"Tentu saja untuk kamu My Fruity. Setelah menghabiskan makanan yang kamu inginkan kamu harus banyak memakan buah agar cepat sehat." Sontak Rani syok.
"Astaga Andrew bagaimana bisa istrimu menghabiskan puluhan keranjang buah!"
"Harus bisa. Lagipula sebagiannya untuk stok disini."
"Sudahlah... setelah istrimu selesai makan kamu temui Daddy di restoran rumah sakit ini."
"Baiklah."
***
"Kau masih menyembunyikannya?" Tanya David dengan tatapan tajamnya.
"Ya, dan aku pastikan Daddy tidak akan pernah menemukannya lagi. Aku tak ingin kau menyingkirkannya Dad. Biarlah dia selalu di sisiku."
Bught!!
Sebuah pukulan keras mengenai perut Andrew. Dengan ringisan kecil ia menyingkirkan tangan pria paruh baya itu. Meski sudah tua tenaganya tak bisa diabaikan, Andrew sampai memuntahkan sedikit darah akibat pukulan tersebut.
"Jangan menjadi pria brengsek sepertiku. Cukup ibumu saja yang pernah jadi korban. Kau tak ingat bagaimana penderitaan kalian akibat ulahku?!"
Ucapan itu disambut oleh tawa penuh luka. "Bagaimana aku bisa lupa, kau yang melenyapkan Mommy secara tidak langsung. Kau menyiksakku sampai akhirnya belahan jiwaku hadir dari rahim jalang milikmu."
"ANDREW!!" Teriak David merasa sangat marah.
"Like father like son. Jangan salahkan aku jika menantu kesayanganmu aku khianati."
"Nak sadarlah sebelum menyesal. Jadikan hidupku yang berantakan ini sebagai pembelajaran. Rasa penyesalan itu akan terus menghantuimu ketika orang yang kita miliki saat ini sudah tidak ada lagi atau memutuskan untuk menyerah. Ingatlah, perasaanmu pada 'dia' hanyalah sebuah obsesi. Kau bahkan sudah menghancurkan hidupnya. Jangan sampai kau menyesal untuk yang kedua kalinya. Apa kau tidak menyesal atas kejadian 10 tahun yang lalu?"
"Daddy tidak perlu mengurusi urusanku. Aku sudah menuruti keinginanmu. Menikah dengan wanita baik yang menarik perhatianku lalu memberikanmu cucu. Selebihnya jangan urusi lagi urusanku."
"Nak istrimu sempat kram dan pendarahan lagi. Dia tidak bisa mendapatkan tekanan sedikitpun saat ini. Berikan dia kebahagiaan nak. Sadarlah istrimu tak memiliki kesalahan apapun. Kau harus bisa melawan penyakitmu dengan menghapus--
"Jika tak ada hal penting lain, aku pamit saja Dad. Terimakasih atas peringatan yang seharusnya kamu lakukan saat dulu. Jangan sakit hati lalu jantungmu yang lemah berulah kembali. Aku memang menyayangimu. Tapi aku tekankan jangan masuk pada ranah yang tidak bisa siapapun masuki termasuk kau dengan nasehatmu." Setelahnya kaki jenjang itu melangkahkan kakinya dengan jarak yang lebar. Ia meninggalkan orang yang kini tengah mematung tanpa kata dan menatapnya dengan tatapan nanar.
"Kau akan menyesal nak."
***
Di sisi lain seseorang baru saja menyelesaikan operasinya. Sudah 10 kali orang tersebut menjalani operasi plastik selama 5 tahun belakangan ini. Cukup dengan operasi yang terakhir ini dan juga menunggu beberapa bulan maka dirinya bisa mendapatkan tempat di pikiran orang yang selama ini ia sukai. Dirinya sungguh tidak sabar menyandang status istri dari seorang pengusaha terkenal meski harus menyingkirkan seseorang terlebih dahulu."Sayang, Dad harap semua usahamu selama 12 tahun ini akan membuahkan hasil. Jangan lupakan semua jasa Dad atas keberhasilanmu dalam merubah penampilan."
Orang tersebut meresponnya dengan 1 kedipan mata. Pertanda jika dirinya mengiyakan ucapan sang ayah.
"Goodgirl!"
_____
15 agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession's Second Husband (Hiatus)
Short StoryPROSES REVISI!! (☡18++) Maharani Putri Wulan J. mempunyai kehidupan dan takdir yang kurang menyenangkan. Mencintai dan menikah pada pria yang kasar, tukang selingkuh serta tak pernah meliriknya membuat keseharian Rani sesak. Alasan suaminya berperil...