Chapter 3

12.8K 680 13
                                    

Ini masih flashback ya

Untuk adegan flashback aku tulis miring hehe

Jangan lupa vote dan comment ya guys

*-*-*

"Terima kasih" ucap Melly dengan mendorong Austin untuk menjauh.

Austin hanya diam saja melepaskan Melly yang menatapnya dengan ragu-ragu. Tetapi dapat terlihat dengan jelas jika Melly terlihat kesal padanya.

Perempuan ini benar-benar galak. Austin tau hal itu karena selama beberapa bulan ini Austin benar-benar memantau Melly.

Dari segala sisi. Perempuan ini memiliki daya tarik yang tidak bisa digambarkan oleh Austin sendiri.

Sebelumnya Austin tidak pernah merasa setertarik ini dengan perempuan. Tetapi ketika melihat Melly untuk pertama kalinya di kamar mandi.

Austin jadi mengakui jika perempuan ini memang memiliki daya tarik yang spesial. Daya tarik yang tidak bisa ditampik oleh Austin.

Beberapa bulan lagi Austin akan lulus dari sekolah dan setelah itu tidak akan ada kata bermain setelah ini.

Dirinya harus fokus dengan apa yang diambilnya. Austin berencana untuk bergabung bersama Daddy-nya.

Axton saudaranya jelas-jelas tidak berminat untuk bergabung dengan ayah mereka. Lain halnya dengan Austin yang sangat antusias dengan segala hal tentang dunia malam.

Setidaknya Austin ingin menuntaskan rasa keinginan tauannya terhadap Melly. Sebelum Austin benar-benar harus fokus dengan dunia barunya.

"Kau takut terhadapku ?" Ucap Austin dan Melly terlihat mengernyitkan keningnya

"Tidak! Siapa yang mengatakan aku takut padamu" ucap Melly dengan berusaha terlihat angkuh.

Austin yang melihatnya mau tidak mau menampilkan senyum gelinya. Perempuan ini sangat berbeda.

Semua perempuan ingin di dekati olehnya. Bahkan berharap bisa di rangkul oleh Austin tapi perempuan ini malah menjauhinya dan terlihat terganggu dengan rangkulannya tadi.

"Mellyta, kau sungguh menarik. Kurasakan kau benar-benar cocok jika menjadi temanku"

Untuk saat ini

"Teman ? Kau dengar sendiri aku tidak ingin berteman dengan orang lain. Maaf tapi aku benar-benar tidak mau" Ucap Melly dan Austin tersenyum mendengarnya.

"Aku serius tadi jika kau menjadi temanku. Tidak akan ada yang berani mengganggumu. Kau akan aman"

"Kurasa tidak perlu, aku tidak mengganggu orang lain jadi tentu saja mereka tidak akan menggangguku" ucap Melly.

Austin menatap wajah bulat menggemaskan milik Melly. Perempuan ini benar-benar cantik dengan mata kecoklatan yang dimilikinya.

Dari jarak sedekat ini Austin tentu saja bisa mengamati wajah Melly secara leluasa. Satu hal yang diketahui Austin saat ini. Melly adalah gadis Naif.

Ya satu kata yang bisa menggambarkan sosok Melly. Austin mengangkat tangannya seakan menyerah mendengar ucapan Melly

"Baiklah. Aku tidak akan mengganggumu" ucap Austin dan membalikkan badannya

Melly yang melihat kepergian Austin benar-benar bimbang. Melly sendiri tidak tau perasaan apa yang sedang dirasakannya saat ini.

Ketika Austin pergi Melly memiliki rasa bersalah pada pria itu. Tetapi entahlah, Melly juga mengatakan hal yang sama terhadap Jhonny.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang