*Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tak terasa sudah hampir 7 bulan Rani menjalani rumah tangganya dengan Andrew. Selama pernikahan Rani diperlakukan cukup baik namun penuh kekangan dan aturan yang menyebalkan yang tak bisa dibantah sama sekali. Meski begitu, Rani bersyukur karena ia tak pernah mendapat kekerasan fisik apapun. Ah ya, mengenai resepsi pernikahan yang direncanakan masih belum bisa terlaksanakan karena harus menunggu Rani pulih dari setiap operasi dan perawatan ekstrim yang dijalaninya akibat paksaan sang suami.
Kini Rani menatap sebuah benda di tangannya yang sedikit bergetar. Setelah memilih dan mengukur badan untuk resepsi pernikahannya, ia merasakan mual yang luar biasa serta baru menyadari kalau dirinya sudah telat menstruasi selama 1 minggu.
Belum ada kenaikan berat badan yang membuat semua perawatannya selama ini sia-sia. Hanya saja sang suami tidak pernah membicarakan perihal anak. Bukannya tak penting, tapi Andrew selalu mengalihkan topik saat Rani mulai membicarakan keyamilan ataupun sekedar gurauan mengenai anak mereka di masa depan.
"Sepertinya dia hanya batu loncatan untuk mendapatkan warisan dari tuan besar Davidson." Serobot salah satu karyawan wanita berambut pirang.
"Benar. Tidak mungkin wanita dari kalangan rendahan sepertinya bisa menikah dengan tuan Davidson dengan mudah." Timpal rekannya yang lain.
"Maksud kalian apa?"
Wanita berambut cokelat mendekati Rani dan membisikan sesuatu. "Tuan Andrew sedang bersama seorang wanita seksi di ruangannya."
Wajah Rani terlihat santai saja menanggapi ucapan tersebut. Meski hatinya dilanda kecewa, kakinya tetap berjalan ke arah ruangan sang suami meninggalkan kedua karyawan tersebut.
Dengan sangat jelas Rani melihat wanita cantik yang badan serta wajahnya bak boneka dengan kondisi setengah telanjang tengah menggoda suaminya. Wanita itu duduk di pangkuan Andrew sambil mengalungkan tangannya di leher sang suami.
"Mas!" Panggil Rani dengan sedikit keras agar atensi keduanya berubah haluan.
Dengan wajah sedikit terkejut Andrew melempar tubuh wanita itu cukup jauh sampai beberapa bagian tubuhnya mengenai sudut sofa dan meja. "Sayang?"
"Sebelumnya maaf kalau aku mengganggu. Tapi aku mau kasih kamu makan siang. Kamu bilang tadi sangat sibuk kan? Sekalian aku mau memberi tahu kamu sesuatu." Hati Andrew mendadak gelisah. Rasanya ada batu besar yang mengganjal di perasaannya mendapati reaksi Rani biasa saja. Bahkan Rani tak menghiraukan pekikan dan keluhan yang keluar dari bibir wanita cantik yang sepertinya betah duduk diatas lantai.
"Sayang kenapa kamu tidak marah?" Tanya Andrew secara langsung. Pasalnya pria itu selalu merasa emosi luar biasa kalau istrinya di dekati pria lain, bahkan melihatnya berbincang sangat akrab dengan wanita saja rasanya ia tidak suka.
"Aku percaya kamu." Jawaban itu menohok pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya selama 7 bulan lebih.
"Fruity ...." Rengek Andrew seperti anak kecil. Pria itu masih tidak terima kalau Rani terlihat biasa saja atas kejadian tadi. Padahal sedikitnya dia sengaja membiarkan Cathie, mantan sahabat yang menyukainya sejak dulu berada di ruangannya sedikit lama.
"Ini makan dulu. Itu si Mbak nya gak di bantu?"
Andrew menggeleng tak peduli. Ia lebih memilih memeluk Rani dan membawanya di pangkuan pria itu. Cathie yang terbakar cemburu awalnya ingin menjambak Rani, akan tetapi petugas keamanan yang diperintahkan Andrew lebih cepat menggusur wanita itu keluar kantor perusahaan tanpa menghiraukan keadaannya yang setengah telanjang yang otomatis menjadikannya tontonan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession's Second Husband (Hiatus)
Short StoryPROSES REVISI!! (☡18++) Maharani Putri Wulan J. mempunyai kehidupan dan takdir yang kurang menyenangkan. Mencintai dan menikah pada pria yang kasar, tukang selingkuh serta tak pernah meliriknya membuat keseharian Rani sesak. Alasan suaminya berperil...