10. Dialog...9

1.5K 173 7
                                    

GERBANG DIALOG__









>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Dua minggu telah berlalu dan sosok nya begitu terlihat indah kini di mata Chika. Bagaimana tidak Zee selalu menemaninya setiap ia harus mejalani terapi berjalan. Zee selalu memberinya semangat untuk kembali sembuh. Ingin rasanya Chika menghentikan waktu agar ia bisa terus bersama dengan Zee.

"Kalau Aran masih ada pasti kamu udah habis Zee, karena selalau ada di deket aku" ucap Chika.

"Ohya? seposesif itukah tuan Aran?" ucap Zee.

"Dia orang baik Zee, dia juga ramah dan peduli dan-"

"Dia sayang sama kakak" ucap Ze tersenyum simpul.

"Maaf Zee enggak seharusnya aku bahas-" ucap Chika merasa tidak enak.

"Hey..kok malah sedih sih hmm? kakak lupa aku pernah bilang apa, kakak bebas buat ceritain semua yang kaka mau termasuk tentang tuan Aran. Aku dengan senang hati akan mendengarnya" ucap Zee.

"Gimana dengan prasaan kamu Zee, kalau kita lagi sama - sama tapi aku malah bahasnya orang lain" ucap Chika.

"Aku enggak papa kak, serius deh" ucap Zee.

"Ah terserah deh anter aku ke kamar" ucap Chika cemberut.

"Udahan jalan - jalan nya? kita baru sebentar lo kak, hari juga belum terlalu sore. Enggak mau muter - muter dulu" ucap Zee.

"Enggak Zee aku capek mau istirahat" ucap Chika tetap kekeh.

"Oke deh neng saya anter ke kamar ya" ucap Zee sedikit terkekeh.

"Apa yang lucu?" ucap Chika.

"Enggak ada, kakak gemes banget kalau lagi mode engga mood" ucap Zee.

"Apaan sih" ucap Chika.

Setelah hampir seharian di rumah sakit untuk menemani Nona yessica, Zee akhirnya pamit untuk pulang, untung Chika bisa di bujuk. Jadi dia tidak perlu merasa cemas untuk meninggalkan Chika.

Zee memarkirkan mobil nya di garasi  rumah nya, setelah itu ia turun dan masuk kedalam rumah. Saat hendak ingin naik ke kamarnya, Zee tak sengaja melihat Shani yang tertidur di rung tv, dengan posisi bersandar di sofa.

Apakah papahnya belum pulang jam segini, pikir Zee.

Zee menghampiri Shani dan mengendong Shani ala bridal style. Zee melakukanya dengan sangat hati - hati agar tidak membuat Shani terbangun.

Setelah ia meletakkan Bundanya Zee menarik selimut untuk menutupi tubuh Shani. Tapi saat hendak pergi Shani meracau tidak jelas dalam tidurnya.

"Abang Bunda sayang kamu...Zeevan"

"Aran....Kakak Bunda kangen sama kam-"

Zee yang mendengar racauwan Shani hanya bisa diam termenung, ia mengecek dahi Shani dan ternyata suhu tubuh Shani normal itu artinya Bundanya tidak sedang sakit, itu artinya Shani hanya mengigau.

"Jika saja Bunda percaya sama Zee. Zee enggak mungkin jauh dari kalian. Jika saja Bunda dukung dan selalu ada buat Zee. Zee enggak akan pergi" ucap Zee menggenggam tangan Shani dan mencium lembut tangan Bundanya.

"Zee juga kangen Bunda" gumam Zee dengan air yang menetes.

Tampa Zee sadari Cio yang baru pulang dari kantor diam - diam melihat hal itu. hatinya memanas mengingat kalau memang hubunganya dengan putra bungsunya itu tidak terjalin dengan baik. Ini di mulai sejak hari di mana Cio gagal menjaga Zee agar tetap tinggal di rumah ini.

Gerbang Dialog {24092020} (Chizee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang