29. Baby blues

1.3K 113 31
                                    

~Ada 1 keinginan berupa angan yang takkan pernah bisa dicapai dengan lama oleh seseorang selama hidup di dunia. Yaitu hidup dengan damai.~
Ng


Mendapati Raut wajah Andrew yang dipenuhi amarah, Rani segera menyingkir dari landangan pria itu dan memasuki sebuah kamar kosong. Ia menatap anaknya yang terlihat terusik lalu menangis kencang.

"Syut ... Sayang kamu jangan menangis atau kita akan ditemukan olehnya."

Bukannya terhenti, tangisan itu malah semakin kencang terdengar. Rani yang sudah merasa lelah meletakan anaknya di kasur dan ikut menangis kencang.

Prang... Bught ... Bught. Beberapa barang yang ada disana terlempar ke sembarang arah.

"Kamu tuh maunya apa sih? Bunda gak paham sama sekali hiks. Aku kasih asi kamu gak mau, dikasih dan ditanya itu gak jawab. Kamu mau bikin aku gila hah?!"

Tak lama suara dobrakan pintu terdengar. "APA KAU SUDAH GILA HAH?!" Teriak Andrew dengan kencang disusul oleh Daddy David dan selingkuhannya.

"Hiks ... Dia tak mau berhenti menangis. Aku ibu yang buruk, istri yang buruk! Kamu benar kalau aku sudah gila. Lebih baik aku mati saja!! Aku tidak berguna!"

Secara cepat Rani mengambil serpihan kaca yang berserakan di lantai dan menggores leher serta pergelangan tangannya cukup dalam. Mendapati kejadian yabg tak terduga itu, semua orang gang ada disana terdiam beberapa saat.

"Sial!! Dasar wanita menyulitkan. Bonan cepat ambil mobil dan antarkan dia ke rumah sakit."

Plak!! Sebuah tamparan mengenai pipi Andrew. "Dia seperti itu karenamu son. Mulai saat ini jangan temui lagi cucu dan menantuku. Akan aku urus surat perceraian kalian dan hiduplah dengan wanita jalang pilihanmu."

"Tidak bisa!! Dia anakku dan wanita itu sudah mengabdikan hidupnya untukku. Lagipula Cherryl ini bukanlah seorang jalang. Dia adik sekaligus cinta pertamaku."

"Dasar pria gila! Anakku Cherryl sudah mati karena ulahmu!! Mulai sekarang aku tak lagi menganggap kau anakku." David mendorong tubuh Andrew dan Cherryl dengan cukup kencang agar jalan Bonan yang tengah membawa Rani tidak terhalangi. Tak lupa ia juga membawa Penzi sang cucu untuk ia amankan.

"Dad!!!"

Sebuah tangan menghentikan langkah Andrew, "Sudahlah  sayang. Biarkan saja mereka keluar dari sini. Bukankah dengan begitu hidup kita bisa lebih tenang?"

"Dengar, bagaimanapun juga aku juga ingin memiliki anakku serta wanita itu. Diam dan jangan banyak berulah!"

"Sial, harusnya aku bunuh saja wanita bodoh itu!!" Pekik wanita yang mengaku sebagai Cherryl itu.

***

Sesampainya di rumah sakit Andrew dibuat frustasi mengetahui istri dan anaknya tidak ada ditempat yang diinformasikan. Ia sudah mengerahkan semua anak buahnya termasuk melacak keberadaan Bonan namun hasilnya sangat nihil.

"Brengsek! Ini pasti ulah Daddy, tidak aku sangka kemampuannya menandingi kekuasaanku. Sj Bonan juga, ternyata dia berani-beraninya berkhianat. Lihat saja aku akan memberikan balasan yang setimpal ketika berhasil menemukan kalian."

Sementara itu di sisi lain David tengah berbicara dengan seorang dokter paruh baya yang tak jauh dengan usianya. "Bagaimana keadaan cucu dan calon anak angkatku?"

"Beruntung stok darah disini cukup banyak dan penanganannya cepat. Dalam beberapa jam dia akan siuman. Perkiraanku dia mengalami baby blues yang cukup parah. Tapi aku kurang yakin mengingat dia sampai bertindak implusif seagresif itu. Kau yakin menantumu tidak mengalami gangguan mental sebelumnya?"

