Tak terasa sudah 1 bulan Rani bekerja di apartemen Andrew. Ia sangat senang mendapati bahwa uang senilai 25 juta telah masuk ke ATM barunya yang ia buat beberapa minggu lalu. Jumlah itu hasil akumulasi dari pekerjaan Rani sebagai OG dan juga ART.
Bak ditimpa durian runtuh, hari ini juga merupakan hari terakhir Rani bekerja sebagai OG dan besok semua tugas dan posisinya akan digantikan oleh Farhan. Rani sore ini juga tidak perlu memikirkan akan memasak apa karena Andrew masih di luar negri dan tidak memberinya kabar sama sekali kapan ia akan pulang. Rani hanya memberikan laporan kegiatan sehari-harinya yang dibaca sesekali saja. Mungkin pekerjaan dan masalah di perusahaannya yang ada di Eropa cukup kompleks sehingga majikannya sangat sibuk.
Rani semakin lega lagi ketika menyadari akan jauh dari manusia pengganggu macam Nia. Mantan sahabatnya itu belakangan sering sekali memfitnah Rani yang macam-macam sehingga ia merasa semakin tidak nyaman. Bahkan Rizki sampai berani menganiaya Rani akibat dituduh selingkuh dengan Bagas di gedung perusahaan tempatnya bekerja. Pria itu memang sudah gila dan tidak tahu tempat. Beruntung saat itu mereka masih di lingkungan basement sehingga teman-teman Rani yang melihat segera melerai dan membelanya.
"Ran, sebagai perpisahan lo kita makan bareng-bareng di kafe deket sini yuk." Ajak Gina bersama beberapa teman staff pembersih yang lain.
Setelah beberapa saat akhirnya Rani setuju. "Farhan ikut juga yuk. Sekalian pendekatan sama yang lain." Farhan mengangguk dengan senang. Pemuda tampan itu memang masih sedikit polos karena baru lulus SMK dan juga berasal dari desa.
"Ah ya, aku kabarin dulu Tuan Andrew ya. Gimana pun dia majikan aku dan aku numpang di apartemennya."
"Gimana?"
"Udah izin tapi gak dibaca. Tapi gak masalah sih, toh dia masih gak ngabarin kapan balik. Yuk aku traktir! Ajak juga temen-temen shift pagi. Buat yang bisa aja sih, jangan pada maksa ya."
Sontak semua orang yang berkumpul disana bersorak gembira karena akan makan gratis.
"Tapi totalnya jangan lebih dari 3 juta ya. Bisa bokek aku. Mana gak dikasih uang kompensasi karena aku sendiri yang ngundurin diri."
"Siap ... tenang aja Kafe Ceria harganya bersahabat banget sama kantong kok."
Sesampainya di kafe mereka semua segera mencari tempat duduk yang tidak terlalu berjauhan. Total teman-teman Rani yang ada di sana berjumlah 12 orang. Banyak sekali cerita dan lelucon yang saling dilemparkan. Nostalgia saat bertemu Rani dan kisah konyol nya pun tak terhindarkan. Sampai pada akhirnya pembahasan mereka merujuk pada 1 hal yang mulai Rani lupakan.
"Ran, si Nia sama laki lu resepsinya kapan?"
"Masih 3 minggu lagi. Katanya sih nunggu kandungannya 3 bulan dulu. Entah lah, aku cuman bagian sumbang donasi tanpa dikasih informasi pasti. Akadnya aja aku gak diundang."
"Sumpah mereka tega banget."
"Haha tapi kasian waktu itu, udah sebar undangan eh malah diundur karena pendaharan. Sayang banget dia gak sampe keguguran." Ujar Nindi sambil meminum jus nya.
"Hush jangan gitu ah. Kasihan." Sanggah Rani tak tega dengan ucapan pedas itu.
"Ran lo kok kuat dan baik banget sih?"
Rani mengangkat bahunya sekilas. "Entah, aku cuman berpikir kalau gak semua hal bisa di dapatkan sesuai keinginan kita. Pasti ada cacatnya. Sama kaya rumah tangga aku, sedih sih memang. Tapi bawa santai ajalah. Hidup kan gak lepas ujian. Yang penting kerjaanku lancar terus."
"Ran gue makin cinta deh. Nikah yuk! Janji deh gue bakal setia." Celetuk Bagas sehingga dihadiahi sorakan dari yang lain.
Fitri yang tadinya terdiam kini ikut berkomentar. Fitri bukan bagian OG/OB seperti yang lain. Dia hanya teman Rani dari desa sehingga tak terlalu heboh bicara. "Dia naksir beneran sama lo Ran. Terima aja napa. Mayan buat pelampiasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession's Second Husband (Hiatus)
Short StoryPROSES REVISI!! (☡18++) Maharani Putri Wulan J. mempunyai kehidupan dan takdir yang kurang menyenangkan. Mencintai dan menikah pada pria yang kasar, tukang selingkuh serta tak pernah meliriknya membuat keseharian Rani sesak. Alasan suaminya berperil...