"Entahlah, tapi sebelumnya dia mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dalam hidupnya. Apakah dia bisa membahayakan cucuku? Akankah berdampak pada kesehatan keduanya jika hal ini berlangsung lama?"

"Ya tentu, jika tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik tentu saja akan sangat berdampak. Tapi kah bisa menghubungi Maria untuk membantu penyembuhan psikis menantumu agar bisa pulih dengan cepat. Dia juga lebih paham obat mana yang lebih aman untuk ibu menyusui. Tenanglah, setahuku mengenai kasus baby blues ini masih bisa ditangani. Selama lingkungan dan orang-orang di sekitarnya membuatnya merasa aman juga memberikan sepenuhnya perhatian maka biasanya hanya dalam 1 atau 2 minggu dia bisa kembali normal. Hanya saja kau harus memastikan dia tidak mendapatkan tekanan."

David mengangguk paham. Ia akan memindahkan cucu dan menantunya dalam beberapa hari lagi ke tempat yang tidak bisa anaknya duga dan juga sangat sulit terjangkau. Namun ia harus benar-benar memastikan kesehatan mereka dulu agar perjalanan itu tidak membahayakan.

David yang selesai menghubungi Maria kini berjalan ke ruang bayi. Terlihat seorang pria tengah menggendong bayi tampan yang sudah tertidur pulas. "Bonan."

"Yes sir."

"Urus surat perceraian Andrew dan pastikan dia menandatangani tanpa bisa diketahui. Gunakan semua koneksimu dan bungkam orang yang diperkirakan akan membelot. Aku sudah muak dengan perilakunya itu."

"Tapi tuan--

David mendengus sembari memutarkan kedua bola matanya. "Aku lupa bahwa kau ini masih bodoh! Sudahlah lupakan. Rawat dan jaga saja cucu ku sebaik mungkin selama akh mengurus hal ini. Ah lagipula sudah lama sekali aku tidak memainkan permainan seperti ini."

"Baik sir. Kebetulan saya juga memiliki pengetahuan dasar yang cukup dalam merawat bayi."

"Tentu saja bodoh! Aku berani mempercayakan cucuku padamu karena aku tahu kau pernah mengejar seorang janda anak 2 sampai rela bekerja di sebuah babycare juga kelas parenting untuk orangtua yang baru memiliki bayi."

Seketika wajah Bonan merah padam. Tak disangka masa lalunya yang sangat ia rahasiakan terbongkar begitu saja oleh tuan besar.

"Ahaha lihatlah itu. Wajahmu sangat manis saat memerah. Sangat polos dan lugu."

"Sir....

Tak lama suara telpon berdering. David segera mengangkatnya dan berubah ekspresi. "Huh sial, kapan waktunya hidupku akan tenang dan damai."

"Bonan jaga cucuku sambil siapkan laptopmu. Kita akan berperang jaringan serta virus dengan bos kecilmu. Anggap saja ini pelatihan agar otakmu bisa mulai berjalan. Usahakan menang karena jika kau kalah kau yang akan dipenggal olehnya."

Bonan yang terkejut segera angkat bicara. "Sir--

"No no no. Aku tak ingin mendengar penjelasan apapun. Baiklah jika kau tak ingin konsentrasimu pecah, Hilbert yang akan menjaga Penzi dan kau urus 2 laptop yang ada di ruang sebelah."

Dengan pasrah Bonan menyanggupi hal tersebut. David kembali tersenyum dibuatnya. Ia pun mengambil beberapa alat serta 1 laptop yang ia simpan di ruangan khusus.

"Huft... Dasar anak merepotkan. Jika saja dia bukan anak dari wanita yang aku cintai sudah sejak lama aku membunuhnya. Penzi, cucuku sayang tenang saja. Grandpha tidak akan membiarkanmu hidup seperti dalam neraka hanya karena hidup bersama anak durhaka sepertinya."

_____

Jumat,3maret2023

Obsession's Second Husband (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang